Wali Kota Palangkaraya Divaksin meski Pernah Terpapar Covid-19
Vaksin mulai diberikan kepada tenaga kesehatan dan pejabat di Kota Palangkaraya. Vaksin diprioritaskan untuk mereka yang belum terpapar virus tersebut dan mereka yang kondisi kesehatannya masih baik.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Meski pernah terpapar Covid-19, Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin tetap mengikuti vaksinasi. Hal itu dinilai tidak sesuai dengan petunjuk teknis vaksinasi, khususnya untuk tahap awal.
Fairid bersama beberapa pejabat lainnya melakukan vaksinasi di Rumah Sakit Umum Kelas D Kota Palangkaraya di Kalampangan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (14/1/2021). Seusai vaksinasi, Fairid menjelaskan kepada media bahwa dia sudah enam bulan lalu terpapar dan kini dalam kondisi sehat.
”Diterangkan medis, saya boleh ikut, makanya divaksin. Apalagi, seusai diperiksa, semuanya normal saja,” ujar Fairid.
Fairid menjelaskan, dirinya mengikuti vaksinasi untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat Kota Palangkaraya agar tidak ragu ikut vaksinasi. ”Lebih dari 30 menit seusai divaksin, saya tidak merasakan gejala,” ungkapnya.
Ia diberi vaksin oleh dokter dari RSU Kelas D Kota Palangkaraya, Probo Wuryantoro. Probo menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat Fairid bisa ikut vaksinasi.
”Beliau sudah lewat dari enam bulan terpapar virus ini. Kami juga, kan, tidak tahu jumlah partikel virus yang saat itu menginfeksi beliau,” kata Probo.
Dalam petunjuk teknis vaksinasi memang tidak terdapat larangan terhadap mereka yang sudah terpapar. Namun, mereka bukan prioritas diberi vaksin tahap pertama. Orang yang pernah terpapar kemungkinan telah membentuk antibodinya sendiri.
Fairid terpapar pada 27 April 2020. Dia kemudian melaksanakan karantina mandiri selama 23 hari dan sempat dirawat. Dia lalu dinyatakan sembuh setelah hasil uji usapnya dua kali negatif (Kompas, 28/4/2020).
Probo menjelaskan, jarak dari mendapatkan hasil negatif hingga saat vaksinasi melewati enam bulan. Hal itu membuat kemungkinan antibodi yang terbentuk saat terpapar sudah tidak memberikan kekebalan optimal. Vaksin menjadi penting karena Wali Kota tetap bekerja dan berinteraksi dengan masyarakat.
”Secara klinis masih tetap diperbolehkan untuk memberikan kekebalan yang optimal dengan dosis yang diukur,” kata Probo.
Sebelum divaksin, tenaga kesehatan juga melakukan pemeriksaan cepat kepada Fairid dan hasilnya nonreaktif. ”Memang sesuai dengan petunjuk teknis diutamakan mereka yang belum terpapar karena harapannya yang sudah terpapar bisa memiliki kekebalan alamiah,” ungkap Probo.
Data Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng menunjukkan Kota Palangkaraya menjadi salah satu wilayah dengan jumlah kasus paling banyak, yakni mencapai 2.303 kasus positif. Terdapat 1.640 pasien sembuh dari Covid-19. Sebanyak 96 orang meninggal. Jumlah itu merupakan yang terbanyak di antara 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah.
Ketua Harian Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kota Palangkaraya Emi Abriyani menjelaskan, pihaknya sedang menunggu surat edaran wali kota untuk pembatasan kegiatan masyarakat. Kebijakan itu merupakan upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Palangkaraya.
”Surat itu sudah di biro hukum dan sedang dibahas. Dalam waktu dekat akan kami sosialisasikan ke masyarakat,” kata Emi.