Ribuan Ikan Tandeman Terdampar di Pantai Siberut Utara
Ribuan ikan kecil atau disebut juga ikan tandeman terdampar di Pantai Desa Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Fenomena ini diduga disebabkan oleh perubahan iklim samudra.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Ribuan ikan kecil atau disebut juga ikan tandeman terdampar di Pantai Desa Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Fenomena ini diduga disebabkan oleh perubahan iklim samudra.
Kejadian terdamparnya ikan kecil ini berlangsung pada Kamis (8/1/2021) sekitar pukul 07.00. Video peristiwa itu dibagikan oleh warga di media sosial sehari kemudian. Fenomena itu membuat belasan warga berbondong-bondong memungut ikan di pantai.
Nova Sutila (35), warga Desa Sikabaluan, mengatakan, musim banyaknya ikan tandeman berada di perairan tepi pantai memang terjadi setiap tahun. Namun, fenomena ikan terdampar di pantai baru kali ini terjadi. Ikan terdampar dalam kondisi lemas ataupun mati.
”Biasanya kami memang memanen ikan ini. Pernah melimpah. Namun, tidak pernah ikan sampai terdampar di pantai. Mungkin karena perubahan suhu air laut,” kata Nova ketika dihubungi dari Padang, Jumat (8/1/2021).
Menurut Nova, biasanya ketika musim itu datang, warga menangkap ikan dengan tangguk. Namun, terdamparnya ikan membuat warga cukup memunguti saja untuk mendapatkan ikan. Setiap warga bisa membawa pulang ikan satu karung beras isi 10 kilogram. Ikan tersebut kemudian dikonsumsi keluarga masing-masing.
Setiap warga bisa membawa pulang ikan satu karung beras isi 10 kilogram.
Camat Siberut Utara Agustinus Sabebegen mengatakan, ketika pasang besar seperti saat ini memang musim ikan tandeman berada di sekitar pantai. Saat musim ini, biasanya warga sekitar menangkap ikan dengan tangguk hingga berkarung-karung.
”Mungkin sekarang karena ombaknya besar sehingga ikan terbawa ke pantai. Sebelum-sebelumnya ombak kecil, jadi ikan tidak sampai terdampar sebanyak ini,” kata Agustinus.
Agustinus menambahkan, pada Jumat pagi masih banyak ikan tandeman berada di perairan tepi pantai Desa Sikabaluan sedalam sekitar 40 sentimeter. Beberapa warga masih menangkap ikan-ikan tersebut. Adapun Agustinus belum mendengar ada fenomena ini di kecamatan tetangga.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perikanan Kepulauan Mentawai Usman Labai mengatakan, dirinya sudah menerima laporan mengenai fenomena ikan terdampar ini. Penyuluh dinas akan mengecek ke lokasi dan membuat laporan mengenai penyebab kejadian ini.
”Dugaan sementara, fenomena ini terjadi akibat perubahan iklim samudra. Terjadi perubahan suhu laut dari panas ke dingin. Karena perubahan suhu mendadak, ada ikan yang bertahan dan ada yang mati,” kata Usman.
Menurut Usman, kejadian ini kecil kemungkinan terkait dengan pencemaran laut atau pengeboman ikan. Kejadian ini lebih cenderung terkait dengan fenomena alam. Penyuluh dinas akan mengecek ke lokasi. Sejauh ini, dinas baru menerima laporan kejadian ini dari Desa Sikabaluan.