Lebih-Kurang 5.000 Warga Bandung Sudah Disuntik Vaksin Covid-19
Sebanyak 10 figur publik dan 5.000-an petugas yang bekerja di lingkungan fasilitas kesehatan Kota Bandung mendapat Vaksin Covid-19 perdana. Vaksinasi ini diharapkan jadi salah satu solusi untuk meredam pandemi.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak 5.000 orang yang bekerja di fasilitas kesehatan di Kota Bandung, Jawa Barat, divaksinasi di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Kamis (14/1/2020). Vaksinasi perdana ini juga melibatkan sejumlah pimpinan daerah dan figur publik.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara memaparkan, dalam vaksinasi tahap 1 ini, ada lebih kurang 25.200 petugas di beragam fasilitas kesehatan di kota Bandung yang telah terdaftar. Kota Bandung mendapatkan jatah vaksin 25.000 dosis. Untuk vaksinasi, pihaknya telah menyiapkan 191 fasilitas kesehatan dan 499 petugas penyuntik vaksin atau vaksinator.
”Jadi, hitungannya tidak hanya tenaga kesehatan, tetapi juga semua warga Bandung yang bekerja di fasilitas kesehatan. Data akan terus terbuka. Yang masuk ke sistem kami baru sekitar 25.200. Penyuntik juga harus kompeten dan sesuai kemampuan mereka,” katanya.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menjadi penerima pertama vaksin Covid-19 pada pukul 09.30. Setelah itu, Kepala Polrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya dan jajaran pimpinan lainnya. Selama vaksinasi itu, hadir juga Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
Yana tidak masuk ke dalam program vaksinasi lantaran pernah terpapar Covid-19. Hal serupa juga berlaku untuk Wali Kota Bandung Oded M Danial. Saat ini, Oded masih menyelesaikan masa isolasi.
”Vaksinasi para pionir ini diharapkan mampu memberi motivasi dan informasi pentingnya vaksinasi untuk bangsa dan negara,” ujarnya.
Jaga protokol
Selain pejabat daerah, musisi Nazril Irham atau Ariel Noah dan penulis buku Risa Saraswati ikut dalam vaksinasi perdana itu. Ariel menyatakan, keikutsertaan ini dilakukan atas kesadaran sendiri untuk membuktikan vaksinasi aman bagi publik.
”Kalau ragu, sih, enggak, hanya bingung saja kenapa banyak pro dan kontra. Saya berani maju sebagai tindakan nyata dan bisa dilihat,” ujarnya.
Penyuntikan perdana ini berlangsung tidak lebih dari lima menit per orang. Ema mengatakan hanya nyeri saat penyuntikan dan tidak ada efek lanjutan. Penerima vaksin perdana lainnya juga tidak merasakan gejala yang berarti.
”Selama penyuntikan tidak ada reaksi. Suhu badan saya normal dan belum terasa pegal. Semua sudah ditetapkan sesuai standar dan saya akan divaksinasi ulang pada 28 Januari 2021,” ujar Ema.
Ema menuturkan, kondisi ini menjadi bukti bahwa vaksin Covid-19 ini aman dan bisa digunakan untuk masyarakat. Meski telah divaksinasi, Ema meminta para penerima untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, terutama menjaga jarak dan menggunakan masker. Hal tersebut dilakukan karena vaksin membutuhkan waktu untuk membentuk imunitas tubuh melawan Covid-19.