Ekspor Agrikultur Sulut Tumbuh 167 Persen Sepanjang 2020
Nilai ekonomi produk ekspor pertanian dan perkebunan Sulawesi Utara tumbuh hingga 167,72 persen ketimbang tahun sebelumnya meski pandemi Covid-19 menerpa. Pelayanan pemenuhan syarat ekspor akan dibuka setiap hari.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Nilai ekonomi produk ekspor pertanian dan perkebunan Sulawesi Utara tumbuh hingga 167,72 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya meski pandemi Covid-19 menerpa. Balai Karantina Pertanian Manado menyatakan akan tetap memfasilitasi ekspor setiap hari, bahkan pada masa liburan.
Dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Rabu (13/1/2021), Kepala Balai Karantina Pertanian Manado Donni Muksydayan Saragih menyatakan, nilai ekspor sepanjang 2020 meningkat dari Rp 1,89 triliun pada 2019 menjadi Rp 3,17 triliun pada 2020. Capaian ini berbuah penghargaan Upaya Peningkatan Ekspor dari Badan Karantina Pertanian (Barantan).
”Kerja keras teman-teman di Balai Karantina Pertanian Manado membuahkan hasil. Ini menjadi dorongan bagi kami untuk terus meningkatkan capaian ekspor pada 2021 sesuai dengan program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) yang ditetapkan Kementan (Kementerian Pertanian),” kata Donni.
Tren peningkatan ini telah tampak sejak November 2020. Selama Januari-November 2020, nilai ekspor agrikultur Sulut telah mencapai Rp 2,66 triliun, meningkat dari Rp 2,01 triliun pada periode yang sama tahun 2019. Sulut tetap mencatatkan peningkatan kendati volume produk ekspor justru turun menjadi 375.619,3 ton dari 559.572,3 ton.
Terakhir, pada pengujung 2020, Balai Karantina Pertanian Manado menerbitkan sertifikat ekspor bagi 22,5 ton produk air kelapa untuk diekspor ke Singapura, Sabtu (26/12/2020). Nilai ekspor produk milik PT Sasa Inti Minahasa Selatan itu mencapai Rp 541,9 juta.
Pelayanan penerbitan sertifikat telah diberikan beberapa hari sebelumnya, bahkan pada malam Natal dan hari raya Natal yang seharusnya menjadi hari libur. ”Tetapi, layanan proses ekspor harus tetap berjalan, bahkan sepanjang masa liburan Natal dan Tahun Baru. Balai Karantina Pertanian sudah ditunjuk sebagai ujung tombak peningkatan ekspor,” kata Donni.
Donni menambahkan, ekspor air kelapa juga tergolong spesial karena baru PT Sasa Inti Minahasa Selatan yang dapat mengolahnya menjadi produk turunan kelapa. Awalnya, air kelapa hanya menjadi bagian dari limbah pabrik, sebagaimana halnya serat sabut kelapa. Padahal, air kelapa dapat dijadikan bahan dasar makanan dan minuman yang diminati pasar domestik ataupun internasional.
Kepala Operasional Pabrik PT Sasa Inti Minahasa Selatan Ardhian Herdyanto mengatakan, permintaan air kelapa di pasar ekspor cukup menjanjikan. Selain menjadi bahan minuman langsung, juga dijadikan bahan olahan makanan dan minuman.
”Sulut adalah lokasi strategis karena banyak sekali petani. Hasil produksi juga berlimpah dan kualitasnya bagus,” kata Ardhian. Perusahaannya pun dapat memproses 180 ton kelapa setiap hari menjadi 30 ton santan, 20 ton tepung kelapa, dan 5 ton air kelapa.
Sulut adalah lokasi strategis karena banyak sekali petani. Hasil produksi juga berlimpah dan kualitasnya bagus. (Ardhian Herdyanto)
Sepanjang 2020, Balai Karantina Pertanian Manado aktif berkomunikasi dengan perwakilan Indonesia di sejumlah negara. Permintaan dari sejumlah negara dicocokkan dengan potensi di Sulut. Dalam kerja sama dengan Pemprov Sulut, ditemukanlah petani, perusahaan, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah yang dapat memenuhi permintaan itu.
Menurut Donni, ditemukanlah berbagai produk seperti bunga krisan di Tomohon, bawang merah di Minahasa Utara, hingga durian di Kepulauan Sangihe yang dapat mengisi pasar ekspor dari Sulut ke, salah satunya, Jepang. Para petani pun mendapatkan pembinaan, sedangkan para pengusaha dilatih memenuhi persyaratan ekspor yang sesuai dengan standar perkarantinaan negara tujuan, seperti IQFAST di Eropa.
Sementara itu, Gubernur Sulut Olly Dondokambey juga mendapatkan penghargaan di sektor pertanian dan perkebunan dari Kementan, yaitu Anugerah Pratama Perkebunan Indonesia (APPI). Penghargaan ini diberikan atas capaian ekonomi di subsektor pertanian dan perkebunan.
Salah satu inovasi yang terwujud di masa kepemimpinan periode pertama Olly adalah pembukaan jalur ekspor langsung ke Jepang melalui penerbangan kargo sekali sepekan. Ke depan, Pemprov Sulut menyatakan akan mencanangkan program penambahan bibit unggul kelapa dan diversifikasi produk kelapa sebagai ujung tombak ekspor.