Banjir di Tiga Kabupaten/Kota di Sumbar Mulai Surut, Warga Bersihkan Rumah
Banjir yang merendam permukiman di Kota Solok, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, sejak Selasa (12/1/2021) dini hari, berangsur surut.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
SOLOK, KOMPAS — Banjir yang merendam permukiman di Kota Solok, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, berangsur surut. Warga di lokasi yang airnya telah surut mulai membersihkan rumah dan perabot dari meterial sisa banjir.
Meski demikian, di Kota Solok, aliran air Sungai Lembang, yang meluap akibat hujan deras sejak Senin (11/1/2021), pada Selasa (12/1/2021) masih tinggi dan deras.
Di Kelurahan IX Korong, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Selasa siang, air masih menggenang di jalan dan halaman rumah warga setinggi 25-60 sentimeter. Sebagian rumah dan bangunan sudah tidak digenangi air, sedangkan sebagian lainnya masih tergenang dengan ketinggian sekitar 15-20 sentimeter.
Warga yang rumahnya sudah tidak tergenang menyiram lumpur dan menyapu sisa material banjir di rumah dan halaman. Warga juga menjemur pakaian dan kasur yang basah oleh banjir. Sementara itu, di rumah yang masih tergenang, warga menimba air ke halaman rumah.
”Puncak banjir sekitar pukul 03.00. Air masuk ke rumah sangat deras. Di dalam rumah, air setinggi 50 sentimeter. Di halaman, ketinggian banjir lebih dari 1 meter. Air mulai surut sekitar pukul 05.30,” kata Syafrizal (60), warga Kelurahan IX Korong, Selasa siang.
Syafrizal menjelaskan, banjir dipicu oleh hujan deras sejak Senin sekitar pukul 07.00 hingga Selasa pukul 04.00. Akibat hujan, Sungai Lembang yang berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya meluap. Hingga Selasa siang, aliran sungai masih tinggi dan deras serta meluap sampai ke rumah Syafrizal setinggi 20 sentimeter.
Menurut Syafrizal, banjir sekali ini paling parah dalam beberapa tahun terakhir. Biasanya, saat hujan deras, luapan Sungai Lembang paling tinggi hanya sampai ke halaman rumahnya. Sekarang, banjir masuk ke dalam rumah.
”Untungnya, saat banjir, kami di rumah masih bangun. Jadi, perabot bisa segera dipindahkan ke tempat tinggi. Hanya kendaraan yang tidak sempat dipindahkan. Ada empat sepeda motor dan dua Vespa terendam, sekarang belum tahu kondisinya,” ujar Syafrizal.
Di Kelurahan Kampai Tabu Karambia, Kecamatan Lubuk Sikarah, banjir menyebabkan sejumlah bangunan rusak, bahkan hanyut. Selasa siang, sejumlah warga berupaya menyelamatkan barang-barang yang tersisa dari sapuan banjir.
Ada empat sepeda motor dan dua Vespa yang terendam, sekarang belum tahu kondisinya. (Syafrizal)
Doni (28), warga Kelurahan Kampai Tabu Karambia, mengatakan, rumah makannya hanyut disapu banjir. Air tidak hanya naik dari Sungai Lembang yang berjarak sekitar 10 meter di belakang rumah makan, tetapi juga menyapu dari arah depan sehingga rumah makan hanyut ke Sungai Lembang.
”Hampir semua barang hanyut. Cuma etalase yang tersisa. Barang-barang lainnya hilang. Kerugian sekitar Rp 200 juta. Untungnya tidak ada korban jiwa,” kata Doni.
Menurut Doni, saat banjir pukul 03.00, ia sedang di rumah dan mendapat telepon dari karyawan. Selasa dini hari itu, rumah makan dihuni delapan karyawan. Ketika tiba di lokasi sekitar pukul 03.30, bangunan rumah makan sudah hanyut. Dua karyawan hampir ikut terbawa, tetapi bisa menyelamatkan diri.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok Ikhlas mengatakan, Selasa siang, banjir sudah surut meskipun di beberapa titik masih terdapat genangan. Sebagian warga kembali ke rumah untuk membersihkan sisa material banjir sedangkan sebagian lagi masih bertahan di posko di kelurahan masing-masing.
”Ketinggian banjir mulai turun dan kondisi terkendali. Semua personel yang diturunkan masih siaga satu di kelurahan untuk mengantisipasi hujan dan banjir susulan,” kata Ikhlas.
Menurut Ikhlas, banjir merendam sembilan kelurahan di dua kecamatan, yakni Kecamatan Lubuk Sikarah dan Kecamatan Tanjung Harapan. Di Kecamatan Lubuk Sikarah, kelurahan yang terendam adalah Kelurahan Kampai Tabu Karambia, IX Korong, VI Suku, Sinapa Piliang, Aro IV Korong, dan Tanah Garam. Sementara itu, di Kecamatan Tanjung Harapan, kelurahan terdampak adalah Nan Balimo, Pasar Pandan Airmati, dan Koto Panjang.
Berdasarkan data BPBD Kota Solok, jumlah keluarga terdampak sebanyak 1.730 keluarga dengan jumlah orang 8.045 jiwa. Banjir terparah terjadi di Kelurahan Kampai Tabu Karambia, Kelurahan IX Korong, Kelurahan Sinapa Piliang, dan Kelurahan Koto Panjang. Ketinggian banjir mencapai 2 meter.
Kabupaten Solok dan Solok Selatan
Secara terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur mengatakan, selain Kota Solok, banjir juga terjadi di Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan. Di Kabupaten Solok, banjir merendam rumah warga di Nagari Muaro Paneh, Kecamatan Bukit Sundi; Nagari Selayo dan Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung.
Di Solok Selatan, banjir terjadi di Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo; Nagari Pasar Muara Labuh dan Nagari Pasir Talang, Kecamatan Sungai Pagu. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Pangian. Adapun jumlah total keluarga terdampak di Solok Selatan sebanyak 487 keluarga dengan 1.554 jiwa.
”Untuk Kota Solok dan Kabupaten Solok, banjir sudah dapat dikatakan surut, petugas dan masyarakat sedang membersihkan lokasi. Sementara banjir di Solok Selatan, di Nagari Pasar Muara Labuh, sudah mulai surut, tetapi kondisi siang ini belum ada informasi. Kami berencana berangkat sore ke Solok Selatan untuk mengantarkan bantuan,” kata Rumainur.
Dikutip dari bmkg.go.id, Selasa (12/1/2021), hujan dengan intensitas sedang hingga deras dapat disertai petir/kilat serta angin kencang berpotensi terjadi pada pagi hingga sore di wilayah Pasaman Barat, Kepulauan Mentawai, Solok (kabupaten), Sijunjung, Dharmasraya, Solok Selatan, Pesisir Selatan, dan sekitarnya. Kemudian, pada malam hingga dini hari di wilayah Sijunjung, Solok Selatan, Dharmasraya, dan sekitarnya.