Covid-19 Belum Terkendali, Sekolah Tatap Muka Ditunda di Balikpapan
Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menunda pembelajaran tatap muka yang semula akan dilakukan pada awal Januari 2021 karena kasus harian Covid-19 terus meningkat.
Oleh
SUCIPTO
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menunda pembelajaran tatap muka yang semula akan dilakukan pada awal Januari 2021. Penambahan kasus harian yang terus meningkat menjadi pertimbangan penundaan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan Muhaimin mengatakan, keputusan itu diambil setelah melakukan kajian dan koordinasi dengan Satuan Tugas Covid-19 Balikpapan. Hasil koordinasi itu menyepakati bahwa pembelajaran tatap muka akan dilakukan ketika kasus Covid-19 menurun dan dinilai sudah terkendali.
”Atas berbagai pertimbangan, pembelajaran jarak jauh atau daring tetap dilanjutkan untuk semua jenjang,” ujar Muhaimin di Balikpapan, Senin (4/1/2021).
Sejak akhir tahun 2020, penambahan kasus harian Covid-19 di Balikpapan menunjukkan peningkatan. Bahkan, rumah sakit rujukan nyaris penuh. Pada Senin (4/1/2021), pasien positif yang dirawat di rumah sakit rujukan Balikpapan berjumlah 259 pasien, sedangkan tempat tidur hanya tersedia 304 buah. Sementara 653 pasien menjalani isolasi mandiri dan 277 meninggal dunia.
Dengan kondisi seperti itu, pembelajaran jarak jauh tetap dilanjutkan. Meskipun demikian, beberapa sekolah dengan keterbatasan diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan. Misalnya, siswa yang tinggal di daerah yang sulit menjangkau internet.
Atas berbagai pertimbangan, pembelajaran jarak jauh atau daring tetap dilanjutkan untuk semua jenjang. (Muhaimin)
”Di lokasi seperti itu, siswa bisa berkelompok di tempat dengan jaringan internet yang bagus. Guru juga bisa melakukan kunjungan ke rumah siswa untuk memudahkan,” kata Muhaimin.
Terdapat tiga sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka dengan jadwal bergantian. Sekolah itu, antara lain, SMPN 21 Teluk Waru, SDN 21 Teluk Waru Balikpapan Barat, dan SDN 014 Balikpapan Timur. Siswa dan guru di sekolah itu sebagian besar berada di wilayah yang sulit mendapatkan jaringan internet.
Sementara itu, terdapat empat pondok pesantren yang sudah mendapatkan izin resmi dari Kementerian Agama untuk melakukan pembelajaran di pondok. Satgas Covid-19 Balikpapan sudah berkoordinasi dan meninjau lokasi untuk memastikan alat penunjang protokol kesehatan. Siswa dan pengajar di pondok juga sudah dites cepat.
”Empat pondok itu adalah Subulus Salam, Albanjari, Al Muttaqien, dan Darul Huffadz. Santri tinggal di pondok dan tidak bepergian sehingga penyebaran virus bisa ditekan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan Andi Sri Juliarty.
Untuk mengantisipasi pasien agar tidak melebihi kapasitas rumah sakit rujukan, Pemkot Balikpapan sedang berkomunikasi dengan pihak rumah sakit. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, ada beberapa rumah sakit yang sudah mengembalikan fungsi ruangan untuk pelayanan kesehatan umum. Hal itu akan dirundingkan kembali apakah memungkinkan apabila dijadikan tempat perawatan khusus pasien Covid-19 lagi.
”Kita akan komunikasikan ke delapan rumah sakit rujukan untuk menambah tempat tidur untuk pasien Covid-19,” ujar Rizal.