Magetan dan Trenggalek di Jawa Timur bersiap menerima penyaluran vaksin Covid-19 produksi Sinovac dengan menyiapkan tempat penyimpanan vaksin dan tenaga vaksinasi di pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sejumlah pemerintah kabupaten di Jawa Timur bersiap menerima penyaluran vaksin Covid-19 produksi Sinovac. Magetan dan Trenggalek menyiapkan tempat penyimpanan vaksin dan tenaga vaksinasi di pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas.
Demikian diutarakan Bupati Magetan Suprawoto dan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat dihubungi secara terpisah dari Surabaya, ibu kota Jatim, Rabu (6/1/2021) siang.
Jatim telah menerima kedatangan 77.760 dosis vaksin Covid-19 pada Senin (4/1). Saat ini, vaksin masih disimpan di gudang obat Dinas Kesehatan Jatim. Vaksin akan segera didistribusikan kepada penerima vaksin pertama, yakni tenaga kesehatan dan petugas pada fasilitas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Jatim Herlin Ferliana mengatakan masih berkoordinasi dengan setiap kabupaten/kota untuk pendistribusian vaksin Sinovac. Jatah untuk setiap daerah belum diumumkan. Alasannya, kedatangan 77.760 dosis itu baru tahap pertama. Penyaluran masih mempertimbangkan situasi wabah di daerah.
Menurut Suprawoto, Magetan belum mendapat informasi berapa jumlah dosis vaksin yang akan diterima dari kedatangan tahap pertama itu. Namun, Magetan bersiap menerima vaksin dengan memastikan ketersediaan tempat penyimpanan.
”Penyimpanan (vaksin) Sinovac pada suhu 2-8 derajat celsius. Semua sarana fasilitas kesehatan sudah mempunyainya,” kata Suprawoto.
Serupa diutarakan Nur Arifin. Vaksin Sinovac bisa disimpan pada lemari pendingin domestik atau kulkas sehingga sarana ini mudah dan sudah tersedia.
”Kami juga belum mendapat informasi berapa jatah dosis yang akan diterima sehingga saat ini fokus mempersiapkan tenaga vaksinasi,” kata Nur Arifin.
Magetan dan Trenggalek memiliki 22 puskesmas. Kedua pemerintah menyiapkan dua tim vaksinasi di setiap puskesmas. Satu tim terdiri dari lima orang. Untuk itu, kebutuhan tim vaksinasi di Magetan dan Trenggalek sama, yakni 220 orang atau total keduanya 440 orang.
Adapun tata cara penyimpanan vaksin Sinovac telah tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/ 1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease 2019). Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Penyimpanan vaksin Covid-19 diatur sedemikian rupa untuk menghindari kesalahan pengambilan.
Selain itu, vaksin Sinovac juga perlu disimpan secara terpisah dalam rak atau keranjang yang berbeda agar tidak tertukar dengan vaksin rutin. Apabila memungkinkan, vaksin disimpan dalam vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan dengan vaksin rutin.
Bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang belum memiliki vaccine refrigerator standar, penyimpanan vaksin pada suhu 2 sampai 8 derajat celsius untuk produk Sinovac ini dapat memanfaatkan lemari es domestik/rumah tangga.
Penyimpanan (vaksin) Sinovac pada suhu 2-8 derajat celsius. Semua sarana fasilitas kesehatan sudah mempunyainya. (Bupati Magetan Suprawoto)
Penataan vaksin berdasarkan penggolongan sensitivitas terhadap suhu dan sesuai manajemen vaksin yang efektif. Untuk vaksin Sinovac, vaksin tidak boleh diletakkan dekat dengan evaporator demi menjaga kualitas. Pemantauan suhu selama vaksin Sinovac disimpan menggunakan alat pemantau suhu.
Alat pemantau suhu terdiri dari alat pemantau suhu (termometer, termometer muller), alat pemantau dan perekam suhu terus-menerus, serta alat pemantau dan perekam suhu dengan teknologi Internet of Things (IoT) terus-menerus secara jarak jauh. Mekanisme pemantauan suhu sebaiknya dilakukan lebih sering (lebih dari dua kali dalam sehari). Pastikan suhu tetap 2-8 derajat celsius.
Aplikasi pencatatan
Pemerintah Kota Surabaya tengah menyiapkan aplikasi pencatatan vaksinasi Covid-19. Aplikasi tersebut bertujuan untuk mempermudah proses pekerjaan petugas di lapangan agar lebih simpel dan rapi dalam pendataan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya, M Fikser menyatakan, aplikasi ini dibuat untuk memudahkan petugas melaksanakan vaksinasi. Dengan harapan, warga penerima vaksin itu dapat terpantau dengan baik.
Jangan sampai juga orang itu belum divaksin dibilang sudah, atau dia sudah divaksin tapi dibilang belum. Makanya disiapkan aplikasi ini untuk mempermudah petugas (Fikser)
Fikser menjelaskan, aplikasi yang tengah dirancang ini bakal dilengkapi data daftar penerima vaksin yang terkoneksi dengan database kependudukan yakni by name and by address. Selebihnya, melalui aplikasi itu juga dapat diketahui kelompok mana saja yang menjadi prioritas awal penerima vaksin Covid-19.
"Jangan sampai juga orang itu belum divaksin dibilang sudah, atau dia sudah divaksin tapi dibilang belum. Makanya disiapkan aplikasi ini untuk mempermudah petugas," jelas Fikser.
Apalagi, kata Fikser, Kota Surabaya dengan penduduk 3,3 juta jiwa, sehingga dibutuhkan sistem yang dapat mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan tenaga vaksinator.