Tenaga Terbatas, Hanya 50 ASN di Kota Magelang yang Bisa Bekerja di Rumah
Selama PPKM, Kota Magelang menerapkan kebijakan 50 persen ASN bekerja di rumah. Kota Magelang mengaku tidak mampu menerapkan kebijakan 25 persen bekerja di rumah karena keterbatasan SDM.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, jumlah aparatur sipil negara di Kota Magelang, Jawa Tengah, hanya dikurangi sekitar 50 persen. Pemerintah Kota Magelang tidak mampu menerapkan kebijakan 25 persen ASN bekerja di kantor karena keterbatasan tenaga yang ada.
Demikian dituturkan Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono saat ditemui, Selasa (12/1/2021). Aturan tersebut, menurut dia, tidak bisa diterapkan karena kondisi pandemi, termasuk kasus Covid-19 yang berulang-ulang muncul di kalangan ASN, sudah cukup menganggu kinerja pemerintahan.
”Munculnya kasus Covid-19 di kalangan ASN sudah cukup menganggu, sementara kita juga memiliki jumlah sumber daya manusia yang terbatas,” ujarnya.
Munculnya kasus Covid-19 di lingkup perkantoran juga beberapa kali membuat kantor ditutup karena harus disterilisasi. Ketika itulah, sebagian ASN juga terpaksa harus bekerja dan menjalani isolasi mandiri di rumah.
Dengan pertimbangan kondisi itulah, pembatasan jumlah ASN yang bekerja di rumah hanya ditetapkan sekitar 50 persen. Namun, kondisi itu, menurut dia, tidak akan menjadi kendala karena di rumah, setiap ASN juga tetap diwajibkan bekerja dan memenuhi target kinerja masing-masing. Hal ini juga tidak akan terlalu menganggu karena hanya berlaku selama 14 hari, 11-25 Januari 2021.
Hingga saat ini, Joko mengatakan, sudah lebih dari 10 ASN yang terkonfirmasi positif Covid-19, salah satunya Asisten I Kota Magelang Muji Rohman yang menjadi korban meninggal karena Covid-19. Terkait hal ini, dia pun sudah berkomunikasi dan mencari tahu tentang sumber penularan penyakit tersebut, baik dari keluarga ataupun ASN yang tertular. Namun, banyak dari mereka pun mengaku tidak tahu.
”Mereka (ASN tertular Covid-19) tidak mengetahui tertular dari mana. Mereka bahkan mengaku terkejut tertular karena merasa sudah menjalankan protokol kesehatan secara benar,” ujarnya.
Mereka (ASN tertular Covid-19) tidak mengetahui tertular dari mana. Mereka bahkan mengaku terkejut tertular karena merasa sudah menjalankan protokol kesehatan secara benar.
Berdasarkan data perkembangan kasus Covid-19 di Kota Magelang pada Senin (11/1/2021), jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Magelang tercatat mencapai 1.410 orang. Kendatipun jumlah ini masih jauh di bawah daerah-daerah lain di Jawa Tengah, Joko mengatakan, angka ini ini tidak boleh diabaikan dan terbilang sangat mencolok karena jumlah penduduk di Kota Magelang hanya terdata sekitar 130.000 orang. Oleh karena itu, setiap warga Kota Magelang diminta selalu berhati-hati dan menjaga perilakunya sesuai dengan protokol kesehatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Magelang Yis Romadhon mengatakan, tren kasus Covid-19 di Kota Magelang cenderung terus meningkat dan dipicu oleh munculnya sejumlah kluster termasuk kluster rumah tangga. Seiring dengan kondisi tersebut, Pemerintah Kota Magelang juga terus berupaya menambah sarana dan prasarana tempat tidur untuk pasien Covid-19, baik yang dirawat di dalam maupun luar rumah sakit.
Penambahan tempat tidur terus dilakukan karena, pada November 2020, empat rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Magelang sering kali penuh terisi. Namun, seiring dengan penambahan tempat tidur, hal itu pun teratasi. Pada Minggu (10/1), dari 252 tempat tidur yang tersedia di empat rumah sakit, masih tersisa 62 tempat tidur yang tidak terisi.
Tidak hanya rumah sakit, Kota Magelang juga mendapatkan tawaran untuk menambah jumlah tempat isolasi mandiri menggunakan hotel.
”Selain satu hotel di jalan A Yani, pihak PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia) juga sudah menawari kami untuk menggunakan satu hotel dan satu penginapan lagi sebagai sarana untuk isolasi mandiri,” ujar Yis.
Satu hotel di Jalan A Yani tersebut berkapasitas 70 orang. Sebelumnya, kamar di hotel tersebut sempat penuh karena digunakan oleh banyak anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan personel Linmas dari Pemilihan Wali Kota Magelang 2020 yang diketahui postif Covid-19.