Ruangan isolasi bagi ibu hamil yang terpapar Covid-19 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih minim. Sejumlah rumah sakit pun terpaksa menolak pasien tersebut.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Ibu hamil di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tidak luput dari paparan virus korona baru. Namun, ruangan isolasi untuk ibu hamil yang terpapar Covid-19 di daerah tersebut masih minim. Penanganan layanan maternal pun tidak optimal.
Hal itu terungkap dalam rapat evaluasi penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon di Pendopo Bupati Cirebon, Jumat (8/1/2021). Turut hadir Bupati Cirebon Imron Rosyadi, Kepala Kepolisian Resor Kota Cirebon Komisaris Besar M Syahduddi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni, dan pejabat lain.
Berdasarkan catatan Dinkes Kabupaten Cirebon, dari 11 rumah sakit yang menangani pasien Covid-19, ruangan isolasi khusus maternal hanya ada di empat RS. Ruangan itu tersebar di RSUD Waled sebanyak 13 tempat tidur, RSUD Arjawinangun (2 unit), RS Mitra Plumbon (4 unit), dan RS UMC (2 unit).
Dengan begitu, terdapat 21 tempat tidur bagi ibu hamil yang terpapar Covid-19. ”Ini masih kekurangan. Apalagi, masa pandemi ini banyak orang hamil. Saat mau melahirkan, hasil rapidtest-nya reaktif. Banyak juga yang justru positif Covid-19,” kata Eni.
Mereka tertular dari suaminya yang bekerja, termasuk di luar Cirebon. Pihaknya belum mencatat jumlah ibu hamil yang terpapar virus korona baru.
Setiap ibu hamil yang hasil tesnya menunjukkan reaktif atau positif Covid-19 harus dirujuk ke rumah sakit. Penanganan bagi ibu hamil berbeda dengan pasien positif lainnya karena harus mempertimbangkan kesehatan calon bayi.
”Namun, kebanyakan rumah sakit tidak bisa menerima karena tidak punya ruang isolasi maternal. Akhirnya, pasien dikembalikan ke puskesmas. Padahal, ada beberapa kasus, pertolongan tidak bisa dilakukan di puskesmas,” katanya.
Setiap RS seharusnya minimal ada lima ruangan isolasi (tempat tidur) khusus maternal.
Oleh karena itu, pihaknya tengah berkoordinasi dengan manajemen rumah sakit agar menyediakan ruangan isolasi khusus maternal. ”Setiap RS seharusnya minimal ada lima ruangan isolasi (tempat tidur) khusus maternal,” lanjutnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Cirebon Ahmad Fariz mengatakan, penambahan ruangan isolasi di rumah sakit bagi pasien Covid-19, termasuk layanan maternal, merupakan masalah hilir. ”Hulunya harus diselesaikan, seperti tes masif, pelacakan, dan treatment,” katanya.
Fariz mendorong Pemkab Cirebon menggalakkan tes di semua komunitas warga, tidak hanya di 10 kecamatan yang zona merah. Wilayah zona oranye dan zona hijau juga perlu jadi sasaran tes untuk mendeteksi penyebaran Covid-19. Protokol kesehatan di masyarakat juga harus ditegakkan.
Hingga kini, cakupan tes usap tenggorokan berbasis rantai reaksi polimerase (PCR) mencapai 44.264 tes. Ini melebihi target 22.000 tes. Adapun kasus positif Covid-19 tercatat 4.220 orang. Sebanyak 243 orang di antaranya meninggal dan 1.110 orang masih dalam perawatan.