Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, akan memperpanjang sewa hotel untuk isolasi mandiri pasien Covid-19 tanpa gejala dari Januari hingga Maret 2021. Di Kabupaten Cirebon, pemerintah masih mencari hotel untuk isolasi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, akan memperpanjang sewa hotel untuk isolasi mandiri pasien Covid-19 tanpa gejala dari Januari hingga Maret 2021. Di Kabupaten Cirebon, pemerintah masih mencari hotel untuk isolasi.
”Dengan melihat kondisi dan situasi terakhir, dinas kesehatan mengusulkan perpanjangan sewa hotel untuk isolasi mandiri. Nanti, kami bahas dengan pihak terkait,” kata Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi, Sabtu (9/1/2021), di Cirebon.
Sebelumnya, sejak Oktober 2020, Pemkot Cirebon menyewa 104 tempat tidur di Hotel Ono’s dan 46 tempat tidur Hotel Langensari sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien tanpa gejala. Selain menanggung makan dan minum, pemkot juga menyiapkan tenaga medis bagi pasien.
Awalnya, kedua hotel di pusat kota itu disewa hingga Desember 2020. Namun, karena laju kasus Covid-19 belum mereda, Pemkot Cirebon memperpanjang sewa hingga Januari 2021. Kini, hotel tersebut masih dijadikan tempat isolasi sampai Maret mendatang.
Agus Mulyadi mengatakan, biaya sewa diambil dari anggaran belanja tidak terduga (BTT). ”Anggarannya belum ada. Opsinya, dialokasikan lagi dari BTT sekitar Rp 4,5 miliar,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto memastikan tingkat kesembuhan pasien saat isolasi mandiri melebihi 80 persen. Pasien yang biasanya membutuhkan waktu 14 hari untuk sembuh kini cukup 7-10 hari. Sebanyak 676 pasien telah dinyatakan sembuh dari isolasi mandiri tersebut.
Antrean pasien untuk menjalani isolasi mandiri di hotel pun tidak terelakkan. Hingga kini terdapat 25 pasien dari sejumlah puskesmas yang masuk dalam daftar antrean ke hotel. Pasien lebih berminat isolasi di hotel karena terdapat banyak fasilitas, seperti pendingin ruangan dan jaringan internet nirkabel.
Selain hotel, dinas kesehatan juga menyiapkan gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BPPKKB) sebagai tempat karantina. Gedung yang berada di depan Rumah Sakit Daerah Gunung Jati ini bisa menampung 40 pasien. Namun, gedung itu kurang diminati.
Padahal, isolasi mandiri terpusat bisa mengurangi beban ruang isolasi di rumah sakit. Hingga kini, dari 235 tempat tidur di 9 rumah sakit, sebanyak 204 tempat tidur telah terisi. Bahkan, hanya tersisa 3 tempat tidur dari 13 tempat tidur di ruangan unit perawatan intensif (ICU) bagi pasien dengan perburukan kondisi.
Hingga kini, kasus Covid-19 di kota berpenduduk 340.000 jiwa itu terus meningkat. Sebanyak 2.380 warga sudah terpapar Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 91 orang meninggal dan 392 orang masih dalam perawatan.
Belum ada hotel
Di Kabupaten Cirebon, pemerintah belum memiliki tempat isolasi mandiri terpusat. Padahal, kasus Covid-19 terus melonjak. Pasien Covid-19 tanpa gejala pun menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun, maraknya kluster keluarga menunjukkan isolasi mandiri belum optimal.
Lebih dari 34 persen kasus Covid-19 di Cirebon atau sekitar 1.443 warga terpapar virus korona baru berasal dari kluster rumah tangga. Kini tercatat 4.270 warga terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 245 orang meninggal dan 1.158 orang masih dalam perawatan.
Kami sedang mengkaji Hotel Radiant sebagai tempat isolasi. Anggarannya masih dibicarakan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni mengakui, salah satu masalah penanganan Covid-19 di daerah adalah belum ada tempat isolasi mandiri terpusat. ”Kami sedang mengkaji Hotel Radiant sebagai tempat isolasi. Anggarannya masih dibicarakan,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengecek kelayakan lokasi untuk isolasi mandiri tersebut. Menurut rencana, Hotel Radiant dapat menampung 41 pasien. Jumlah ini masih bisa bertambah jika aula dijadikan tempat isolasi. ”Tempat ini segera digunakan,” ucapnya.