RSUD Pemalang Siap Jadi Rumah Sakit Khusus Covid-19
Seiring meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di daerahnya, Pemerintah Kabupaten Pemalang, Jateng, terus bersiaga mengantisipasi lonjakan kasus. RSUD dr M Ashari akan dikhususkan buat menangani Covid-19 jika kasus meledak.
Oleh
KRISTI UTAMI
·2 menit baca
PEMALANG, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Daerah dr M Ashari Pemalang, Jawa Tengah, bakal difungsikan menjadi rumah sakit khusus Covid-19 apabila kasus positif terus meningkat. Namun, diklaim masih memiliki ruang perawatan cukup, muncul keluhan pasien yang kesulitan mendapatkan ruang isolasi di rumah sakit itu.
Hingga Rabu (6/1/2021), jumlah kasus positif Covid-19 di Pemalang mencapai 2.622 orang. Dari jumlah itu, ada 421 kasus aktif dan 155 orang lainnya meninggal dunia. Penambahan kasus Covid-19 di Pemalang terakhir kali diumumkan pada Senin (4/1). Saat itu, jumlah kasus baru sebanyak 107 orang. Kasus itu adalah hasil pelacakan terhadap kontak erat pasien positif dalam sepekan.
”Sesuai arahan bupati, kalau ada ledakan kasus dan ruang isolasi yang ada tidak mencukupi, kami akan buka bangsal baru khusus Covid-19. Kalau masih belum mencukupi juga, kami akan mengalihkan pasien reguler ke rumah sakit lain. rumah sakit ini untuk Covid-19,” ujar Direktur RSUD dr M Ashari Pemalang Sunardo Budi Santoso.
Sunardo mengatakan, RSUD dr M Ashari memiliki 83 tempat tidur untuk pasien Covid-19. Dari jumlah itu, jumlah tempat tidur yang terpakai sebanyak 65 unit. Jika nantinya dikhususkan untuk menampung pasien Covid-19, RSUD dr M Ashari diperkirakan mampu menampung hingga lebih dari 200 pasien.
”Sebagai rumah sakit milik pemerintah, RSUD dr M Ashari harus memfasilitasi itu semua jika memang terjadi ledakan kasus. Intinya, pemerintah siap dan kami juga sudah siap,” katanya.
Meski disebut ruang isolasi tersedia di RSUD dr M Ashari, keluhan warga yang sulit mendapat tempat perawatan masih terdengar. Catur Setiawan (38), warga Yogyakarta, mengatakan, adik iparnya di Pemalang sempat antre dirawat di rumah sakit itu pada Selasa (5/1).
Menurut Catur, kerabatnya reaktif dari hasil tes antigen Covid-19 pada Senin (4/1). Dia menunjukkan gejala mirip pasien Covid-19, seperti, sesak napas dan batuk. Tes usap telah dilakukan di salah satu puskesmas, tetapi hasilnya baru keluar sepekan kemudian.
”Hasil rontgen menunjukkan paru-paru adik saya berkabut. Awalnya mau isolasi mandiri, tapi tidak tahan batuk dan sesak napas. Akhirnya, jalan sendiri ke rumah sakit. Di sana, dia mesti antre semalam di IGD. Akhirnya dapat sekamar berdua meski tanpa ventilator,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Sunardo membantah. ”Mungkin bukan di tempat kami. Soalnya, masih ada ruang isolasi yang masih kosong dan ada ventilator yang tersedia,” ujarnya.