Figur publik, tokoh masyarakat, dan tokoh agama di Jawa Tengah diharapkan mau divaksin pada tahap awal guna meyakinkan masyarakat. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo siap menjadi yang pertama divaksin di Jateng.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menggenjot sosialisasi dan edukasi yang bersifat persuasif guna mengantisipasi adanya penolakan vaksin Covid-19 oleh masyarakat, termasuk tenaga kesehatan. Figur publik, tokoh masyarakat, dan tokoh agama diharapkan akan membuat masyarakat tidak ragu.
Sebelumnya, Senin (4/1/2021), sebanyak 62.560 dosis vaksin buatan Sinovac, yang dikirim dari PT Biofarma, Bandung, tiba di gudang Dinas Kesehatan Jateng, di Kota Semarang. Dinkes Jateng masih menunggu arahan pusat sebelum didistribusikan ke 35 kabupaten/kota. Adapun tenaga kesehatan menjadi sasaran pada vaksinasi tahap awal.
”Tentu semua perlu sosialisasi dan edukasi yang bersifat persuasif. Jangan ada terkesan dipaksa. Biasanya, menolak itu karena ragu-ragu. Karena itu, nanti figur publik dan tokoh masyarakat akan didahulukan untuk meyakinkan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, di Kota Semarang, Rabu (6/1/2021).
Menurut Yulianto, total dosis vaksin untuk tenaga kesehatan di Jateng sekitar 355.000 dosis. Adapun Pemprov Jateng mengusulkan agar tenaga kesehatan yang selama ini merawat dan menangani pasien Covid-19 secara langsung didahulukan menerima vaksin. Mereka, antara lain, adalah dokter dan perawat di ruang isolasi dan perawatan intensif (ICU) RS.
Tentu semua perlu sosialisasi dan edukasi yang bersifat persuasif. Jangan ada terkesan dipaksa. Biasanya, menolak itu karena ragu-ragu. Karena itu, nanti figur publik dan tokoh masyarakat akan didahulukan untuk meyakinkan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga mengatakan akan melakukan sosialisasi dalam rangka mengantisipasi penolakan vaksin. Namun, ia menekankan bahwa vaksin yang saat ini sudah ada di Jateng jumlahnya masih sedikit dan untuk tenaga kesehatan.
”Yang menolak itu potensinya, kan, kalangan masyarakat. Ini akan kami sosialisasikan,” kata Ganjar seusai rapat evaluasi penanganan Covid-19 di ruang rapat kantornya di Kota Semarang, Rabu.
Menurut dia, penolakan vaksin berpotensi terjadi jika ada yang merasa tidak percaya dan karena mereka tidak tahu. Oleh karena itu, dengan sosialisasi yang dilakukan terus-menerus, pihak yang berpotensi melakukan penolakan diharapkan bisa mengerti.
Yang pertama
Ganjar mengaku siap menjadi yang pertama divaksin di Jateng. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan contoh kepada masyarakat sehingga mereka semakin yakin.
”Saya kira perintah Presiden bagus, akan bisa menjadi contoh. Saya sendiri siap. Siap, lah, masa tidak siap. Presiden saja siap. Memang tadi Presiden memberikan catatan menunggu izin dari BPOM, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa keluar,” katanya.
Ganjar menambahkan, Jateng telah menyiapkan secara matang terkait vaksinasi. Ia akan memberi banyak kesempatan kepada yang berhak. Namun, jika contoh dari pejabat dianggap penting, pejabat harus yang pertama. Jika diperlukan untuk contoh bagi masyarakat, nantinya bupati/wali kota juga bisa didahulukan sebelum warganya.
Adapun kasus Covid-19 di Jateng terus meningkat. Berdasarkan data laman Corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan pada Rabu (6/1/2021) pukul 12.00, terdapat 99.136 kasus positif kumulatif, dengan rincian 10.228 dirawat, 82.772 sembuh, dan 6.136 meninggal. Ada penambahan 5.410 kasus positif sejak 1 Januari 2021.