Satgas Covid-19 Sulut: Lonjakan Kasus Belum Tentu akibat Pilkada
Gugus Tugas Covid-19 Sulut belum dapat mengonfirmasi dugaan Pilkada 2020 sebagai penyebab lonjakan kasus selama tiga bulan terakhir 2020. Sementara itu, vaksin diperkirakan segera masuk ke Sulut pada Januari 2020.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Jumlah kasus Covid-19 selama Desember 2020 di Sulawesi Utara meroket dengan lebih dari 2.700 kasus, hampir dua kali lipat lebih tinggi dari rekor sebelumnya yang tercapai selama November. Gugus Tugas Covid-19 Sulut belum dapat mengonfirmasi dugaan Pilkada 2020 sebagai penyebab lonjakan kasus itu.
Sejak Maret hingga Desember 2020, Sulut telah mengakumulasi 9.670 kasus Covid-19. Rekor kasus terbanyak sempat tercapai pada Juli dengan 1.471 kasus. Kemudian jumlah kasus terus menurun hingga mencapai 639 kasus pada September.
Akan tetapi, bertepatan dimulainya tahapan Pilkada 2020, kasus kembali melonjak, dimulai dari 920 kasus pada Oktober. Pada November, jumlah kasus menjadi 1.497 dan memuncak menjadi 2.766 pada Desember. Bulan Desember diisi perhelatan pemungutan suara, dengan perayaan Natal dan Tahun Baru.
Dihubungi dari Manado, Sabtu (2/1/2021), Juru Bicara Satgas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, penyelidikan epidemiologis langsung dilaksanakan sejak pemungutan suara. Namun, hingga kini belum dapat ditarik kesimpulan keterkaitan tahapan Pilkada 2020 dengan peningkatan kasus Covid-19.
Tim surveilans di 15 kabupaten/kota diminta menanyai pasien baru Covid-19, apakah mereka, anggota keluarga, atau kontak erat mereka turut serta dalam tahapan pilkada. ”Kesimpulannya, tidak konklusif untuk jadi bukti peningkatan kasus ini terkait langsung dengan pilkada,” ujarnya.
Steaven mengatakan, sangat sedikit pasien dalam sampel yang menyatakan pernah ikut tahapan Pilkada 2020. Namun, ia tidak menspesifikkan jumlah sampel yang diambil. ”Hanya menyesuaikan kegiatan pelacakan tim surveilans di setiap kabupaten/kota,” katanya.
Kendati demikian, Steaven mengatakan, belum tertutup kemungkinan Pilkada 2020 sebagai penyebab peningkatan kasus Covid-19 di Sulut selama tiga bulan terakhir, terutama pada Desember. Penyelidikan epidemiologis akan terus dilanjutkan hingga Jumat (8/1/2020) atau tepat sebulan setelah pemungutan suara. Komisioner KPU Sulut belum menjawab ketika dihubungi untuk dimintai tanggapannya.
Sulut ketambahan 50 kasus pada Jumat (1/1/2021). Total kasus yang terakumulasi mencapai 9.720 kasus. Kasus sembuh 7.166 dan 319 meninggal dunia. Jumlah pasien yang sedang perawatan dan isolasi mandiri 2.235 orang. Sebanyak 324 di antaranya dirawat di rumah sakit.
Hal ini berarti, masih tersisa 440 tempat tidur ruang isolasi (59 persen) di 18 RS rujukan dan penunjang. Sementara di 23 RS pelengkap, hanya tersisa 173 tempat tidur (37 persen). Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sulut dr Lidya Tulus mengatakan, keadaan ini sudah cukup gawat.
”Secara umum RS di Sulut dan di Manado sudah hampir penuh dengan pasien Covid-19. Para direktur RS sudah sepakat menambah kapasitas sebanyak 20 persen. Namun, kendala utamanya adalah tenaga kesehatan, bukan hanya dokter dan perawat, melainkan juga tenaga penunjang lainnya,” kata Lidya.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey memastikan vaksin akan diterima Sulut pada Januari 2021. Untuk tahap pertama, Sulut dikabarkan akan mendapat 23.760 dosis vaksin. Menurut dia, Sulut untuk sementara masih harus bertahan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan selagi delapan daerah dinyatakan zona merah.
”Kita, kan, sudah punya pengalaman selama beberapa bulan terakhir dalam menghadapi Covid-19. Mudah-mudahan Januari 202, vaksin sudah ada dan Sulut sudah dapat,” kata Olly.
Sementara itu, Wali Kota Manado Vicky Lumentut belum bisa memastikan kapan vaksin masuk ke daerahnya dan jumlahnya. Pemkot, kata dia, masih menunggu dan akan mengikuti proses yang ditetapkan pemerintah pusat. Protokol kesehatan masih menjadi kiat-kiat utama menangani pandemi.