Sejumlah Bencana Alam Terjadi di Kepri, Tongkang Hantam Rumah Warga
Hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi selama dua hari tanpa henti memicu banjir dan longsor di Pulau Bintan dan Pulau Batam, Kepulauan Riau.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi selama dua hari tanpa henti memicu banjir dan longsor di Pulau Bintan dan Pulau Batam, Kepulauan Riau. Ombak tinggi juga menyebabkan satu tongkang terbawa arus hingga menghantam tiga rumah warga.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Suratman, Sabtu (2/1/2021), mengatakan, siklonik di barat Pulau Kalimantan membentuk belokan angin kuat (shear) di Kepri. Kondisi kelembaban udara di lapisan atas juga sangat basah sehingga awan hujan terbentuk secara masif di area yang luas.
Hujan lebat dan angin kencang itu terjadi sejak Jumat (1/1/2021) pagi dan terus berlangsung tanpa henti hingga saat ini. ”Kami memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan berlangsung hingga 3 Januari,” kata Suratman.
Ia juga mengimbau warga Batam, Bintan, Tanjung Pinang, Karimun, dan Lingga mewaspadai kenaikan permukaan air laut yang bisa menyebabkan rob. Sementara, warga di Natuna dan Kepulauan Anambas diharapkan waspada terhadap ketinggian ombak yang bisa mencapai 6 meter dengan kecepatan angin hingga 25 knot.
Jumat siang, gelombang pasang dan angin kencang membuat tongkang Agility 1805 hanyut dan menghantam tiga rumah warga dan empat perahu nelayan di Kelurahan Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, Batam. Salah satu warga, Hafiz (38), mengatakan, tongkang hanyut karena tali jangkarnya putus dihantam ombak kencang.
Cuaca buruk juga mengganggu aktivitas penerbangan di Batam. Pelaksana Tugas Direktur Badan Usaha Bandara dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Hang Nadim Benny Syahroni menyatakan, tiga penerbangan pada 1 Januari lalu tertunda akibat hujan lebat dan angin kencang tersebut.
Hujan lebat juga membuat akses jalan ke Bandara Hang Nadim dan Pelabuhan Telaga Punggur sempat lumpuh karena tergenang luapan air dari kolam warga. Selain itu, longsor juga dilaporkan terjadi di tiga lokasi di Batam dan satu lokasi di Pulau Belakang Padang.
Tiga penerbangan pada 1 Januari lalu di Bandara Hang Nadim tertunda akibat hujan lebat dan angin kencang.
Dampak terparah cuaca buruk terjadi di Pulau Bintan yang mencakup Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung Pinang. Kepala Kantor Basarnas Tanjung Pinang Mu’min mengatakan, ada sembilan titik banjir di Pulau Bintan. Enam tim SAR diturunkan untuk mengevakuasi lebih kurang 155 warga dari lokasi-lokasi yang terdampak banjir itu.
”Kami mengimbau kepada warga, terutama nelayan, agar menunda dulu aktivitas di laut selama awal Januari karena angin sangat kencang,” ujar Mu’min.
Menyikapi hal itu, Gubernur Kepri Isdianto menginstrusikan petugas untuk segera mengevakuasi warga terdampak banjir dan longsor. Ia juga meminta pengelola wisata di seluruh Kepri segera menutup pantai untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.
”Petugas sudah bersiaga sejak sore kemarin. Saya juga telah meminta petugas untuk segera mendata kerusakan dan kerugian materi yang dialami warga karena cuaca buruk ini,” ucap Isdianto.