Dapat Giliran Februari, Kota Tegal Mulai Simulasikan Vaksinasi
Sejumlah daerah di Jateng, seperti Kota Tegal, Kota Pekalongan, dan Batang, masih menunggu giliran untuk vaksinasi. Sembari menunggu, mereka melakukan simulasi dan menyiapkan tempat vaksinasi serta vaksinator.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Kota Tegal, Jawa Tengah, akan mendapat giliran vaksinasi Covid-19 pada Februari 2021. Sembari menunggu, pemerintah setempat menyiapkan tempat vaksinasi dan melakukan simulasi vaksinasi.
Sejak Senin (4/1/2021), sebanyak 62.560 dosis vaksin Covid-19 merek Sinovac telah tiba di gudang Dinas Kesehatan Jateng. Vaksinasi akan mulai dilakukan di tiga daerah, yakni Kota Semarang, Solo, dan Kabupaten Semarang, pada Kamis (14/1/2021).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari menuturkan, Kota Tegal mendapat jadwal vaksinasi pada tahap pertama termin kedua, yakni Februari. Akan tetapi, ia belum bisa memastikan tanggal vaksinasi.
Sembari menunggu jadwal vaksinasi, pemerintah setempat menyiapkan sebanyak 13 tempat vaksinasi berikut vaksinatornya. Di masing-masing fasilitas layanan kesehatan ada 10 vaksinator yang disiapkan.
”Saya belum bisa memastikan tanggalnya, tetapi yang jelas bulan Februari. Sambil menunggu, kami akan menggelar simulasi agar saat pelaksanaan tidak ada kendala,” kata Primawati di Tegal, Rabu (13/1/2021).
Di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah, simulasi dilakukan pada Rabu pagi. Simulasi dimulai dari proses pendaftaran calon penerima vaksin dan pencocokan data. Setelah data penerima sesuai, mereka diarahkan ke meja penapisan.
Di meja penapisan, calon penerima vaksin dicek kondisi kesehatannya dan ditanyai tentang riwayat kesehatannya. Hanya orang berusia 18-59 tahun, tidak sedang hamil atau menyusui, tidak memiliki penyakit penyerta, dan belum pernah positif Covid-19 yang boleh divaksin. Saat sudah dinyatakan layak menerima vaksin oleh petugas di meja penapisan, calon penerima diarahkan menuju ruang vaksinasi.
Usai disuntik vaksin di lengan, penerima vaksin diminta menunggu di ruang observasi selama 30 menit. Selama 30 menit itu, tim dokter memantau apakah ada kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
Penerima vaksin yang tidak mengalami KIPI diizinkan untuk pulang. Mereka kemudian diminta kembali lagi untuk divaksin dua pekan setelahnya.
”Berdasarkan simulasi hari ini, semuanya sudah berjalan baik. Namun, masih ada beberapa yang perlu dilengkapi seperti, lemari pendingin dan tulisan-tulisan berisi informasi tentang vaksinasi,” ucap Pelaksana Tugas Direktur RSUD Kardinah Hery Susanto.
Menurut Hery, lemari pendingin dan tulisan berisi informasi tentang vaksinasi sudah tersedia di gudang farmasi RSUD Kradinah. Dalam waktu dekat, lemari pendingin dan tulisan-tulisan itu akan dibawa ke tempat vaksinasi.
Berdasarkan simulasi hari ini, semuanya sudah berjalan baik. Namun, masih ada beberapa yang perlu dilengkapi, seperti lemari pendingin dan tulisan-tulisan berisi informasi tentang vaksinasi. (Hery Susanto)
Dalam vaksinasi tahap pertama yang akan dilakukan Februari, Kota Tegal mendapat alokasi vaksin untuk 2.840 orang. Mereka terdiri dari tenaga kesehatan, petugas di fasilitas layanan kesehatan, pejabat publik, dan tokoh masyarakat.
Di Batang, Bupati Batang Wihaji akan menjadi orang pertama yang divaksin. Hal itu dilakukan sebagai bentuk edukasi dan untuk menimbulkan perasaan aman di masyarakat.
”Kalau berkenan, saya juga akan minta pejabat publik dan sejumlah tokoh masyarakat untuk divaksin bersama saya. Mereka, antara lain, Ketua DPRD Batang, Ketua Majelis Ulama Indonesia Batang, dan Ketua Gerakan Pemuda Ansor Batang,” tutur Wihaji.
Menurut Wihaji, di daerahnya akan ada 2.554 tenaga kesehatan dan sejumlah toko yang akan divaksin pada tahap pertama. Vaksinasi akan dilakukan di 26 tempat, yakni di 21 puskesmas, 3 rumah sakit, dan 3 klinik.
Sementara itu, di Kota Pekalongan, syarat usia menghalangi niat Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz untuk menjadi penerima vaksin. Batas usia maksimal penerima vaksin adalah 59 tahun. Adapun usia Saelany di atas 60 tahun. ”Saya siap-siap saja divaksin pertama, tapi ternyata tidak masuk ketegori penerima vaksin,” ucapnya.
Di Kota Pekalongan, sebanyak 3.590 tenaga kesehatan direncanakan menerima vaksin pada tahap pertama. Vaksinasi akan dilakukan di sejumlah rumah sakit, serta 14 puskesmas dan 2 klinik kesehatan milik Palang Merah Indonesia dan Polri.