Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Sulut Segera Diresmikan
Rumah sakit darurat di Sulawesi Utara akan segera diresmikan demi mengurangi kepadatan pasien Covid-19 di rumah sakit-rumah sakit lainnya, terutama di Manado. ICU di sejumlah RS di Sulut juga dikabarkan hampir penuh.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Rumah sakit darurat di Sulawesi Utara akan segera diresmikan demi mengurangi kepadatan pasien Covid-19 di rumah sakit lainnya, terutama di Manado. Kapasitas ruang rawat intensif rumah sakit di Sulut juga dikatakan sudah melampaui 80 persen.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Jumat (15/1/2021), mengatakan, Rumah Sakit Lapangan Darurat Covid-19 Kitawaya segera diresmikan pada Kamis (21/1/2021) mendatang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan menyerahkannya kepada Pemprov Sulut untuk digunakan.
”Bersyukur karena pemerintah pusat memperhatikan apa kebutuhan daerah dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19. Saya berdoa supaya RS ini tidak perlu digunakan, keberadaannya sebagai antisipasi saja,” kata Olly dalam acara vaksinasi di halaman RS tersebut.
Olly mengatakan, RS Lapangan Darurat Covid-19 Kitawaya memiliki 80 tempat tidur isolasi dan ruang rawat intensif (ICU) berkapasitas lima orang. ”Peralatan, nakes (tenaga kesehatan), personel kesehatan lainnya, serta fasilitas makan minum sudah tersedia. RS ini siap pakai dan bisa digunakan seluruh masyarakat,” ujar Olly.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulawesi Utara Steaven Dandel mengatakan, RS Lapangan Darurat Covid-19 Kitawaya akan diperkuat sekitar 100 dokter dan perawat. ”Hari ini mereka sudah ada dan membantu vaksinasi,” katanya.
Bersyukur karena pemerintah pusat memperhatikan apa kebutuhan daerah dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19. Saya berdoa supaya RS ini tidak perlu digunakan, keberadaannya sebagai antisipasi saja. (Olly Dondokambey)
Menurut Steaven, RS itu sebenarnya sudah siap dipakai. Hanya ada urusan administrasi yang harus dipenuhi BNPB sebagai pihak pembangun dan Pemprov Sulut yang nantinya akan menggunakan. Wacana penggunaan RS Kitawaya pun digaungkan sejak pertengahan tahun lalu bersamaan dengan Balai Pelatihan Kesehatan Manado.
Sejak Kamis (14/1/2021) malam, sebanyak 18 RS rujukan dan penunjang rujukan di Sulut masih dapat menampung 467 pasien atau 53 persen dari kapasitas maksimalnya. Adapun 23 RS pelengkap masih menyediakan 267 tempat tidur kosong, setara 47 persen dari kapasitas total.
Meski demikian, beberapa rumah sakit sudah kewalahan, seperti RS Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu yang bahkan harus menambah tiga tempat tidur untuk pasien Covid-19, begitu pula RS GMIM Pancaran Kasih Manado. RSUD Talaud juga menambah enam tempat tidur untuk pasien Covid-19.
Hampir penuh
Kapasitas RS Umum Pusat Prof dr RD Kandou Manado juga hanya tersisa 38 persen dengan ICU yang penuh. Olly mengatakan, ICU di seluruh Sulut sudah hampir penuh. ”Sudah penuh 85 persen, artinya cuma tersisa 15 persen,” katanya.
Penuhnya kapasitas RS di Sulut disebabkan tren kasus Covid-19 yang terus meningkat. Setiap hari, jumlah kasus bisa melampaui 100. ”Tren ini sebenarnya sudah diprediksi, 14 hari setelah hari raya (Natal dan Tahun Baru) pasti terjadi peningkatan kasus,” kata Steaven.
Saat ini, Sulut telah mengakumulasi 10.893 kasus Covid-19. Sebanyak 7.911 kasus telah sembuh, sedangkan setidaknya 345 orang meninggal. Jumlah kasus aktif masih 2.637. Tiga daerah, yakni Manado, Minahasa Selatan, dan Minahasa Utara, masih digolongkan zona risiko tinggi atau zona merah, sedangkan 12 kabupaten/kota lainnya zona risiko sedang atau zona jingga.
Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengatakan, Manado kini memiliki 3.737 dari total kasus Covid-19 di Sulut. Nilai indeks risiko Manado per 10 Januari 1,63 setelah tercatat 1,36 pada pekan sebelumnya. Ia berharap ada perbaikan pada pekan selanjutnya.
Meski demikian, ia khawatir karena kapasitas ruang isolasi RS di Manado sudah hampir penuh. ”Saya dengar okupansinya hampir 90 persen, dan ini sudah berada di ambang yang harus diwaspadai bersama. Jadi saya tak jemu-jemu mengimbau jajaran forum pimpinan daerah di Manado untuk menyosialisasikan dan mengedukasi tentang protokol kesehatan,” kata Vicky.
Menurut Vicky, dimulainya vaksinasi adalah hal yang bagus. Namun, protokol kesehatan tetap menjadi cara utama mengatasi Covid-19. ”Vaksinasi itu hanya cara sekunder atau tersier. Yang utama tetap mematuhi protokol kesehatan,” katanya.