KKB Bakar Fasilitas Palapa Ring di Kabupaten Puncak
Kelompok kriminal bersenjata menyerang fasilitas Palapa Ring di Kabupaten Puncak. Kelompok itu membakar dua fasilitas BTS pendukung Palapa Ring.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
DOKUMENTASI PALAPA TIMUR TELEMATIKA
Salah satu fasilitas BTS yang dibakar kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Puncak, Papua, pada Kamis (7/1/2021).
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata membakar dua fasilitas base transceiver station untuk jaringan 4G di Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (7/1/2021) lalu. Aksi tersebut menyebabkan layanan jaringan internet dari program Palapa Ring Timur tidak berfungsi hingga kini.
Hal ini disampaikan Kepala Polres Puncak Ajun Komisaris Besar Dicky Hermansyah Saragih saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Senin (11/1/2021).
Dicky mengatakan, dua fasilitas base transceiver station (BTS) yang dibakar kelompok kriminal bersenjata (KKB) berada di dua lokasi, yakni BTS 4 yang terletak di Distrik Omukia dan BTS 5 di wilayah Muara, Distrik Mabuggi.
”Berdasarkan dari hasil penyelidikan sementara dan informasi di lapangan, KKB terlibat dalam aksi pembakaran dua BTS tersebut. Namun, kami belum tahu kelompok manakah yang terlibat di balik aksi ini,” papar Dicky.
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA
Kepala Polres Puncak Ajun Komisaris Besar Dicky Saragih
Ia menuturkan, perbuatan KKB menyebabkan pembangkit daya ke menara tidak terkoneksi dan jaringan radio ke Telkom ataupun provider Telkomsel pun terputus. Fasilitas tersebut baru diresmikan pada Desember 2020 lalu.
”Aksi pembakaran dua BTS ini mengakibatkan jaringan 4G Telkom Ilaga terputus serta link Palapa Ring Timur dari Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, ke Ilaga, Puncak, hingga Mulia, Puncak Jaya, terputus,” ungkap Dicky.
Ia menambahkan, jajaran Polres Puncak telah diterjunkan ke sekitar lokasi kejadian. Tujuannya untuk mengejar para pelaku yang terlibat dalam aksi pembakaran dua BTS.
Bupati Puncak Willem Wandik mengaku, dirinya sangat sedih saat mendapatkan informasi fasilitas dua BTS dibakar. Hal ini menyebabkan masa depan anak-anak Puncak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui layanan internet terhambat.
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA
Bupati Puncak Willem Wandik
”Kami berjuang selama bertahun-tahun agar fasilitas tersebut bisa hadir di Puncak. Teryata ada pihak yang dengan mudah membakar fasilitas tersebut,” tuturnya.
Anggota Komisi I DPR, Yan Permenas Mandenas, menyesalkan pembakaran fasilitas dua BTS di Kabupaten Puncak. Hal ini menyebabkan masyarakat tidak dapat lagi mendapat pelayanan telekomunikasi.
”Untuk membangun saja sudah susah karena medannya dan rawan gangguan keamanan. Seharusnya seluruh pihak di Puncak melindungi fasilitas tersebut,” tutur Yan.
Untuk membangun saja sudah susah karena medannya dan rawan gangguan keamanan. Seharusnya seluruh pihak di Puncak melindungi fasilitas tersebut. (Yan Permenas)
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM) Sebby Sambom, saat dihubungi Kompas, menyatakan, pihaknya terlibat dalam aksi penyerangan dua fasilitas BTS di Puncak.
”Dengan aksi ini, TPN OPM menyatakan tidak mau menerima fasilitas Pemerintah Indonesia di wilayah Papua. Kami tidak butuh fasilitas jaringan telekomunikasi,” ujar Sebby.
Total sudah terjadi empat kali aksi KKB pada awal tahun ini di Papua. Tiga aksi sebelumnya terjadi pada Rabu (6/1/2021). Pertama KKB Kali Kopi menembaki helikopter operasional milik PT Freeport Indonesia di areal tambang Distrik Tembagapura, Mimika.
Insiden ini menyebabkan terjadi kebocoran bahan bakar. Sebab, terdapat sebuah lubang kecil di bagian bawah helikopter dan dekat pintu penumpang bagian kiri.
Aksi yang kedua adalah KKB di bawah pimpinan Sabinus Waker membakar pesawat perintis PK-MAX di Lapangan Terbang Kampung Pagamba Distrik Mbiandoga, Intan Jaya.
Terakhir, KKB menembak mati satu anggota TNI Angkatan Darat, yakni Prajurit Dua Agus Kurniawan, dalam kontak tembak di daerah Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Minggu (10/1/2021). (FLO)