Kabupaten Magelang Siapkan Empat Skenario Pengungsian Merapi
Kabupaten Magelang siapkan empat skenario untuk mengungsikan warga saat bahaya erupsi Gunung Merapi mengancam. Semua disiapkan dengan mempertimbangkan risiko bahaya erupsi dan penularan Covid-19.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyiapkan empat skenario pengungsian warga lereng Gunung Merapi. Empat rancangan itu disiapkan sebagai bentuk antisipasi berbagai dampak bahaya erupsi, sekaligus mempertimbangkan upaya penyelamatan warga di tengah situasi pandemi Covid-19.
”Kami berupaya menyiapkan skenario untuk mengantisipasi kondisi terburuk saat dampak erupsi berlangsung masif dan meluas,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto saat ditemui pada Jumat (15/1/2021).
Skenario pertama dibuat berdasarkan rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta bahwa warga berpotensi terdampak erupsi adalah mereka yang bertempat tinggal dalam radius 5 kilometer dari kawah Gunung Merapi. Tiga desa tersebut adalah Desa Krinjing, Paten, dan Ngargomulyo, yang semuanya berada di wilayah Kecamatan Dukun.
Adapun saat ini, BPBD Kabupaten Magelang menjalankan skenario kedua dengan mengungsikan warga dari 11 dusun di empat desa di Kecamatan Dukun. Tambahan pengungsi dua dusun itu terjadi karena Desa Keningar yang berlokasi 7 kilometer dari puncak Merapi turut mengungsi akibat khawatir bahaya erupsi.
Sementara skenario ketiga dibuat dengan mempertimbangkan kemungkinan saat 30 dusun di empat desa tersebut harus mengungsi. Adapun skenario keempat atau yang terakhir dibuat dengan mengantisipasi kondisi terburuk saat semua dusun di 19 desa pada kawasan rawan bencana III di tiga kecamatan di Kabupaten Magelang harus mengungsi. Menyikapi kondisi terburuk itu, Pemkab Magelang telah menyiapkan 14.689 bilik bagi pengungsi.
Bilik-bilik tersebut tersebar di sejumlah dari delapan kecamatan yang menjadi desa penyangga (sister village) dari desa-desa di KRB III. Pada setiap skenario, penempatan pengungsi harus dipersiapkan detail dengan mempersiapkan bilik demi menjaga ketertiban dan menjaga jarak sesuai standar protokol kesehatan.
Dengan mempertimbangkan status Gunung Merapi yang masih ditetapkan Siaga (Level III), Pemerintah Kabupaten Magelang saat ini juga masih terus memperpanjang status tanggap darurat bencana erupsi Merapi hingga sebulan mendatang. Sebelumnya, status tanggap darurat bencana erupsi ditetapkan pada 1-15 Januari 2021.
Berdasarkan informasi dari BPPTKG, lanjut Edy, Gunung Merapi masih berpotensi mengeluarkan letusan eksplosif. Oleh sebab itu, warga dari kelompok rentan yang bertempat tinggal dalam radius 5 kilometer diharapkan tetap tertib dan tidak meninggalkan pengungsian.
Pemerintah Kabupaten Magelang masih terus memperpanjang status tanggap darurat bencana erupsi Merapi hingga sebulan mendatang.
Anggaran
Sekalipun status tanggap darurat bencana erupsi diperpanjang, hingga saat ini dana bantuan tak terduga (BTT) belum juga cair. Terkait hal ini, Edy mengatakan, pemerintah desa penyangga sebagai penyedia lokasi pengungsian diminta untuk tetap berupaya mencukupi kebutuhan pengungsi.
”Ketika dana BTT cair, semua pengeluaran akan diganti dengan dana tersebut,” ujarnya.
Wahyudi, salah seorang koordinator pengungsi asal Dusun Babadan I, Desa Paten, Kecamatan Dukun, mengatakan, hingga kini warga Dusun Babadan I yang mengungsi di Balai Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, masih sering pulang ke rumah demi alasan bertani.
”Selain untuk dijual dan memenuhi kebutuhan sendiri, hasil panen dari lahan pertanian itu juga dibutuhkan untuk mendukung pemenuhan logistik di pengungsian,” ujarnya.