Curah Hujan Tinggi, Sejumlah Wilayah Kepri Terendam Banjir
Curah hujan tinggi disertai angin kencang memicu banjir dan tanah longsor di wilayah Kepri. Diperkirakan cuaca ekstrem akan terus terjadi hingga awal Februari. Warga diminta waspada menghadapi bencana hidrometeorologi.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Curah hujan tinggi disertai angin kencang memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah Kepulauan Riau. Diperkirakan cuaca ekstrem akan terus terjadi hingga awal Februari 2021. Warga diminta waspada menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam, Suratman, Senin (11/1/2021), mengatakan, periode Desember-Januari merupakan fase puncak musim penghujan di Kepri. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan terus mengguyur sampai awal Februari.
”Siklonik di barat Pulau Kalimantan membentuk daerah pertemuan kecepatan angin (konvergensi) di Kepri. Ini menyebabkan hujan lebat dan angin kencang terjadi secara merata hampir di seluruh kabupaten/kota di Kepri,” kata Suratman.
Kepala Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) Tanjung Pinang Mu’min menyatakan, ada lima kelurahan di Kota Tanjung Pinang dan tiga kelurahan di Kabupaten Bintan yang terendam banjir. Diperkirakan sedikitnya ada 327 keluarga yang terdampak banjir di dua daerah di Pulau Bintan tersebut.
Sementara itu, di Batam, banjir setinggi lutut orang dewasa dilaporkan terjadi di Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa. Sebelumnya, bencana longsor juga terjadi di Kelurahan Seraya, Kecamatan Batu Ampar. Dua orang meninggal dalam peristiwa yang terjadi pada 8 Januari itu.
”Kami mengimbau kepada warga Kepri untuk mewaspadai bencana banjir dan tanah longsor mengingat cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terjadi sepanjang Januari,” ujar Mu’min.
Pemerintah kota/kabupaten di Kepri menyikapi hal itu dengan berulang-ulang menggelar gotong royong massal untuk membersihkan saluran air sejak awal Januari lalu. Di Batam, 1.098 pegawai kantor pemerintahan diturunkan untuk membersihkan saluran air di sembilan lokasi terpisah.
Warga Kepri diharapkan selalu waspada terhadap fenomena cuaca yang dapat berubah secara tiba-tiba. Terutama warga yang berada di pesisir untuk mewaspadai potensi banjir rob. (Suratman)
Hal serupa juga dilakukan para aparatur sipil negara di Bintan. Selain membersihkan saluran air dan jalan dari tumpukan lumpur, mereka juga membantu mendirikan dapur umum untuk menyiapkan makanan bagi ribuan warga yang terdampak banjir.
Menurut Suratman, selain potensi hujan ekstrem, juga ada potensi kemunculan awan kumulonimbus yang dapat mengganggu penerbangan dan pelayaran. Gelombang dengan ketinggian hingga 7 meter atau ekstrem berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Anambas dan Natuna.
”Warga Kepri diharapkan selalu waspada terhadap fenomena cuaca yang dapat berubah secara tiba-tiba. Terutama warga yang berada di pesisir untuk mewaspadai potensi banjir rob,” ucap Suratman.