Gempa Tektonik Bermagnitudo 4,9 Guncang Lombok Utara
Gempa bermagnitudo 4,9 mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin pagi. Meski sempat memicu kepanikan warga, tidak ada laporan korban dan kerusakan.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·2 menit baca
TANJUNG, KOMPAS — Gempa tektonik bermagnitudo 4,9 mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (11/1/2021) pagi. Meski sempat memicu kepanikan warga, belum ada laporan dampak kerusakan dan korban.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Mataram Ardiantho Septiadhi, melalui siaran resminya, mengatakan, gempa terjadi pada pukul 06.40 Wita. Berdasarkan analisis BMKG, pusat gempa terletak pada 8,30 Lintang Selatan dan 116,23 Bujur Timur.
”Tepatnya berlokasi di darat pada jarak 10 kilometer timur laut Lombok Utara pada kedalaman 11 kilometer,” kata Ardiantho.
Menurut Ardhiantho, jika memperhatikan episenter (titik pusat gempa bumi di atas permukaan bumi) dan kedalaman hiposenter (titik gempa di bawah permukaan bumi), gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif busur belakang. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi tersebut memiliki pergerakan naik.
Ardhianto menambahkan, berdasarkan laporan masyarakat yang mereka terima, guncangan dirasakan di Lombok Utara, Lombok Barat, dan Kota Mataram pada skala III Modified Mercalli Intensity (MMI) atau skala untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Pada skala itu, getaran dirasakan nyata dalam rumah dan seakan-akan ada truk melintas.
Berdasarkan catatan BMKG Stasiun Geofisika Mataram, hingga pukul 09.42 Wita, tidak ada aktivitas gempa susulan. Ardhianto berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sementara itu, menurut penuturan warga Lombok Utara, guncangan sangat terasa sehingga memicu kepanikan. Rudi Hartono (29), warga Tanjung, Lombok Utara, mengatakan, dirinya masih tidur ketika gempa terjadi.
”Guncangannya besar sekali. Saya langsung bangun dan berlari keluar sambil menggendong anak-anak. Tidak hanya saya, warga satu kompleks pada keluar. Beberapa bahkan sampai menabrak pintu rumah saking paniknya,” kata Rudi.
Kepanikan warga di Lombok Utara setiap ada gempa tidak terlepas dari pengalaman dilanda dua gempa besar 2018 yang mengguncang wilayah tersebut, yakni gempa bermagnitudo 6,4 pada 29 Juli 2018 dan gempa bermagnitud0 7,0 pada 5 Agustus 2018.
Gempa bermagnitudo 6,4 pada 29 Juli 2019 mengakibatkan 20 orang meninggal dengan kerusakan bangunan hingga 10.000 unit. Sementara gempa bermagnitudo 7 yang mengguncang Lombok pada 5 Agustus 2018 mengakibatkan 564 orang meninggal (2 orang di antaranya di Bali dan 7 orang di Pulau Sumbawa) serta 226.137 rumah rusak.