Tim SAR Gabungan Petakan Lokasi Korban Longsor di Sumedang
Pencarian korban longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kembali terkendala hujan, Selasa (12/1/2021). Namun, tim SAR gabungan telah memetakan lokasi korban di tiga tempat.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
SUMEDANG, KOMPAS — Pencarian korban longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kembali terkendala hujan, Selasa (12/1/2021). Namun, tim SAR gabungan telah memetakan lokasi korban di tiga tempat sehingga pencarian akan dintensifkan di sana.
Tiga tempat itu adalah jalan di samping Masjid An-Nur, rumah warga yang menggelar hajatan, dan lapangan voli di sekitar permukiman. Kepala Kantor Basarnas Bandung Deden Ridwansyah memperkirakan banyak korban di lokasi itu saat longsor menerjang.
”Dari hasil pemetaan, sejumlah korban diduga berada di tiga sektor tersebut,” ujarnya di posko SAR gabungan di SMA Negeri 1 Cimanggung, Selasa sore.
Meskipun lokasinya sudah dipetakan, pencarian korban tetap tidak mudah. Sebab, lokasi longsor sering diguyur hujan, terutama saat sore hari.
Kondisi ini meningkatkan potensi longsor susulan. Apalagi terdapat retakan di dinding tebing curam sehingga rawan runtuh. ”Jangan sampai longsor berulang dan menyebabkan korban jiwa. Keselamatan tim di lapangan menjadi prioritas,” ujarnya.
Petugas juga mesti berhati-hati saat memindahkan longsoran. Hal ini untuk menghindari terbentuknya gundukan tanah berlebihan sehingga berisiko memicu longsor baru saat diguyur hujan.
Hujan meningkatkan potensi longsor susulan. Apalagi terdapat retakan di dinding tebing curam sehingga rawan runtuh.
Longsor di Cihanjuang terjadi dua kali, Sabtu (9/1/2021) pukul 15.30 dan pukul 19.30. Akibatnya, lebih dari 30 rumah tertimbun longsoran. Sejumlah 25 orang selamat dalam kejadian itu. Sementara 16 orang ditemukan meninggal dan 24 orang masih dicari.
Tim SAR gabungan menemukan satu korban meninggal berjenis kelamin laki-laki, Selasa pukul 09.55. ”Namun, kami menerima laporan warga yang kehilangan seorang anggota keluarganya. Jadi, korban dalam pencarian kembali menjadi 24 orang,” ujarnya.
Deden mengatakan, pihaknya telah membuka posko pengaduan bagi warga yang kehilangan keluarganya saat terjadi longsor di Cihanjuang. Dengan begitu, jumlah korban masih mungkin bertambah.
Evan (46), korban selamat, mengatakan, saat terjadi longsor, sejumlah orang berkumpul di rumah tetangganya, Kusnandar, yang sedang mempersiapkan resepsi pernikahan putrinya. Ia menduga delapan orang tertimbun longsoran di lokasi itu.
”Di lapangan voli kemungkinan juga ada korban. Beberapa orang berkumpul di situ untuk melihat longsoran pertama,” ujarnya.
Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan mengatakan, pihaknya telah menyediakan tiga lokasi sebagai pengungsian. Tujuannya untuk mengantisipasi dampak longsor susulan yang dapat menambah korban.
Gedung SD Cipareuag, misalnya, disiapkan menampung sekitar 500 warga. Namun, hingga Selasa sore, belum ada warga yang mengungsi di sana.
”Untuk saat ini, warga memilih mengungsi ke rumah keluarga. Namun, kebutuhan mereka, seperti logistik makanan, selimut, dan alas tidur, tetap kami siapkan,” ujarnya.
Terkait rencana relokasi, Erwan mengatakan, pihaknya sedang menginventarisasi lahan desa. Namun, warga korban longsor juga membutuhkan hunian sementara sembari menanti hunian tetap selesai dibangun.
”Kami juga mendata warga yang membutuhkannya (hunian sementara). Nanti kami akan mencarikan tempatnya,” ucapnya.