Vaksin Mulai Diedarkan, Tenaga Kesehatan Diutamakan
Sebanyak 3 juta vaksin telah berada di Indonesia dan siap diedarkan. Indonesia menargetkan 15 bulan vaksinasi untuk 181 juta warganya. Tenaga kesehatan dan pejabat publik divaksinasi pada tahap pertama.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Vaksin Covid-19 hari ini mulai diedarkan Bio Farma ke 34 provinsi di Indonesia. Distribusi rantai dingin disiapkan hingga ke fasilitas layanan kesehatan. Bio Farma tinggal menunggu izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sebelum dipergunakan oleh sasaran dengan prioritas awal tenaga kesehatan dan petugas publik.
Juru bicara vaksin Covid-19 PT Biofarma, Bambang Herianto, dalam jumpa pers daring, Minggu (3/1/2021), menuturkan, pihaknya telah menerima 3 juta vaksin Sinovac, China. Produk medis ini mulai diedarkan ke seluruh Indonesia. Distribusi rantai dingin juga telah disiapkan sebelum vaksin dapat dipergunakan.
”Mulai hari ini, vaksin akan didistribusikan ke 34 provinsi. Fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) sudah didukung hingga distribusi rantai dinginnya. Proses ini melibatkan semua pihak,” ujarnya.
Dalam konferensi yang disaksikan di Bandung ini, Bambang menekankan, vaksin yang akan diedarkan ini merupakan produk vaksin siap pakai. Produk dan paket ini berbeda dari vaksin uji klinis yang sebelumnya telah dites di Bandung.
”Jadi tidak benar (vaksin) ini untuk uji coba. Vaksin yang saat ini sudah di Biofarma untuk program vaksinasi nantinya akan menggunakan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan,” ujarnya.
Selain izin penggunaan darurat, Bambang menyatakan, pihaknya juga tengah menunggu izin edar terkait kehalalan obat. Izin tersebut didapat dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) serta Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
”Vaksin ini diproduksi tidak menggunakan pengawet dan tidak mengandung bahan berbahaya lainnya. Semua sudah melalui pengembangan dan uji ketat sehingga teruji dalam pengawasan BPOM dan memenuhi standar internasional,” paparnya.
Vaksin ini diproduksi tidak menggunakan pengawet dan tidak mengandung bahan berbahaya lainnya.
Tenaga kesehatan
Juru bicara vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tramizi, menuturkan, pemerintah berencana untuk melakukan vaksinasi selama 15 bulan sejak Januari 2021. Proses ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu bagi tenaga kesehatan dan petugas publik pada tahap pertama, kemudian selanjutnya untuk masyarakat umum.
Nadia menyatakan, jumlah total penerima vaksin dari pemerintah pusat mencapai 181 juta jiwa. Vaksinasi tahap pertama dilaksanakan dalam rentang waktu Januari-Maret 2021 dengan sasaran 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik di 34 provinsi. Setelah itu, vaksinasi untuk warga lainnya masuk ke tahap kedua, yang berlangsung mulai dari April 2021 hingga Maret 2022.
”Pemerintah menekankan, vaksinasi kepada tenaga kesehatan dan petugas publik demi melindungi petugas secara individu dan warga yang akan mereka layani. Hal ini penting untuk meningkatkan partisipasi mereka melayani masyarakat,” ujarnya.
Sebagai contoh, target vaksinasi untuk tenaga kesehatan ini dilakukan oleh Jawa Barat. Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad mengatakan, dalam pengiriman pertama oleh Bio Farma, pihaknya menyasar tenaga kesehatan agar bisa melaksanakan pelayanan dengan baik.
”Rencana tahap satu ini ada 38.400 paket. Sesuai dengan instruksi, paket vaksinasi pertama ditujukan untuk tenaga kesehatan,” katanya.