Vaksinasi di Sidoarjo Sasar Pejabat Daerah Dulu, Tenaga Kesehatan Kemudian
Ribuan dosis vaksin Covid-19 Sinovac tiba di Sidoarjo dan disimpan di ruang pendingin Dinas Kesehatan Sidoarjo. Pemberian vaksin mulai dilakukan Jumat (15/1/2021) dengan sasaran 10 pejabat daerah sebagai teladan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO,KOMPAS — Sebanyak 4.000 dosis vaksin Covid-19 Sinovac telah tiba di Sidoarjo dan disimpan di ruang pendingin Dinas Kesehatan setempat. Pemberian vaksin mulai dilakukan Jumat (15 /1/2021) dengan sasaran 10 pejabat daerah serta tokoh agama, pekan berikutnya baru tenaga kesehatan.
Berdasarkan Pantauan Kompas, vaksin Covid-19 Sinovac tiba di kantor Dinkes Sidoarjo, Rabu (13/1/2021) sekitar pukul 12.30 dengan pengawalan ketat dari Kepolisian Daerah Jatim dan Polresta Sidoarjo. Vaksin diambil dari gudang penyimpanan Dinkes Jatim di Jalan Ahmad Yani Surabaya.
Dari gudang penyimpanan, tim mendistribusikan vaksin ke Dinkes Surabaya, kemudian Sidoarjo, dan terakhir Kabupaten Gresik. Vaksinasi Covid-19 tahap pertama di Jatim diprioritaskan di tiga daerah di Surabaya Raya dengan pertimbangan antara lain penambahan kasus dan risiko penularan tinggi.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, jumlah vaksin terkirim sebanyak 4.000 dosis dari alokasi 8.720 dosis vaksin. Sesuai ketentuan perundangan, vaksin diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dengan jumlah total 11.200 orang. Dari jumlah tersebut hanya 8.720 tenaga kesehatan yang memenuhi kriteria penerima vaksin.
”Adapun kriterianya, antara lain berusia minimal 18 tahun dan maksimal 59 tahun. Dalam kondisi sehat dan bukan penyintas Covid-19, tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid, serta tidak sedang hamil maupun menyusui,” ujar Syaf Satriawarman.
Pemberian vaksin terhadap tenaga kesehatan paling cepat dijadwalkan pekan depan. Itu karena pihaknya harus menunggu verifikasi data dari Kementerian Kesehatan. Setelah terverifikasi dan mendapatkan pesan singkat sebagai penerima tiket vaksinasi, pemberian vaksin tidak serta merta bisa dilakukan.
Tenaga kesehatan penerima vaksin harus menginformasikan terlebih dahulu kapan mereka siap divaksin dan di mana lokasi pemberiannya. Setelah itu vaksinator baru bisa bekerja melakukan vaksinasi. Untuk memudahkan pelaksanaan vaksinasi, Dinkes Sidoarjo telah menentukan 52 lokasi sebaran vaksin yang bisa dipilih oleh penerima vaksin.
Dari jumlah tersebut hanya 8.720 tenaga kesehatan yang memenuhi kriteria penerima vaksin.
Titik sebaran itu, antara lain, di RSUD Sidoarjo, 26 puskesmas, serta sejumlah rumah sakit swasta dan klinik swasta. Setiap tenaga kesehatan akan menerima vaksin sebanyak dua kali dengan jeda waktu antara penyuntikan pertama dengan penyuntikan berikutnya selama 14 hari.
Untuk petugas pemberian vaksinnya, Dinkes Sidoarjo telah menyiapkan 430 vaksinator tersertifikasi. Mereka adalah dokter, perawat, dan bidan. Selain itu disiapkan tim pemantau dampak vaksin yang bertugas mengawasi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
Kejadian ikutan pascaimunisasi itu biasanya muncul dalam rentang waktu 30 menit setelah penyuntikan vaksin. Pengalaman pemberian vaksin sebelum-sebelumnya, manifestasi respons terhadap vaksin itu berupa gatal-gatal atau muncul ruam di permukaan kulit.
Teladan vaksin
Sebelum dilakukan pemberian vaksin terhadap tenaga kesehatan di Sidoarjo, kegiatan vaksinasi akan menyasar para pejabat daerah termasuk forum komunikasi pimpinan daerah dan tokoh agama. Tujuannya memberikan teladan kepada masyarakat supaya mereka tidak khawatir divaksin apabila tiba gilirannya nanti.
Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono mengatakan, ada 10 penerima vaksin perdana termasuk dirinya. Selain itu Kapolres Sidoarjo Kombes Polisi Sumardji, Komandan Kodim 0816 Sidoarjo Irwan Nusi, serta Sekretaris Daerah Sidoarjo Achmad Zaini. Kepala Dinkes Sidoarjo dan Direktur RSUD SIdoarjo juga turut memberikan teladan sebagai penerima vaksin pertama di Sidoarjo.
”Keteladanan ini merupakan upaya menyosialisasikan bahwa vaksin Covid-19 Sinovac ini aman dan halal. Keteladanan ini penting demi keberhasilan pelaksanaan vaksinasi,” kata Hudiyono.
Adapun vaksinasi berperan signifikan membangun kekebalan komunitas sebagai senjata ampuh melawan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Sesuai rencana, vaksinasi perdana dilakukan di RSUD Sidoarjo. Sejumlah persiapan sudah dilakukan dengan matang termasuk menyiapkan tim medis apabila terjadi kondisi darurat.
Bagi Sidoarjo, keberhasilan vaksinasi penting karena jumlah kasus Covid-19 menempati urutan kedua tertinggi di Jatim setelah Surabaya. Beragam upaya menekan sebaran penyakit ini pun sudah dilakukan dari awal dengan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga yang terkini pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim menunjukkan terdapat penambahan pasien baru sebanyak 815 kasus pada Rabu. Kabupaten Sidoarjo berkontribusi menyumbang penambahan kasus baru tersebut sebanyak 41 kasus. Penambahan kasus baru 41 kasus itu menjadikan Sidoarjo sebagai penyumbang kasus baru harian di urutan kelima.
Empat daerah lainnya adalah Kabupaten Jombang sebanyak 55 kasus baru, Kota Malang sebanyak 51 kasus, Surabaya sebanyak 49 kasus, dan Kabupaten Jember sebanyak 47 kasus. Dari 38 kabupaten dan kota di Jatim, ada 5 daerah berisiko tinggi sebaran Covid-19, yakni Mojokerto, Kota Madiun, Kediri, Kota Mojokerto, dan Nganjuk.