Mereka Tak Kenal Jeda Merawat Kota
Petugas kebersihan, yakni pasukan kuning dan pasukan hijau, merawat taman atau ruang terbuka hijau di Kota Surabaya, Jawa Timur. Ketika semua warga liburan, mereka tetap bekerja, termasuk saat pergantian tahun.
Meski masih gerimis, Sodiq (55) tetap membersihkan jalan dari genangan air persis di lokasi posko pengamanan malam pergantian tahun di sekitar Kantor Kecamatan Gununganyar, Surabaya, Kamis (31/12/2020). Ia tak peduli dengan percikan air dari roda kendaraan yang melintas meski bolak-balik membasahi bagian kaki, bahkan badannya.
Sekitar 50 meter dari tempat itu, Widodo (49) dan Lutfi (45) sedang mengisi atau mengganti ruang yang kosong karena tanaman mati. Mereka mencari tanaman yang mati atau ruang yang kosong untuk diisi dengan tanaman baru yang sama jenisnya dengan bunga yang sudah ada.
Aktivitas petugas membersihkan jalan, trotoar, dan sarana publik seperti tong sampah, properti di halte, bola-bola, dan bollard (tiang penghalang kendaraan), termasuk merawat tanaman, itu tak kenal berhenti meski hari itu merupakan hari libur.
Membersihkan areal sepanjang 1 kilometer dari 10 kilometer panjang Jalan Ir Soekarno atau Middle East Ring Road (MERR), yang menjadi tugasnya, tiap hari dilakoni Sodiq dari pukul 05.00 hingga pukul 12.00.
”Saat ini lahan pekerjaan saya di kawasan ini. Entah bulan depan ditugaskan ke wilayah mana,” ujar bapak dari tiga anak ini.
Menata taman
Menata taman sekaligus merawat tanaman oleh petugas seperti pasukan kuning dan pasukan hijau menjadi keseharian di Kota Surabaya, termasuk saat masa liburan. Tak ayal, setiap ada kegiatan yang mengumpulkan banyak orang sebelum pandemi Covid-19, paling lambat 30 menit setelah acara bubar, kawasan itu langsung bersih kembali.
Sudah menjadi kebiasaan atau standar operasi pasukan kuning dengan status kontrak dan penghasilan sesuai upah minimum Kota Surabaya, 15 menit sebelum acara usai, mereka sudah berada di sekitar lokasi.
Baca juga : Mereka yang Menjaga Kebersihan Kota Surabaya
Tidak hanya pasukan kuning yang tetap bekerja meski yang lain liburan. Hal serupa menjadi kewajiban pasukan hijau untuk mengurus taman dan ruang terbuka hijau. Selama 10 tahun Tri Rismaharini menjabat Wali Kota Surabaya, terdapat 573 taman dengan tema masing-masing yang tersebar di seluruh wilayah di kota dengan jumlah penduduk 3,3 juta jiwa ini.
Ruang terbuka hijau sebagai penyedot polusi sekaligus menurunkan suhu udara itu masih ditambah Taman Hutan Raya, Hutan Raya Mangrove di Wonorejo, Rungkut, Medokanayu, dan Gununganyar.
Seperti diutarakan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Anna Fajriatin, saat ini ruang terbuka hijau di kota seluas 350 kilometer persegi ini sudah mencapai 7.356,24 hektar atau 21,99 persen dari luas kota.
Untuk membersihkan seluruh wilayah, Pemkot Surabaya memiliki 2.147 tenaga kebersihan atau pasukan kuning. Untuk mengurus seluruh ruang terbuka hijau, ada sebanyak 874 petugas pasukan hijau. Mereka bekerja masing-masing 8 jam, yang dibagi dalam dua sif.
Baca juga : Mengurangi Dampak Suhu Panas di Surabaya
Khusus soal kebersihan bahkan ada tim khusus seperti saat pergantian tahun dari 2020 ke 2021. Saat pergantian tahun, DKRTH menerjunkan sekitar 300 petugas pasukan kuning, 13 dump truck, dan 5 mobil penyapu jalan (road sweeper). Jumlah personel dan armada yang diterjunkan tahun ini lebih banyak daripada tahun lalu yang hanya menerjunkan 200 petugas pasukan kuning, 6 dump truck, dan 5 mobil penyapu jalan.
Tanpa libur
Pasukan kuning ini, menurut Anna, disebar di tempat yang diperkirakan menjadi lokasi perayaan pergantian tahun. Hanya tahun ini karena masih pandemi Covid-19 dan Surabaya sudah ditutup pada Kamis (31/12/2020) sejak pukul 17.00 WIB, warga dari luar Surabaya tak bisa masuk.
Sepinya Surabaya ketika pergantian tahun karena warga dilarang keluar rumah jika tak penting sekali, menurut Anna, langsung berdampak pada pengurangan volume sampah. Volume sampah plastik memang masih mendominasi pada pergantian tahun, tetapi penurunan sangat signifikan. Berdasarkan data, volume sampah saat itu sekitar 3,68 ton, padahal 2019 pada perayaan serupa mencapai 5 ton dan 2018 sebanyak 10 ton.
Lokasi penyisiran sampah antara lain Jalan Basuki Rahmat, Embong Malang, Tugu Pahlawan, Kramat Gantung, Gemblongan Tunjungan, Gubernur Suryo, lalu Panglima Sudirman. Sasaran lain mengangkut sampah di Jalan Kusuma Bangsa, di bawah Jembatan Suramadu, Tambak Saridan Pasar Kembang.
Baca juga : Tahura Balasklumprik Menambah Destinasi di Surabaya
Untuk membersihkan sampah di luar permukiman, perkantoran, dan kawasan, butuh waktu 3,5 jam yang berlangsung pukul 00.30 hingga pukul 04.00. Dengan demikian, ketika warga Surabaya mulai beraktivitas lagi, jalan sudah bersih.
Jadi, pasukan kuning dan pasukan hijau yang bekerja dalam dua sif, yakni pukul 05.00-12.00 dan pukul 12.00-19.00, tak kenal kata jeda merawat taman dan membersihkan ruang publik di kota ini. Mereka sudah beranjak ke ”tempat kerja” alias daerah yang menjadi tanggung jawabnya ketika sebagian warga masih tidur lelap.
Sebagai garda paling depan terkait pertamanan dan kebersihan kota, dalam memberikan kenyamanan bagi warga Surabaya, kesetiaan pasukan kuning dan hijau menjadi kunci Surabaya terkenal tertata dan warganya pun ikut menjaga kota.
Berkat kesigapan pasukan ini, Kota Surabaya selalu bersih dan hijau. Tanaman pun terawat, bahkan dilakukan pergantian jenis tanaman minimal setiap enam bulan. Kerapian kota ini juga terjaga berkat kepedulian warga menjaga kotanya sekaligus menjadi rumah sendiri. Maka, ketika jam berangkat sekolah atau bekerja, hampir seluruh jalan raya di kota dengan penduduk 3,3 juta jiwa ini selalu bebas dari sampah.
Kalaupun ada, biasanya guguran bunga atau daun, yang belum sempat disingkirkan oleh petugas. Sementara sampah berupa plastik atau kertas nyaris tak ada yang berserakan. Inilah cerminan Kota Surabaya yang kian tersohor dengan hijau, rapi, serta bersih dan warganya pun terkenal selalu mau menjaga kotanya dan tertib.