Kalsel Direndam Banjir, Status Tanggap Darurat Sangat Dibutuhkan
Banjir mengepung sembilan dari 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan. Pemerintah provinsi langsung memproses peningkatan status bencana dari siaga darurat menjadi tanggap darurat agar penanganan bisa lebih optimal.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Sebanyak sembilan dari 13 kota/kabupaten di Kalimantan Selatan direndam banjir, Kamis (14/1/2021). Penetapan status tanggap darurat banjir di tingkat provinsi sangat dibutuhkan agar penanganan warga terdampak bisa lebih optimal.
Berdasarkan data Dinas Sosial Kalsel, banjir terjadi di Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Balangan. Banjir juga merendam Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru. Hanya Kabupaten Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu, dan Kabupaten Kotabaru yang belum dilanda banjir.
Dinas Sosial Kalsel mencatat, dari tujuh kabupaten/kota terlanda banjir, tercatat 71.339 jiwa terdampak. Ketinggian air di beberapa lokasi banjir melebihi 1 meter. ”Sebagian warga harus mengungsi,” ujar Azidin Noor, operator radio dan pendataan Taruna Siaga Bencana pada Dinas Sosial Kalsel di Banjarmasin, Kamis sore.
Menurut Pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel Mujiyat, provinsi sudah bisa menetapkan status tanggap darurat banjir. Alasannya, Banjar dan Tanah Laut sudah menetapkan status tanggap darurat banjir. Dua daerah itu sudah dilanda banjir sejak seminggu lalu.
”Terhitung sejak 10 Desember 2020, status kebencanaan di Kalsel masih siaga darurat banjir. Namun, sekarang sudah diusulkan untuk naik ke tanggap darurat. Surat keputusan (SK) tanggap darurat sedang diproses di Biro Hukum Sekretariat Daerah,” katanya.
Mujiyat juga meminta pemerintah kabupaten/kota untuk mengoptimalkan penanganan banjir di daerahnya masing-masing, khususnya evakuasi korban banjir. ”Kami tidak mungkin bisa sendirian menangani bencana itu. Semua kabupaten/kota harus bertanggungjawab,” ujarnya.
Penjabat Sekretaris Daerah Kalsel Roy Rizali Anwar menggelar rapat dengan beberapa instansi terkait hal ini. Mereka membahas kemungkinan meningkatkan status kebencanaan di Kalsel dari siaga darurat banjir menjadi tanggap darurat banjir agar penanganannya bisa lebih optimal.
Roy mengatakan, sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI untuk memperbaiki jembatan yang rusak akibat banjir di jalan nasional pada wilayah Kabupaten Banjar. ”Untuk sementara akan dibuatkan jembatan darurat agar bisa untuk lalu lintas kendaraan dengan beban maksimal 6 ton,” katanya.
Di samping itu, Roy juga minta semua Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemprov Kalsel melibatkan instansi lain dan mitra kerjanya agar menggalang bantuan sebanyak-banyaknya melalui posko bencana di Dinas Sosial. Bantuan itu nanti akan disalurkan secara bertahap.
”Kami juga menerima bantuan dari masyarakat yang ingin berpartisipasi meringankan korban banjir,” ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor, Banjarbaru, juga sudah mengeluarkan peringatan dini untuk mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang pada 13-15 Januari 2021 di hampir seluruh wilayah Kalsel.