Kota Mataram dan Lombok Barat Terima Vaksin, NTB Mulai Vaksinasi Perdana pada Kamis
Dua daerah di NTB, yakni Kota Mataram dan Lombok Barat, menerima vaksin Covid-19. Kedua wilayah itu akan menjadi yang pertama melaksanakan vaksinasi, disusul delapan kabupaten/kota lain pada Februari mendatang.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 ke kabupaten dan kota. Pada tahap pertama, total 11.080 dosis vaksin didistribusikan ke dua wilayah yang akan melaksanakan vaksinasi perdana, yakni Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Nurhandini Eka Dewi usai melepas truk khusus berpendingin yang membawa vaksin dari gedung cool chain Dinkes Provinsi NTB di Mataram, Rabu (13/1/2021) mengatakan, Lombok Barat menerima 4.080 dosis vaksin. Sementara Mataram menerima 7.000 dosis vaksin.
”Lombok Barat untuk dua kali imunisasi. Sementara Mataram untuk satu kali imunisasi karena sesuai dengan kapasitas penyimpanannya. Nanti akan kami kirim lagi (ke Mataram) menjelang hari ke-14 sebanyak 7.000 dosis,” kata Eka.
Eka menambahkan, setelah Lombok Barat dan Mataram, distribusi vaksin akan dilanjutkan ke delapan kabupaten kota lain di NTB, yakni Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima, dan Kota Bima.
Distribusi itu akan dilakukan pada Februari mendatang. Sama seperti Lombok Barat dan Mataram, vaksin untuk delapan wilayah lain juga diprioritaskan bagi tenaga kesehatan.
Pantauan Kompas, aktivitas di gedung cool chain Dinkes Provinsi NTB sudah terlihat sejak pukul 08.00 Wita. Selain sopir dan truk pengangkut, personel Kepolisian Daerah NTB juga sudah berjaga, termasuk petugas dari Dinas Kesehatan NTB dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Mataram.
Sejumlah pemeriksaan dilakukan petugas dari BBPOM di Mataram. Mulai dari mengecek kesiapan vaksin di ruang cool chain hingga suhu truk yang ditetapkan untuk pengangkutan vaksin, yakni 2-8 derajat celsius.
Sekitar pukul 12.00, empat kotak berisi vaksin Covid-19 dikeluarkan dari ruang cool chain, dan kemudian langsung dimasukkan ke dalam truk. Setelah itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB langsung melepas truk untuk menuju Kantor Dinas Kesehatan Mataram dan Lombok Barat.
Siap divaksinasi
Seperti diberitakan, sebelumnya NTB sudah menerima 28.670 dosis vaksin Covid-19 Sinovac. Sesuai jumlahnya, vaksin itu akan diberikan untuk 14.000 tenaga medis dan Satgas Covid-19 (dua kali masing-masing orang). Penyuntikan vaksin perdana akan dilakukan pada Kamis (14/1/2021).
Selain Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, penerima vaksin perdana, antara lain, Sekretaris Daerah NTB, Kepala Kepolisian Daerah NTB, Komandan Rayon Militer 162/Wirabhakti, dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan, selain Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Sitti Rohmi Djalillah, pemberian vaksin Covid-19 perdana yang akan dilakukan di Gedung Graha Bakti Praja, Kantor Gubernur NTB, itu juga untuk pejabat teknis yang menangani kesehatan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Gita menambahkan, mereka siap menjadi orang pertama yang mengikuti proses vaksinasi untuk memperlihatkan jika negara hadir sebagai garda terdepan. Sekaligus untuk meyakinkan masyarakat tentang vaksin.
Oleh karena itu, menurut Gita, ia meminta masyarakat untuk tidak takut berlebihan dan menganggap vaksin tersebut berbahaya. Apalagi, Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa tentang kehalalan dan kesuciannya sambil menunggu izin penggunaan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Keyakinan dan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin tersebut, menurut Gita, penting mengingat pandemi Covid-19 saat ini sudah masuk gelombang kedua. Terkait hal itu, Gita meminta semua pihak untuk sama-sama mencegah beredarnya informasi yang tidak jelas atau hoaks tentang vaksin.
Menurut Eka, pada Selasa kemarin, mereka telah melaksanakan pemeriksaan terhadap 20 orang yang akan menerima vaksin perdana. Pemeriksaan itu penting guna memastikan kesiapan penerima vaksin.
Melalui pemeriksaan itu, menurut Eka, mereka akan mengetahui apakah calon penerima vaksin memiliki penyakit atau dalam kondisi tertentu yang membuatnya tidak bisa divaksin, seperti pernah terkonfirmasi Covid-19, ibu hamil dan menyusui, dan menjalani terapi jangka panjang terhadap penyakit.
Selain itu, ada penderita penyakit jantung, penderita penyakit autoimun, penderita penyakit saluran pencernaan kronis, penderita penyakit hipertiroid, penderita kanker, penderita diabetes melitus, penderita human immunodeficiency virus (HIV), dan penderita tuberkulosis.