Bupati Pertama Minahasa Tenggara Telly Tjanggulung Tutup Usia
Telly Tjanggulung tutup usia di Rumah Sakit Siloam Kebun Jeruk, Jakarta, Selasa (5/1/2021) dini hari, karena kanker serviks yang dideritanya selama beberapa tahun terakhir. Ia dimakamkan di Kelurahan Bumi Nyiur, Manado.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Mantan Bupati Minahasa Tenggara Telly Tjanggulung wafat pada usia 47 tahun dan akan dimakamkan di Desa Koha, Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat (8/1/2021). Almarhumah adalah ibunda anggota DPR termuda saat ini, Hillary Brigitta Lasut dan istri Bupati Kepulauan Talaud Elly Engelbert Lasut.
Telly Tjanggulung tutup usia di Rumah Sakit Siloam Kebun Jeruk, Jakarta, pada Selasa (5/1/2021) dini hari, karena kanker serviks yang dideritanya selama beberapa tahun terakhir. Jenazahnya kemudian disemayamkan di kediamannya di Kelurahan Bumi Nyiur, Manado. Puncaknya adalah misa arwah atau requiem pada Jumat pagi yang dipimpin Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC.
Jenazah bupati definitif pertama Minahasa Tenggara yang menjabat selama 2008-2013 ini juga mendapat penghormatan terakhir di gedung DPRD Provinsi Sulut serta gedung Pemkab Minahasa Tenggara di Kecamatan Ratahan. Pemakaman akan dilaksanakan pada sore hari di pemakaman Desa Koha, Mandolang, Kabupaten Minahasa.
Telly meninggalkan Elly (51) suaminya, Hillary (24) anak kandungnya, serta tujuh anak angkat, dua di antaranya mendampingi Hillary sejak masa kanak-kanak. Ia juga meninggalkan kedua orangtua serta beberapa kakak dan adik.
Elly dan Hillary setia duduk di samping peti sejak tiga hari terakhir, termasuk saat misa arwah. Isak tangis mereka dan para kerabat terdekat mengiringi upacara penghormatan jenazah Telly hingga penutupan peti.
Dalam sambutan sebelum pemberangkatan jenazah, Hillary mengenang ibundanya sebagai sosok yang penuh cinta kasih dan selalu memprioritaskan keluarga. Ketika masih kecil, Hillary kerap meminta orangtuanya memberikannya adik agar ia tak sendiri, dan Telly memenuhinya dengan menghadirkan bayi Gloria dalam keluarga mereka.
”Suatu hari pada 2005, Mama datang membawa kabar bahwa ada anak perempuan yang akan dibawa ke rumah kami untuk menjadi berkat bagi kami semua. Usianya baru tiga hari, dan bayi itu sedang dalam pelayaran ke Manado. Dia adalah Gloria, yang ada supaya saya tidak kesepian,” kata Hillary sambil memperkenalkan saudarinya.
Hillary juga memperkenalkan Olivia, saudari angkatnya yang menjadi teman tumbuh bersama. Beberapa saudara angkat lain yang hadir adalah Moses dan David. ”Saya bukan anak tunggal. Kami semua terikat dengan seluruh kasih sayang Mama,” ujarnya.
Bagi Hillary, keputusan Telly menghadirkan saudara-saudara bagi dia adalah sebuah persiapan untuk kepergiannya. ”Ketika Mama pergi, ia memastikan saya dan Papa tidak sendirian. Ada adik-adik yang menopang dan menjaga Papa. Mama menghadiahkan mereka agar menjadi sumber berkat dan cinta kasih bagi kami,” katanya.
Dalam khotbah misa arwah,Mgr Benedictus mengatakan, Telly telah mampu menjadi simbol kemartiran Yesus Kristus. Ia bukan hanya memikirkan keluarga dan jemaat Gereja, melainkan juga masyarakat luas melalui jabatan publik.
”Ibu Telly Tjanggulung telah memberikan diri, membawa kasih yang ia terima dalam keluarga kepada jemaat, masyarakat, dan negara. Kita berharap karya kasih ini tetap ada, dilanjutkan sebagai jawaban untuk panggilan sebagai pewarta kasih Tuhan,” kata Benedictus.
Telly yang lahir di Tomohon, 1 Juni 1973, pernah menjabat anggota DPRD Sulut dari daerah pemilihan Nusa Utara. Pada 2008-2013, ia kemudian menjadi bupati pertama Minahasa Tenggara yang baru dibentuk pada 2017. Telly mulai menjabat ketika usianya baru 35 tahun. Selama itu, ia juga menjabat ketua Partai Golkar Minahasa Tenggara sebelum menjadi ketua Partai Nasdem Minahasa Tenggara pada 2019.
Catatan Kompas,selama kepemimpinannya di Minahasa Tenggara, Telly pernah memberhentikan Kepala Inspektorat Minahasa Tenggara Roy Pangemanan karena ia bergabung dengan demonstran yang menyerangnya. Saat itu, ada dugaan penggunaan APBD 2009 sebesar Rp 30 miliar yang tidak dapat Telly pertanggungjawabkan (Kompas, 11 Februari 2011).
Telly juga tercatat pernah memberangkatkan 148 pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di daerahnya berwisata rohani di Jerusalem, yang terbagi antara Israel dan Palestina, serta Mekkah, Arab Saudi. Perjalanan itu diklaim menggunakan dana dari para pesertanya sendiri hingga total mencapai Rp 3 miliar, melebihi pendapatan asli daerah yang saat itu Rp 1,6 miliar (Kompas, 31 Maret 2011).
Masa jabatan Telly diakhiri dengan ”pecah kongsi” dari wakil bupatinya saat itu, Jeremia Damongilala. Selepas itu, Telly aktif mendukung tugas Elly, terutama setelah dilantik kembali pada 2020, sebagai ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kepulauan Talaud. Sebelumnya, selama 2004-2009, ia pernah menjabat ikatan istri anggota DPRD Kepulauan Talaud.