Melati Wijsen: Pandemi Covid-19 Tantangan Menjadi Kreatif
Pandemi Covid-19 jadi tantangan bagi kaum muda untuk berpikir dan berbuat kreatif dalam mencapai target yang direncanakan. Itu diungkapkan Melati Wijsen, insiator dan co-founder Bye Bye Plastic Bags dan Youthtopia Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
DOKUMENTASI YOUTHTOPIA
Melati Wijsen, insiator dan co-founder Bye Bye Plastic Bags dan Youthtopia.
Pandemi Covid-19 tidak hanya menimbulkan ancaman terhadap kesehatan dan kehidupan masyarakat. Pandemi juga menjadi tantangan bagi kaum muda untuk berpikir dan berbuat kreatif dalam mencapai target yang direncanakan.
Dalam kondisi dibatasi sejak pandemi Covid-19 melanda, Melati Wijsen bersama adiknya, Isabel Wijsen, serta tim Bye Bye Plastic Bags dan Youthtopia Bali membuat dan menjalankan program secara hibrida, yakni dengan menggunakan pelantar digital ataupun menggelar kegiatan secara luar jaringan (luring).
”Kami belajar bagaimana caranya untuk menyeimbangkan kedua hal (kegiatan secara daring ataupun kegiatan secara luring) tersebut,” kata inisiator dan co-founder Bye Bye Plastic Bags dan Youthtopia Bali itu.
”Salah satu pembelajaran yang kami telah petik juga adalah ketekunan. Dengan menjadi tekun, kami bisa melewati tantangan sejauh ini. Selain itu, tahun 2020 juga telah mengajari kami semua untuk terus rendah hati dan bersyukur,” tuturnya.
KOMPAS/DOKUMENTASI PRIBADI/Marieke van der Heijden
Melati Wijsen
Melati bersama Isabel menginisiasi kampanye edukasi mengenai polusi sampah plastik dan aksi sukarelawan mengurangi sampah plastik sekali pakai melalui gerakan Bya Bye Plastic Bags mulai dari 2013 di Bali. Aksi dari kakak beradik itu diakui dunia dan mereka memperoleh penghargaan Bambi (2017) sebagai insan inspiratif.
Sejauh ini, gerakan Bye Bye Plastic Bags dinyatakan sudah menyebar ke sekitar 50 lokasi di seluruh dunia. ”Tahun (2020) ini, kami menyambut delapan tim baru!” ungkap Melati.
Serangkaian gerakan sukarelawan muda itu pula, mereka juga meluncurkan proyek Youthtopia mulai 2020. Youthtopia merupakan platform berbasis komunitas untuk pemberdayaan anak-anak muda melalui program edukasi peer to peer.
Melati mengaku merasa beruntung karena dapat meneruskan kegiatan tersebut. Bahkan, Bye Bye Plastic Bags dan Youthtopia kini memiliki ”markas” sendiri di Bali. Mulai 2020, Bye Bye Plastic Bags dan Youthtopia di Bali menjalin kerja sama dengan Ikea Indonesia. Selain itu, menurut Melati, Youthtopia juga sukses menggelar acara virtual bertajuk ”Youthtopia Younite” yang diikuti lebih dari 600 peserta terdaftar dari 25 negara.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Penggagas Bye Bye Plastic Bags dan salah satu pelaksana kampanye Satu Pulau Satu Suara (One Island One Voice/OIOV), Melati Wijsen (tengah), dalam kegiatan bersih-bersih pesisir di kawasan Pantai Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (24/2). Kampanye bersih pesisir bertajuk ”Satu Pulau Satu Suara” kembali dilaksanakan di Bali dan dirangkaikan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional.
”Harapan terbesar saya di tahun 2021 adalah semoga kita semua bisa belajar dari tahun 2020 dan menjadi lebih paham bahwa kita tidak bisa terus mengimplementasikan gaya hidup yang sama seperti sebelumnya,” tutur Melati. ”Tidak ada lagi (istilah) kembali ke normal. Kita harus berubah,” ungkap Melati.
”Saya berharap dan percaya bahwa di tahun 2021 kita semua bisa mengimplementasikan gaya hidup berkelanjutan di kehidupan sehari-hari,” kata Melati.