Kurang Sehat, Pejabat Pemerintahan Sulut Gagal Divaksin
Delapan dari total 13 orang anggota forum pimpinan daerah Sulawesi Utara, termasuk Gubernur Olly Dondokambey, batal menerima vaksin Covid-19. Mereka dijadwalkan kembali menerima vaksin pekan depan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Sebanyak delapan dari total 13 anggota forum pimpinan daerah Sulawesi Utara, termasuk Gubernur Olly Dondokambey, batal menerima vaksin Covid-19 akibat kondisi medis saat hendak divaksinasi, Jumat (15/1/2021). Mereka dijadwalkan kembali menerima vaksin itu pekan depan.
Vaksinasi yang diikuti 13 orang itu dilaksanakan secara seremonial di Rumah Sakit (RS) Darurat Lapangan Kitawaya, Manado, untuk menandai dimulainya program vaksinasi di Sulut, diawali di dua kota, yaitu Manado dan Tomohon. Olly masuk dalam urutan kedua orang yang akan divaksin, tetapi prosesnya terhenti di meja penapisan.
Setelah suhu tubuh dan tekanan darahnya diukur serta dimintai keterangan soal 16 kondisi yang tak boleh dimiliki seorang penerima vaksin, Olly kembali ke tempat duduknya.
”Ada (kondisi) yang harus diperbaiki. Tekanan darah saya masih tinggi, dan HbA1C (hemoglobin yang terkait dengan gula) juga belum memenuhi syarat,” kata Olly.
Oleh karena itu, Olly akan memperbaiki kondisi medisnya sebelum dijadwalkan kembali untuk vaksinasi sepekan lagi. ”Harus jaga kesehatan, tidur cukup, dan olahraga. Saya diminta perbaiki lagi supaya manfaat dari vaksin ini bisa terasa. Masyarakat luas pun akan betul-betul di-screening, jangan sampai nantinya ada efek samping,” ujarnya.
Sebaliknya, Panglima Komando Daerah Militer XIII/Merdeka Mayor Jenderal Santos Matondang, Kepala Kejaksaan Tinggi Sulut Dita Prawitaningsih, dan Komandan Komando Resimen Militer 131/Santiago Brigadir Jenderal Prince Meyer Putong lolos penapisan dan menerima vaksin. Ketua dan Wakil Ketua Bhayangkari Sulut, Rita Panca Putra dan Vily Rudi Darmoko, juga memenuhi syarat untuk menerima suntikan 0,5 mililiter vaksin CoronaVac itu.
Dita mengatakan tidak memiliki persiapan khusus sebelum vaksinasi. Kebetulan, ia juga sudah tidak makan daging sehingga tidak khawatir akan adanya risiko tekanan darah tinggi. Dita sempat merasa takut sebelum disuntik, tetapi ternyata tak merasakan sakit sama sekali.
”Saya harap, masyarakat juga mau disuntik. Jangan dengar hoaks yang mengatakan vaksin berbahaya karena jelas aman. Sudah melalui prosedur, termasuk uji klinis,” katanya.
Sementara itu, Santos mengatakan, tidak ada efek yang terasa 30 menit setelah vaksinasi, termasuk pegal-pegal, sebagaimana dikatakan Presiden Joko Widodo setelah disuntik vaksin, Rabu (13/1/2021).
”Saya akan dapat dosis kedua pada 29 Januari 2021 nanti. Saya harap masyarakat Sulut turut serta divaksin agar penularan Covid-19 bisa dihentikan,” ujarnya.
Saya harap masyarakat juga mau disuntik. Jangan dengar hoaks yang mengatakan vaksin berbahaya karena jelas aman. Sudah melalui prosedur, termasuk uji klinis.
Setelah jajaran pejabat, seorang tenaga kesehatan, Muhammad Reza (29), juga menerima vaksin di RS Darurat Lapangan Kitawaya. Staf RS Mata Provinsi Sulut ini mendaftar untuk menerima vaksin di klinik Pemprov Sulut. Namun, dia diminta pindah ke RS Kitawaya karena semua nakes ditugaskan untuk acara pencanangan vaksinasi.
Reza menyatakan tidak takut divaksin demi menghentikan penularan Covid-19. ”Saya dari awal yakin ingin divaksin. Rasanya juga seperti disuntik vaksin biasa, tidak sakit. Jadi teman-teman nakes tidak perlu takut. Saya sarankan, sebelum vaksinasi, tidur cukup dan jangan lupa sarapan,” katanya.
Sementara itu, Pemkot Manado juga memulai program vaksinasi dengan penyuntikan vaksin CoronaVac bagi jajaran pejabat kota. Wali Kota Manado Vicky Lumentut menyebut, vaksinasi perdana di Manado sebagai hari bersejarah dalam upaya menumpas Covid-19 dan menyehatkan masyarakat.
Ia berharap, vaksinasi dapat menjadi awal pulihnya aktivitas sosial dan ekonomi di Manado. Saat ini, status ibu kota Sulut itu masih zona risiko tinggi penularan dengan skor 1,63 atau meningkat dari pekan sebelumnya 1,36. Karena itu, ketaatan terhadap protokol kesehatan masih jadi cara utama untuk mencegah penularan virus korona.
Vaksinasi dapat menjadi awal pulihnya aktivitas sosial dan ekonomi di Manado.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulut dr Steaven Dandel mengatakan belum mengetahui jumlah nakes yang sudah divaksinasi.
”Data yang tersedia secara online belum dapat dibuka karena server sibuk. Ada puluhan ribu pos pelayanan vaksinasi di seluruh Indonesia dan semuanya coba mengakses,” katanya.
Sejauh ini, Sulut sudah mendapatkan 23.760 dosis vaksin bagi 22.110 nakes yang telah terdaftar dalam vaksinasi tahap pertama. Namun, stok vaksin masih kurang karena setiap orang harus mendapat dua dosis dalam rentang dua minggu. Karena itu, vaksin baru didistribusikan ke Manado dan Tomohon masing-masing 13.000 dan 3.100 dosis.
Uji klinik vaksin CoronaVac di Indonesia terhadap 1.620 sukarelawan menunjukkan efikasi sebesar 65,3 persen. Imunogenitas vaksin ini, yaitu kemampuannya memicu respons kekebalan tubuh, mencapai 99,23 persen.
Badan Pengawas Obat dan Makanan menyatakan, kemungkinan munculnya efek samping ringan hingga sedang, seperti nyeri, iritasi, dan pembengkakan, sangat kecil. Efek samping berat, seperti sakit kepala, gangguan kulit, dan diare, juga hanya berkisar 0,1-1 persen.