Tenaga vaksinator Covid-19 sudah disiapkan di Kalimantan Tengah, tetapi jumlahnya masih belum memenuhi target.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah saat ini baru memiliki 136 vaksinator yang sudah dilatih khusus untuk memberikan vaksin Sinovac. Namun, jumlah itu masih jauh dari target yang mencapai 2.500 vaksinator.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul di Palangkaraya, Rabu (13/1/2021). Suyuti menjelaskan, kekurangan tenaga vaksinasi akan dipenuhi bertahap. ”Syarat untuk menjadi vaksinator harus memiliki kewenangan untuk menyuntik manusia sehingga mereka (vaksinator) harus dokter, perawat, atau bidan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, tenaga kesehatan di Kalteng jumlahnya lebih kurang 17.000 orang. Ia pun optimistis masih bisa memenuhi target vaksinator. ”Karena (vaksin) ini baru, jadi ada beberapa syarat dan informasi yang juga baru, tidak seperti vaksin atau imunisasi lainnya. Karena itu, butuh pelatihan, jadi tidak asal memilih atau menunjuk tenaga kesehatan,” ujar Suyuti.
Suyuti menjelaskan, pihaknya akan mulai melakukan vaksinasi kepada tenaga kesehatan pada Kamis (14/1), dimulai dari seremonial pertama di rumah dinas Gubernur Kalimantan Tengah. Setelah itu, vaksinasi dilakukan ke puskesmas dan rumah sakit serentak di 14 kabupaten/kota di Kalteng.
Saat ini, sebanyak 14.680 dosis vaksin sudah disebar ke 14 kabupaten/kota di Kalteng. Suyuti tidak menampik terjadi kekurangan vaksin untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pada tahap pertama ini karena jumlah tenaga kesehatan di Kalteng mencapai 17.000 orang. Namun, ia yakin jumlah itu masih cukup.
Menurut Suyuti, terdapat beberapa syarat dan kondisi penerima vaksin. Orang yang pernah terpapar Covid-19 serta mengidap penyakit, seperti jantung, asma, paru, TBC, batuk-pilek, dan beragam penyakit lainnya, tidak diberi vaksin. Lalu, orang yang sedang hamil atau menyusui pun tidak divaksin.
Selain mengamankan kondisi, kami juga memberikan sosialisasi bahwa vaksin ini aman dan halal.
”Dengan kondisi dan syarat itu, kami yakin jumlah vaksin yang ada sekarang itu cukup. Kalaupun tidak cukup, akan dimasukkan dalam tahap kedua,” ungkap Suyuti.
Dalam proses pemberian vaksin, Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo menyiapkan 450 personel untuk pengamanan. Pelaksanaan vaksinasi akan dijaga dalam operasi gabungan dengan nama Operasi Aman Nusa II.
”Selain mengamankan kondisi, kami juga memberikan sosialisasi bahwa vaksin ini aman dan halal. Kami juga mengawasi agar tidak terjadi penumpukan orang agar sesuai dengan protokol kesehatan,” kata Dedi.
Menurut Dedi, masyarakat perlu terus diingatkan untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan. Meskipun sudah ada vaksin, protokol kesehatan tetap berjalan karena vaksin tidak serta-merta menghentikan penyebaran virus mematikan tersebut.
Hingga kini, data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng, terjadi penambahan kasus Covid-19 di Kalteng sebanyak 68 kasus sehingga jumlahnya sampai sekarang 10.574 kasus. Kabar baiknya, pasien sembuh bertambah lebih banyak dari kasus baru, yakni mencapai 89 kasus dibandingkan dengan sehari sebelumnya.
Sementara kasus suspek bertambah 79 orang dan pasien yang dirawat berkurang 22 orang. Jumlah pasien yang dirawat kini mencapai 1.626 jiwa. Sampai saat ini, pasien meninggal karena Covid-19 mencapai 286 jiwa, bertambah satu orang asal Kota Palangkaraya. Tingkat kematian (case fatality rate) di Kalteng saat ini mencapai 2,7 persen.
Wakil Ketua Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng Darliansjah mengungkapkan, saat ini, daerah-daerah sedang menyiapkan kebijakan untuk menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Kota Palangkaraya akan menerapkannya setelah pemberian vaksin.
”Ini penting agar masyarakat tidak terlena sehingga melupakan protokol kesehatan. Ini penting karena cara paling baik untuk menghentikan penyebaran Covid-19 adalah dengan patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” kata Darliansjah.