Pengemudi Diduga Mengantuk, Satu Orang Meninggal di Jalan Tol Purbaleunyi
Insiden tabrak belakang yang melibatkan dua kendaraan terjadi di Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi atau Purbaleunyi, Purwakarta, Jumat (8/1/2021) pagi. Salah satu pengemudi diduga mengantuk. Satu orang meninggal.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Insiden tabrak belakang yang melibatkan dua kendaraan terjadi di Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi atau Purbaleunyi, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021) pagi. Salah satu pengemudi diduga mengantuk sehingga menabrak kendaraan di depannya. Satu orang dilaporkan meninggal.
Kecelakaan berawal saat mobil pikap bernomor polisi B 9619 NRV yang dikemudikan Jaja Jamal (57) dari Bandung menuju Jakarta sekitar pukul 05.30 melintasi Kilometer 88.200 Tol Purbaleunyi. Diduga mengantuk, Jaja kehilangan kontrol dan menabrak bagian belakang truk fuso di depannya.
”Dugaan sementara sopir pikap mengantuk. Posisi akhir kedua kendaraan berada di bahu jalan antara lajur satu dan dua,” kata Kepala Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Purbaleunyi Ajun Komisaris Stanlly Soeselisa.
Jaja berangkat dari arah Bandung bersama Eso Saputra (61). Truk tersebut membawa muatan makanan ringan bakso goreng (basreng). Saat kecelakaan, truk itu terguling dan bagian depan kendaraan hancur. Muatan pun tumpah di ruas jalan dan Eso meninggal di lokasi kejadian.
Satuan Lalu Lintas Polres Purwakarta mencatat, pada periode Januari-Juli 2020, ada 16 kejadian kecelakaan dengan korban 6 orang tewas, 3 orang luka berat, dan 25 orang luka ringan. Penyebab kecelakaan didominasi oleh kejadian tabrak belakang atau faktor kelalaian manusia.
Berdasarkan catatan Kompas, kecelakaan tabrak belakang hingga menyebabkan tabrakan beruntun pernah terjadi di Jalan Tol Purbaleunyi Kilometer 91. Kecelakaan yang melibatkan 20 kendaraan beruntun ini dipicu truk pengangkut tanah yang terguling di badan jalan tol. Pengemudi truk memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi saat melintasi jalan menurun. Kemudian, truk kehilangan kendali dan tidak bisa mengontrol kemudi truk.
Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achad Wildan sebelumnya menjelaskan, lokasi rawan kecelakaan di ruas tol ini berada pada Kilometer 84 hingga Kilometer 120. Jenis kecelakaan yang mendominasi adalah tabrak belakang dan kegagalan rem.
Wildan memaparkan sejumlah penyebab terjadinya kecelakaan tabrak belakang di jalan tol, antara lain, ada gap kecepatan yang terlalu tinggi dan kendaraan pengangkut muatan cenderung melanggar batas minimal kecepatan karena keterbatasan power weight ratio. Penyebab lain yakni kemampuan rem dan jarak pandang yang terbatas karena kondisi gelap atau saat malam.
Pemasangan marka pengurang kecepatan (speed reducing marking) dan stiker reflektor pada kendaraan barang diharapkan bisa mencegah terjadinya kecelakaan.
Pemasangan papan peringatan untuk mengurangi kecepatan di ruas Jalan Tol Purbaleunyi dinilainya kurang sesuai karena papan peringatan dipasang pada jalan yang menurun. Sebaiknya, papan dipasang pada bentang datar menjelang jalan menurun atau tikungan. Tulisan peringatan juga singkat dan tidak berfokus pada pesan batas kecepatan karena kendali kecepatan adalah pada posisi gigi.