Kasus Covid-19 meledak di hampir semua kabupaten/kota di Maluku. Satgas Covid-19 kembali melakukan pengetatan di tengah kondisi warga yang tak lagi peduli dengan protokol kesehatan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Kasus Covid-19 meledak di hampir seluruh wilayah di Provinsi Maluku. Total kasus mencapai 5.951 orang dengan jumlah korban meninggal 90 orang. Kota Ambon yang menjadi episentrum penyebaran tertinggi di Maluku kembali memberlakukan pengetatan. Di sisi lain, banyak warga semakin tidak peduli dengan protokol kesehatan.
Menurut data yang dihimpun dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, hingga Selasa (12/1/2021), kasus Covid-19 meningkat tajam di 11 kabupaten/kota. Di wilayah kepulauan yang jauh dari Kota Ambon, seperti Kabupaten Kepulauan Tanimbar, sebanyak 90 pasien yang kini dirawat, Kepulauan Aru 50 pasien, Maluku Tenggara 43 pasien, Buru 25 pasien, Maluku Tengah 152 pasien, dan Kota Tual 34 pasien.
Sementara di kabupaten Buru Selatan, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, dan Maluku Barat Data, pasien yang dirawat jumlahnya di bawah 20 orang. Sebelumnya, di daerah itu, kasus Covid-19 di bawah 10. Kasus terbanyak berada di Kota Ambon dengan jumlah yang dirawat saat ini 473 orang serta 14 orang dilaporkan suspek.
Masih menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, kenaikan kasus signifikan dan merata itu langsung diikuti dengan penambahan ruang perawatan. Secara keseluruhan, total ruang perawatan Covid-19 di Provinsi Maluku sebanyak 829 dengan kapasitas yang terisi sebanyak 109. Sebagian besar pasien menjalani karantina mandiri di rumah.
Untuk Kota Ambon dengan pasien terbanyak, fasilitas isolasi yang dimiliki sebanyak 439 dengan 93 di antaranya terisi. Fasilitas dimaksud baik di rumah sakit, hotel, dan sejumlah fasilitas pemerintah. Untuk Kabupaten Maluku Tengah sebagai kasus terbanyak kedua di Maluku, terdapat 66 tempat tidur dengan 7 di antaranya sudah terisi.
Ketua Pelaksana Harian Satuan Tugas Covid-19 Provinsi Maluku Kasrul Selang mengatakan, pihaknya belum memberlakukan pembatasan perjalanan orang sebagaimana yang diberlakukan di wilayah Pulau Jawa dan Bali. Namun, dokumen perjalanan, seperti hasil tes cepat, wajib dikantongi mereka yang berpergian antarkabupaten/kota.
Kasrul kembali mengingatkan masyarakat agar tidak bosan-bosan menerapkan protokol kesehatan. Ia melihat banyak orang kini tidak lagi peduli dengan bahaya Covid-19. Kondisi itu semakin diperparah dengan beredarnya berita palsu. Padahal, naiknya jumlah kasus diikuti dengan pasien meninggal yang kini telah mencapai 90 orang harus menjadi peringatan keras bagi masyarakat.
Mungkin saja korban yang meninggal itu disebabkan oleh orang dekat mereka yang tidak menjaga protokol. Betapa berdosanya orang itu.
Menurut pantauan Kompas di Pasar Mardika, Kota Ambon, hampir semua pedagang kini tidak lagi mengenakan masker dan mengabaikan jaga jarak. Di jalanan, banyak orang menggunakan masker sekedar menutup dagu atau mulut saja. Di sejumlah rumah kopi, pengunjung tidak lagi menjaga jarak aman minimum 1,5 meter. Kondisi ini berpotensi menimbulkan penyebaran virus.
Hanafi Tuny (40), warga, meminta aparat agar bertindak tegas terhadap para pelanggar protokol kesehatan. ”Gara-gara mereka, virus menyebar ke mana-mana dan bikin susah orang lain. Mungkin saja korban yang meninggal itu disebabkan oleh orang dekat mereka yang tidak menjaga protokol. Betapa berdosanya orang itu,” ujarnya.
Sejak Senin (11/1), Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Ambon kembali memberlakukan pembatasan. Operasi penertiban berlangsung di sejumlah ruas jalan utama. Petugas merazia penerapan protokol kesehatan seperti penggunaan masker dan jumlah penumpang terutama pada kendaraan umum.
Tolong, mari kita sama-sama mencegah hal ini. Ini demi diri kita, keluarga kita, orang-orang yang kita cintai, dan juga untuk bangsa dan negara.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Joy Adriaansz mengatakan, pembatasan tersebut dilakukan mengingat jumlah kasus yang meningkat signifikan. Pembatasan yang diikuti dengan penertiban itu bertujuan untuk mencegah penularan Covid-19. ”Tolong, mari kita sama-sama mencegah hal ini. Ini demi diri kita, keluarga kita, orang-orang yang kita cintai, dan juga untuk bangsa dan negara,” ujarnya.