Ridwan Kamil: Jangan Euforia meskipun Sudah Divaksin
Vaksinasi Covid-19 di Jawa Barat dimulai di enam daerah, Kamis (14/1/2021). Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengingatkan penerima vaksin agar tidak euforia, melainkan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 di Jawa Barat dimulai di enam daerah, Kamis (14/1/2021). Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengingatkan penerima vaksin agar tidak euforia, melainkan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, penyuntikan vaksin perlu dilakukan dua kali agar efektif. Penyuntikan dosis kedua akan diberikan 14 hari berselang. ”Jadi, jangan euforia dulu meskipun sudah divaksin. Hari ini baru setengah dosis,” ujarnya di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin, Kota Bandung.
Sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Jabar, di antaranya Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Sekretaris Daerah Jabar Setiawan Wangsaatmaja beserta Kepala Kepolisian Daerah Jabar Inspektur Jenderal Ahmad Dofiri, perwakilan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pengurus organisasi profesi mengikuti vaksinasi perdana di RS Hasan Sadikin.
Sementara itu, Kamil tidak terdaftar sebagai calon penerima vaksin. Sebab, mantan Wali Kota Bandung itu telah menjadi peserta uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan PT Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Berkaca dari pengalaman menjadi sukarelawan uji klinis, Kamil mengatakan, peningkatan antibodi terpantau tiga bulan setelah penyuntikan vaksin dosis kedua. ”Oleh sebab itu, harus tetap pakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan,” ucapnya.
Selain di Kota Bandung, vaksinasi perdana juga digelar di lima daerah lainnya, yaitu Kota Cimahi, Depok, Bogor, serta Kabupaten Bandung dan Bandung Barat. Sementara penyuntikan vaksin di Kota Bekasi dijadwalkan Jumat (15/1/2021).
Menurut Kamil, vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan mesti berjalan beriringan untuk meredam pandemi Covid-19. Sejumlah 20 daerah di Jabar menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional pada 11-25 Januari untuk meminimalkan potensi penularan virus korona baru.
Hingga Kamis pukul 19.30, kasus Covid-19 di Jabar berjumlah 104.541 kasus. Sejumlah 17.032 orang dalam perawatan atau isolasi, 86.242 orang sembuh, dan 1.267 orang meninggal.
Terdapat 12.679 kasus baru dalam sepekan terakhir. Kasus Covid-19 di Jabar masih didominasi dari kawasan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) dan Bandung Raya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Dewi Sartika mengatakan, vaksin untuk tahap pertama termin satu sudah tiba di setiap kabupaten/kota penerima. Pada tahap ini, sasaran vaksinasi berjumlah 74.760 tenaga kesehatan. Selanjutnya, tahap pertama termin kedua, Februari 2021, Jabar akan menerima alokasi vaksin Sinovac 160.000 dosis untuk 27 kabupaten/kota.
Vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan mesti berjalan beriringan untuk meredam pandemi Covid-19.
Tidak sakit
Seusai disuntik vaksin, peserta diminta menunggu selama 30 menit untuk diobservasi. Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Ahmad Dofiri mengatakan tidak merasakan gejala apa pun. Namun, tim dokter mengingatkan dalam tiga hari kemungkinan terasa pegal.
”Sama sekali tidak sakit. Warga jangan takut divaksin. Vaksin ini sudah jelas kehalalan dan keamanannya,” ucapnya.
Dofiri berharap masyarakat tidak terprovokasi informasi dari sumber yang tidak valid mengenai vaksinasi tersebut. Dengan begitu, penyuntikan vaksin dapat berjalan lancar sehingga upaya melawan pandemi Covid-19 berjalan efektif.
”Saya mengimbau tidak ada pihak yang memprovokasi terkait vaksin ini. Tentu akan ada langkah hukum kalau memang itu betul-betul meresahkan,” ujarnya.