Waktu Vaksinasi Dinilai Terlalu Lama, Tempat Penyuntikan Diusulkan Ditambah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia dalam waktu 15 bulan terlalu lama. Oleh sebab itu, tempat penyuntikan vaksin perlu ditambah untuk memangkas waktu vaksinasi tersebut.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia dalam 15 bulan terlalu lama. Oleh sebab itu, tempat penyuntikan vaksin perlu ditambah untuk memangkas waktu vaksinasi tersebut.
Kamil mengatakan, sedang berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendorong mempercepat proses vaksinasi. Namun, hal ini juga membutuhkan kesiapan vaksinator atau petugas pemberi vaksin.
“Informasi yang diperoleh, vaksinasi selesai dalam 15 bulan. Menurut kami kelamaan. Bisa enggak kita simulasikan (vaksinasi) di 12 bulan atau bahkan dalam enam bulan,” ujarnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (5/1/2021).
Kamil menuturkan, saat ini terdapat sekitar 1.100 tempat vaksinasi di Jabar. Dia berharap, tempat penyuntikan vaksin ditambah hingga dua kali lipat.
“Kalau (butuh) 2.000 lokasi, berarti fasilitas negara, TNI, dan Polri akan disimulasikan sebagai zona tambahan vaksinasi di Jabar,” ucapnya.
Menurut rencana, vaksinasi Covid-19 akan dilakukan dalam dua periode pada Januari 2021 hingga Maret 2022. Periode pertama berlangsung Januari hingga April 2021 dan memprioritaskan 1,3 juta tenaga kesehatan serta 17,4 juta petugas publik di 34 provinsi. Periode kedua berlangsung 11 bulan sejak April 2021 hingga Maret 2022 yang ditujukan untuk semua penduduk (Kompas, 4/1).
Saat ini terdapat sekitar 1.100 tempat vaksinasi di Jabar. Dia berharap, tempat penyuntikan vaksin ditambah hingga dua kali lipat
Kamil menuturkan, pihaknya juga memperbanyak petugas pemberi vaksin. “Yang tadinya hanya 1.000 orang, kini kami melatih sekitar 11.000 orang untuk menjadi vaksinator,” ujarnya.
Jabar mendapatkan sekitar 97.000 dosis vaksin Covid-19 untuk tahap pertama. Vaksin produksi Sinovac, China, ini akan diberikan kepada sekitar 44.000 tenaga kesehatan.
Kamil memerintahkan bupati dan wali kota di Jabar menggelar simulasi vaksinasi pada pekan ini. Tujuannya, memetakan kebutuhan dan kesiapan pemerintah setempat dalam proses penyuntikan vaksin.
Tiga daerah, yaitu Kota Bogor, Depok, dan Kabupaten Bekasi telah melakukan simulasi vaksinasi pada Oktober dan November 2020. Dari simulasi itu, proses penyuntikan vaksin diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 45 menit per orang.
Hingga Senin, PT Bio Farma telah mendistribusikan 714.240 dosis vaksin Covid-19 produksi Sinovac ke sejumlah provinsi. Namun, penggunaan vaksin ini masih menunggu izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Meskipun vaksin sudah didistribusikan, vaksinasi menunggu izin penggunaan darurat atau EUA dari BPOM,” ujar Kepala Bagian Komunikasi Perusahaan PT Biofarma Iwan Setiawan.
Zona merah
Lima daerah di Jabar masuk zona merah atau berisiko tinggi penularan Covid-19. Kelima daerah itu adalah Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Cirebon.
Ridwan Kamil mengatakan, Depok dan Karawang berstatus siaga satu karena sudah satu bulan terakhir masuk zona merah. Penanganan Covid-19 di dua daerah itu akan dimaksimalkan dengan melibatkan Polda Jabar, Polda Metro Jaya, Kodam III Siliwangi dan Kodam Jaya.
“Kami akan optimalkan penanganan di Karawang dan Depok. Sebab, keterisian ruang isolasinya (pasien Covid-19) juga sudah darurat,” ujarnya.