Porsi Vaksin untuk Tenaga Kesehatan di Zona Merah Jabar Lebih Banyak
Jawa Barat mendapatkan sekitar 90.000 dosis vaksin Covid-19 pada tahap pertama. Vaksin akan diberikan kepada tenaga kesehatan. Daerah dengan kasus tinggi atau berada di zona merah mendapat porsi vaksin lebih banyak.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Jawa Barat mendapatkan sekitar 90.000 dosis vaksin Covid-19 pada tahap pertama. Vaksin buatan Sinovac, China, itu akan diberikan pada lebih kurang 45.000 tenaga kesehatan. Daerah dengan kasus tinggi atau berada di zona merah mendapat porsi vaksin lebih banyak.
”Jadi, tidak pukul rata. Porsi vaksin untuk tenaga kesehatan di zona merah akan lebih banyak meski populasinya sama dengan daerah non-zona merah,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Kota Bandung, Rabu (6/1/2021). Beberapa daerah memiliki kasus Covid-19 tinggi, seperti kawasan Bandung Raya serta Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek).
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar, hingga Rabu pukul 17.30, kasus Covid-19 di provinsi itu tercatat 89.661 kasus. Jumlah ini tertinggi kedua dari 34 provinsi di Indonesia setelah DKI Jakarta. Terdapat penambahan 9.668 kasus baru dalam sepekan terakhir. Sementara kasus aktif atau dalam perawatan berjumlah 12.315 orang.
Kasus Covid-19 di Jabar masih didominasi dari Bodebek dan Bandung Raya. Empat daerah dengan kasus tertinggi adalah Kota Bekasi dengan 15.288 kasus, Kota Depok (13.733), Kabupaten Bekasi (8.803), dan Kota Bandung (6.562).
Kamil berharap pada pendistribusian tahap berikutnya pemerintah pusat dapat memberikan vaksin untuk seluruh tenaga kesehatan di Jabar. Sedikitnya dibutuhkan sekitar 210.000 dosis vaksin untuk memenuhi hal itu. Saat ini, total tenaga kesehatan di Jabar lebih-kurang 150.000 orang.
Pemerintah Provinsi Jabar menerima sekitar 30.000 dosis vaksin, Rabu. Sejumlah 60.000 dosis vaksin sisanya akan dikirimkan Jumat (8/1/2021). Vaksin itu belum didistribusikan ke kabupaten/kota karena masih menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pemerintah daerah juga diminta melakukan simulasi vaksinasi.
Menurut Kamil, Jabar membutuhkan sekitar 67 juta dosis vaksin untuk 33,5 juta orang. Jumlah itu setara dengan 70 persen populasi penduduk provinsi itu yang hampir mencapai 50 juta jiwa.
”Jumlah itu dibutuhkan untuk membentuk kekebalan kelompok sehingga diharapkan melindungi seluruh masyarakat,” ucapnya.
Jabar menyiapkan sekitar 1.100 tempat vaksinasi. Kamil berharap tempat penyuntikan vaksin ditambah hingga dua kali lipat sehingga waktu vaksinasi dapat dipersingkat.
Sumber daya manusia untuk menyuntik vaksin juga diperbanyak. ”Yang tadinya hanya 1.000 orang, kini kami melatih sekitar 11.000 orang untuk menjadi vaksinator,” ujarnya.
Menurut rencana, vaksinasi Covid-19 akan dilakukan dalam dua periode pada Januari 2021 hingga Maret 2022. Periode pertama berlangsung Januari hingga April 2021 serta memprioritaskan 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik di 34 provinsi. Periode kedua berlangsung 11 bulan sejak April 2021 hingga Maret 2022 yang ditujukan untuk semua penduduk (Kompas, 4/1/2021).
Sebanyak 27 kabupaten/kota di Jabar diminta menyiapkan sejumlah fasilitas vaksinasi. Salah satunya tempat penyimpanan vaksin dengan suhu 2 sampai 8 derajat celsius.
”Meskipun vaksin sudah didistribusikan, vaksinasi menunggu izin penggunaan darurat atau EUA dari BPOM,” ujar Kepala Bagian Komunikasi Perusahaan PT Bio Farma Iwan Setiawan.