Gempa Kembali Guncang Sulbar, Sejumlah Kerusakan Parah Dilaporkan
Belum lagi ketakutan warga hilang setelah gempa pertama pada Kamis (14/1/2021), gempa susulan lebih besar melanda Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) dini hari. Sejumlah kerusakan parah dilaporkan.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Gempa kembali mengguncang Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) dini hari. Gempa terjadi sekitar pukul 02.28 Wita dengan magnitudo 6,2. Sebelumnya, Kamis (14/1/2021) sore, gempa bermagnitudo 5,9 mengguncang wilayah tersebut. Sejumlah kerusakan parah dilaporkan melanda Mamuju dan Majene, termasuk Kantor Gubernur Sulbar.
Gempa pada dini hari ini membuat warga berhamburan keluar rumah. Sebagian yang sudah mengungsi sejak Kamis sore berlarian mencari tempat tinggi. Kekhawatiran akan terjadinya tsunami memicu pergerakan warga ke lokasi-lokasi yang dianggap tinggi.
”Dalam kurang dari 24 jam, ini gempa terbesar yang kami rasakan. Sejak gempa pertama, beberapa kali terjadi gempa susulan, tapi yang ini berbeda. Kami semua meninggalkan rumah untuk mencari tempat aman,” kata M Farhanuddin, warga Kabupatem Majene.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, titik episenter gempa berada sekitar 6 kilometer timur laut Majene di kedalaman 10 kilometer. Getaran gempa dirasakan di Majene (IV-V MMI), Mamuju (IV MMI), Mamuju Tengah dan Mamuju Utara (III-IV MMI), serta Mamasa (III MMI). MMI merupakan skala intensitas gempa yang mengukur dampak getaran terhadap kondisi sekitar dengan skala I (paling rendah) hingga XII (tertinggi).
Selain itu, getaran juga dirasakan di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, termasuk hingga Makassar. Jarak Makassar-Sulbar setidaknya 180 kilometer garis lurus.
Informasi yang diperoleh di Sulbar menyebut gempa menyebabkan sejumlah kerusakan bangunan, baik rumah, perkantoran, maupun rumah sakit. Bahkan, Kantor Gubernur Sulbar dan sebuah hotel besar di Kabupaten Mamuju juga mengalami kerusakan cukup parah. Mamuju bertetangga dengan Majene sekaligus ibu kota provinsi.
Sejumlah orang juga melaporkan keluarga yang diduga tertimbun reruntuhan bangunan. Sebenarnya, pascagempa Kamis sore, banyak warga yang mengungsi dan enggan pulang ke rumah. Hal ini dipicu kekhawatiran gempa susulan dan isu tsunami. Sebagian tidur di tenda-tenda di pinggir jalan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat Darno Majid, Kamis sore, menyebut menerima berbagai laporan kerusakan, termasuk terjadinya longsor sebagai dampak gempa pertama.
”Data valid masih kami minta dari semua kabupaten. Namun, sejauh ini hasil pantauan kami menunjukkan, terjadi sejumlah kerusakan bangunan. Jalan lingkar selatan antara Majene dan Mamuju juga terjadi longsor. Pihak Dinas PU sudah menurunkan alat berat,” kata Darno.
Petugas BPBD juga sudah turun mengedukasi warga agar tak panik dan tak termakan isu tsunami. Namun, gempa susulan yang lebih besar ini membuat warga kini kian ketakutan.