Vaksinasi Perdana di Jawa Timur Melibatkan 22 Penerima
Sebanyak 22 orang dari berbagai kalangan menerima vaksinasi Covid-19 Sinovac edisi perdana di Jatim, Kamis (14/1/2021). Vaksinasi ini diharapkan menjadi penyempurna dari ikhtiar sebelumnya untuk memerangi pandemi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI/AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sebanyak 22 orang dari berbagai kalangan menerima vaksinasi Covid-19 Sinovac edisi perdana di Jawa Timur yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (14/1/2021). Vaksinasi ini diharapkan menjadi penyempurna dari ikhtiar sebelumnya untuk memerangi pandemi yang berimplikasi pada beragam sendi kehidupan.
Penerima vaksin tersebut berasal dari beragam kalangan, mulai dari pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Jatim, pimpinan daerah di Jatim, pimpinan rumah sakit pemerintah dan swasta, wakil rakyat, tokoh agama, hingga orang-orang yang berpengaruh di media sosial atau influencer.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mendapat giliran pertama menerima vaksin Covid-19 Sinovac. Diikuti kemudian oleh Wakil Kepala Polda Jatim Brigjen (Pol) Slamet Hadi Supraptoyo, Pangdam V Brawijaya Mayjen Suharyanto, Kepala Kejaksaan Tinggi Jatim Mochammad Dhofir, dan Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak.
Proses vaksinasi berjalan lancar dan cepat. Ini merupakan salah satu ikhtiar bersama memerangi Covid-19. Namun, bukan berarti tidak perlu lagi menerapkan protokol kesehatan. (Emil Elestianto Dardak)
Selain itu, Sekda Provinsi Jatim Heru Tjahjono, Direktur RSUD dr Soetomo Surabaya Joni Wahyuadi, Direktur RSAL dr Ramelan Surabaya Radito Susanto, serta Kepala BPOM Surabaya Rustiawati juga divaksin. Dalam kesempatan itu turut serta dua orang berpengaruh di media sosial, yakni Bayu Skak dan Tom Liwafa.
”Proses vaksinasi berjalan lancar dan cepat. Ini merupakan salah satu ikhtiar bersama memerangi Covid-19. Namun, bukan berarti tidak perlu lagi menerapkan protokol kesehatan,” ujar Emil seusai menerima vaksin.
Protokol kesehatan
Pernyataan itu dikuatkan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim Sutrisno yang meminta masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan untuk menangkal paparan Covid-19. Menurut dia, pandemi tiada henti mengiringi perjalanan kehidupan manusia. Sejarah mencatat telah banyak jenis virus yang berdampak luar biasa bagi kehidupan, contohnya flu Spanyol karena menelan korban hingga ratusan juta jiwa.
Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sendiri saat ini sudah menginfeksi hampir 90 juta jiwa dan menyebabkan sedikitnya 2 juta jiwa meninggal. Di Indonesia, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 mencapai 858.043 orang, dengan 24.951 orang di antaranya meninggal.
Sejarah juga mencatat, untuk menangkal virus diperlukan vaksin. Saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berhasil mengakselerasi proses pembuatan vaksin yang sebelumnya butuh waktu lima tahun hingga 10 tahun menjadi kurang dari setahun. Bahkan, telah hadir beragam platform vaksin Covid-19 yang nantinya juga akan disediakan oleh Pemerintah Indonesia.
Vaksin yang datang paling awal ini, yakni Sinovac, berisi virus yang telah dilemahkan. Dari kajian ilmu pengetahuan, vaksin Covid-19 Sinovac diyakini aman untuk digunakan. Oleh karena itu, seluruh masyarakat Jatim diharapkan kompak ikut serta dalam program vaksinasi, tanpa merasa takut.
”Vaksin adalah harapan. Namun, yang perlu digarisbawahi, vaksin bukan menyelesaikan semua masalah. Meskipun sudah divaksin, tetap menerapkan protokol kesehatan. Jangan beranggapan setelah divaksin bisa bebas (berbuat semaunya),” kata Sutrisno.
Dengan seluruh masyarakat telah divaksin, diharapkan tercipta kekebalan komunitas. Meski demikian, penerapan protokol kesehatan harus terus dilakukan sebagai bagian dari pola hidup sehat. Sutrisno mengimbau masyarakat yang masih meragukan vaksin agar mencari referensi yang benar dan tidak mudah terpancing oleh informasi yang bersifat menghasut.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan MUI sudah mengeluarkan imbauan kepada seluruh umat Islam untuk turut serta menyukseskan program vaksinasi dengan cara menyiapkan diri sebaik-baiknya. MUI mengimbau seluruh ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh organisasi kepemudaan untuk berperan serta menyukseskan program vaksinasi.
”Vaksinasi ini untuk keselamatan, kesehatan, dan kemaslahatan kita semua. Dalam perspektif kehalalan dan penggunaan atau efikasinya, sudah memiliki dasar yang kuat,” ucap Mutawakkil.
MUI sudah menyatakan vaksin Covid-19 Sinovac halal. Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menyatakan keamanan penggunaan vaksin dengan mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization dan IDI Jatim telah menjelaskan manfaat vaksin tersebut bagi kesehatan. Oleh karena itu, masyarakat harus percaya karena tidak ada niat pemerintah untuk mencelakakan rakyatnya.
Pemerintah RI tidak akan mempertaruhkan nyawa rakyatnya. Oleh karena itulah, kita harus yakin dengan kemanfaatan program vaksinasi ini walaupun vaksin ini tidak menjamin keberhasilannya 100 persen. (KH Hasan Mutawakkil Alallah)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, setelah pelaksanaan vaksinasi di Grahadi, mulai Jumat (15/1/2021) pelaksanaan serupa dilanjutkan di Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Vaksinasi di Jatim diprioritaskan di daerah ini karena jumlah vaksin yang diterima baru 77.760 dosis.
”Dari jumlah yang diterima tersebut, semua telah terdistribusi ke kabupaten dan kota masing-masing. Dalam waktu sesegera mungkin akan ada pengiriman lagi agar jangkauan distribusinya lebih luas,” kata Khofifah.
Bagi Jatim, program vaksinasi penting untuk memutus sebaran Covid-19. Apalagi angka kematian di Jatim sangat signifikan karena merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Jawa, seperti DKI Jakarta, Jabar, Jateng, dan Banten.
Vaksin diharapkan mampu menjadi penyempurna ikhtiar yang selama ini sudah dilakukan untuk mengatasi pandemi Covid-19. Ikhtiar itu antara lain menerapkan pembatasan sosial berskala besar hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, operasi yustisi protokol kesehatan, dan peningkatan kesadaran masyarakat melalui kampung tangguh.
Sementara Pemerintah Kota Surabaya bakal menggelar pencanangan vaksinasi Covid-19 di Balai Kota Surabaya, Jumat (15/1/2021). Menurut rencana, vaksinasi dimulai pukul 08.30 dengan peserta jajaran dari Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya.
Sudah siap
Pelaksana Tugas Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan keperluan untuk giat vaksinasi, mulai dari peralatan, meja dan kursi, hingga bilik untuk tempat penyuntikan vaksin.
Hingga Kamis petang, dari 16 nama yang akan divaksinasi, 4 orang belum terkonfirmasi apakah bisa ikut atau tidak. Dalam pencanangan vaksinasi Covid-19 ini, Dinas Kesehatan Kota Surabaya telah mempersiapkan sembilan tenaga kesehatan, terdiri dari dokter dari RSUD Dr Soewadhie dan puskesmas.
Menurut Whisnu, setelah kegiatan pencanangan vaksin yang diikuti Forpimda Surabaya, selanjutnya dilakukan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan dan tenaga penunjang non-tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Pemkot Surabaya sudah menyiapkan 109 fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendukung kegiatan vaksinasi di Surabaya.
Fasilitas pelayanan kesehatan itu terdiri dari 63 puskesmas dan 46 rumah sakit yang tersebar di beberapa wilayah Kota Pahlawan. ”Semua sudah siap. Dari gelombang pertama mendapat jatah 33.420 vial dan ditargetkan tuntas dalam tiga pekan, dengan perhitungan setiap minggu bisa menyasar 10.000 orang,” ujarnya.