Tes Antigen, 275 Calon Penumpang di Bandara Juanda Terkonfirmasi Positif
Sebanyak 275 penumpang terkonfirmasi positif dari uji cepat antigen dan 76 penumpang reaktif selama angkutan Natal dan Tahun Baru di Bandara Juanda Surabaya. Potensi sebaran Covid-19 dari pelaku perjalanan diwaspadai.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Sebanyak 275 calon penumpang terkonfirmasi positif berdasarkan uji cepat antigen dan 76 penumpang dinyatakan reaktif, selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru di Bandar Udara Juanda. Data itu menunjukkan potensi sebaran Covid-19 dari pelaku perjalanan perlu diwaspadai.
Kepala Cabang Angkasa Pura Support Bandara Juanda Surabaya Wukirjo mengatakan, sebanyak 275 penumpang itu merupakan akumulasi dari pemeriksaan sejak 18 Desember hingga 4 Januari. Rata-rata setiap hari ditemukan belasan orang yang terkonfirmasi positif.
”Calon penumpang yang terkonfirmasi positif ini tidak diperbolehkan melakukan perjalanan dengan menggunakan moda transportasi udara. Mereka dibantu mengurus pembatalan perjalanan ke pihak maskapai penerbangan,” kata Wukirjo, Rabu (6/1/2021).
Selanjutnya calon penumpang yang positif dirujuk ke rumah sakit rujukan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan guna memastikan kondisi kesehatan mereka. Idealnya, mereka melakukan uji usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR) karena hasilnya lebih akurat.
Namun, menurut Wukirjo, mayoritas calon penumpang pesawat yang terkonfirmasi positif itu menolak dirujuk. Mereka memilih memeriksa diri secara mandiri. Alasannya, mayoritas penumpang berasal dari luar Surabaya dan Sidoarjo sehingga, apabila dirujuk ke rumah sakit di sekitar bandara, keluarga mereka kesulitan mengurusinya.
Wajib
Sejak pandemi Covid-19 mendera, pengguna moda transportasi udara diwajibkan menunjukkan hasil negatif berdasarkan uji cepat dan uji usap sebagai syarat perjalanan. Untuk memudahkan para pelawat, PT Angkasa Pura Support menyediakan fasilitas layanan pengetesan berupa uji cepat antibodi dan uji cepat antigen.
Calon penumpang yang terkonfirmasi positif ini tidak diperbolehkan melakukan perjalanan dengan menggunakan moda transportasi udara. Mereka dibantu mengurus pembatalan perjalanan ke pihak maskapai penerbangan.
Akan tetapi, sejak keluarnya Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 3 Tahun 2020 tentang Protokol kesehatan perjalanan orang selama libur Natal dan menyambut Tahun Baru 2021 dalam masa pandemi serta SE Kemenhub No 22/2020 tentang petunjuk pelaksanaan perjalanan orang dengan transportasi udara selama Natal dan Tahun Baru dalam masa pandemi, penumpang pesawat disyaratkan menunjukkan hasil uji cepat antigen.
Sejak itulah, Angkasa Pura Support lebih banyak menerima permintaan uji cepat antigen dibandingkan dengan uji cepat antibodi. Selama masa angkutan udara Natal dan Tahun Baru, total 19.372 orang yang difasilitasi dengan layanan uji cepat antigen. Biaya yang dipatok relatif terjangkau, yakni Rp 170.000 per orang.
Dari 19.373 penumpang itulah, ditemukan 275 pelawat yang terkonfirmasi positif berdasarkan uji cepat antigen dan 76 penumpang yang reaktif berdasarkan uji cepat antibodi Covid-19. Saat libur Natal yang terkonfirmasi positif rata-rata belasan orang, tetapi menjelang Tahun Baru hingga 3 Januari yang terkonfirmasi positif di kisaran 20-27 orang per harinya.
Menurut Wukirjo, reaksi calon penumpang yang hasil uji cepat antigennya dinyatakan positif sangat beragam. Ada yang tetap tenang dan menerima hasilnya dengan sikap pasrah. Namun, ada juga yang emosional, seperti marah-marah, bahkan tidak mau mengambil dokumen hasil pemeriksaan.
”Kondisi seperti itu bisa dimaklumi karena pada dasarnya tidak ada orang yang mau sakit. Selain itu, calon penumpang yang telanjur membeli tiket atau merencanakan perjalanan bersama keluarga pasti sangat kecewa,” ucap Wukirjo.
Mengacu pada SE Satgas Penanganan Covid-19 dan SE Kemenhub, syarat menunjukkan hasil negatif berdasarkan uji cepat antigen bagi pengguna moda transportasi udara berlaku hingga 8 Januari. Meski demikian, Wukirjo mengatakan pihaknya tetap menyediakan fasilitas layanan uji cepat antigen hingga terbit kebijakan baru.
Sementara itu Manajer Humas Bandara Juanda Surabaya Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan, jumlah penumpang selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru meningkat signifikan dibandingkan dengan trafik pada hari normal selama masa pandemi Covid-19. Meski demikian, jumlah penumpang itu merosot jauh dibandingkan dengan masa angkutan Natal dan Tahun Baru periode sebelumnya.
Sebagai gambaran, hingga hari ketujuh atau selama masa angkutan Natal, jumlah penumpang di Bandara Juanda tembus 155.893 orang. Jumlah tersebut didominasi oleh penumpang kedatangan 85.685 orang, sementara penumpang keberangkatan sebanyak 70.208 orang. Rata-rata jumlah penumpang yang dilayani di Bandara Juanda mencapai 22.000 orang per hari.
Rute penerbangan terbanyak tujuan Jakarta, Makassar, dan Bali. Sebelum pandemi, pada situasi normal, Bandara Juanda bisa melayani 50.000-52.000 penumpang per hari.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, pihaknya mengelola 15 bandara. Bandara Juanda Surabaya termasuk tiga besar bandara yang mencatatkan pertumbuhan trafik penumpang tertinggi pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru dari 18-29 Desember.
Bandara Ujung Pandang mencatatkan pertumbuhan trafik penumpang paling tinggi, disusul oleh Bandara Juanda pada urutan kedua dan di posisi ketiga ditempati Bandara Ngurah Rai di Bali. Selama pandemi, trafik penumpang di Ngurah Rai turun drastis karena penerbangan komersial internasional ditiadakan.