Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata Serang Pesawat di Intan Jaya Dikecam
Komnas HAM dan Ombudsman mengecam tindakan kelompok kriminal bersenjata membakar pesawat di pedalaman Papua. Aksi tersebut dinilai menghambat warga mendapatkan pelayanan transportasi.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sejumlah pihak mengecam aksi kelompok kriminal bersenjata yang membakar pesawat perintis PK-MAX di di Lapangan Terbang Kampung Pagamba Distrik Mbiandoga, Intan Jaya, Papua, Rabu (6/1/2021). Aksi tersebut dinilai merugikan masyarakat karena menghambat warga mendapatkan pelayanan publik.
Komisioner Komnas HAM RI Choirul Anam saat dihubungi dari Jayapura pada Sabtu (9/1/2021) mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan aksi tersebut karena pesawat itu tak hanya untuk mengangkut masyarakat, tetapi juga mengangkut barang kebutuhan pokok.
Ia menilai, aksi pembakaran pesawat di daerah pedalaman Papua tersebut akan mendapatkan perhatian serius oleh berbagai komunitas HAM, baik di internasional dan nasional
”Aksi ini tidak dapat dibenarkan, apa pun alasannya. Masyarakat juga merasa kecewa dan terganggu karena pesawat, sebagai salah satu fasilitas bagi mereka, telah dibakar,” kata Choirul.
Melkior Weruin, selaku Kepala Subbagian Analisis Pengaduan Komnas HAM Perwakilan Wilayah Papua menyatakan, pihaknya mengutuk aksi pembakaran pesawat perintis di Intan Jaya. Tindakan tersebut dinilai menghambat masyarakat untuk mendapatkan layanan transportasi.
”Harus ada upaya penegakkan hukum untuk melindungi penerbangan sipil di wilayah pedalaman Papua. Aksi tersebut sangat sangat merugikan masyarakat,” tutur Melkior.
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Papua Sabar Iwanggin berpendapat, pembakaran pesawat di Intan Jaya telah menghambat pelayanan publik bagi masyarakat.
”Sebenarnya jumlah aparat di daerah tersebut sudah banyak. Kami berharap pihak keamanan dapat mencegah aksi pembakaran tidak terulang,” kata Sabar.
Diketahui dari data Polda Papua, pesawat jenis twin otter yang dibakar kelompok kriminal bersenjata tercatat milik perusahaan Mission Aviation Fellowship (MAF). Pesawat ini dipiloti Kapten Alex Luferchek asal Amerika Serikat.
Adapun kronologis kejadian ini bermula ketika Kapten Alex tiba di Lapangan Terbang Kampung Pagamba dengan membawa dua penumpang yang merupakan warga setempat sekitar pukul 09.00 WIT.
Tiba-tiba datanglah seorang anggota kelompok kriminal bersenjata ke lapangan terbang tersebut dan melepaskan tembakan ke udara. Alex yang merasa ketakutan pun merunduk di samping pesawat tersebut.
Sebenarnya jumlah aparat di daerah tersebut sudah banyak. Kami berharap pihak keamanan dapat mencegah aksi pembakaran tidak terulang.
Ia pun diselamatkan sejumlah tokoh agama serta masyarakat setempat yang berada di dekat dengan lokasi. Alex dievakuasi warga ke Kampung Tekai yang berada di perbatasan Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Nabire.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim ke lokasi kejadian untuk mengejar para pelaku yang membakar pesawat milik MAF.
”Kami sungguh menyayangkan KKB (kelompok kriminal bersenjata) bisa membakar pesawat yang sangat dibutuhkan masyarakat. Setiap aparat kepolisian yang bertugas dekat bandara dan lapangan terbang akan meningkatkan pengamanan demi mencegah aksi tersebut terulang lagi,” kata Ahmad.
Total sudah terjadi dua kali aksi penyerangan pesawat oleh KKB pada awal tahun ini. Sebelumnya KKB Kali Kopi juga menembaki helikopter operasional milik PT Freeport Indonesia di areal tambang Distrik Tembagapura, Mimika, Rabu kemarin.
Sebelumnya, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM), Sebby Sambom, saat dihubungi Kompas menyatakan, pihaknya terlibat dalam aksi penyerangan pesawat di Mimika dan Intan Jaya.
Ia menegaskan, OPM akan terus menyerang pesawat dan helikopter sipil karena dicurigai sebagai modus untuk membawa aparat TNI-Polri.
”Pesawat atau helikopter menjadi target utama ketika melintas atau mendarat di wilayah operasi kami. Kami akan terus menyerang jika pihak pemilik pesawat tetap melanggar peringatan kami,” kata Sebby.