Positif Covid-19, Gubernur Khofifah Mulai Jalani Isolasi Mandiri
Kepatuhan masyarakat Jawa Timur menerapkan protokol kesehatan belakangan agak kendur sehingga kasus Covid-19 kembali naik. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun kini positif korona dan menjalani isolasi mandiri.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan dengan cairan pembersih atau sabun belakangan ada kecenderungan menurun. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berdasarkan uji usap dinyatakan positif Covid-19 dan kini menjalani isolasi mandiri.
Oleh karena itu, kata ahli epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, di Surabaya, Sabtu (2/1/2021), pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur menegakkan kembali peraturan gubernur dan peraturan bupati/wali kota tentang penerapan protokol kesehatan untuk mengendalikan kasus Covid-19 yang kembali meningkat.
Semua aturan terkait peningkatan kepatuhan masyarakat, seperti pergub, perbub, dan perwali, ditegakkan lagi. ”Penegakan aturan itu salah satu cara untuk menghadang penularan virus korona, yang kian meningkat lagi kasusnya,” ujarnya.
Jangan pernah menyepelekan virus korona ini. Semoga Allah SWT melindungi kita semua dan bangsa Indonesia. (Khofifah Indar Parawansa)
Berdasarkan tangkapan layar laman http://infocovid19.jatimprov.go.id/ per 1 Januari 2021, ada penambahan 887 kasus aktif. Sementara dalam perawatan mencapai 6.201 orang sehingga total kumulatif kasus di Provinsi Jatim sejak awal pandemi Maret 2020 hingga sekarang di Jatim 85.039 kasus.
Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melalui Instagram khofifah.ip, Sabtu (2/1/2021), mengumumkan bahwa dirinya positif Covid-19.
”Berdasarkan hasil swab reguler mingguan, saya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Tidak ada gejala yang saya rasakan. Saat ini, saya menjalani isolasi mandiri. Segala tugas pemerintahan tetap bisa saya koordinasikan bersama Wagub, Sekda, dan para OPD (organisasi perangkat daerah). Mohon doa, agar saya bisa segera sembuh dan beraktivitas seperti sedia kala,” kata Khofifah.
Khofifah juga kembali memohon kepada seluruh masyarakat Jawa Timur untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. ”Jangan pernah menyepelekan virus korona ini. Semoga Allah SWT melindungi kita semua dan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Wakil Gubenur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan pada Sabtu sore dia telah komunikasi dengan Khofifah. ”Alhamdulillah kondisi beliau sehat tanpa gejala. Kami meyakini koordinasi pemerintahan akan tetap bisa berjalan baik karena memang saat ini bisa mengoptimalkan koordinasi secara dalam jaringan,” kata Emil.
Menurut Windhu, meningkatnya kasus Covid-19 menunjukkan penularan yang meningkat pula karena kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan makin rendah dan menurun.
Berdasarkan hasil pengamatan secara nasional masyarakat yang memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M) hanya 55 persen.
Bahkan di Jatim, kata Windhu, ada masyarakat yang melakukan aktivitas di jalan tanpa memakai masker. Kemudian jarak antarorang yang harusnya minimal 1 meter, saat ini turun menjadi hanya 40 sentimeter.
Di Jatim, ada masyarakat yang melakukan aktivitas di jalan tanpa memakai masker. Kemudian, jarak antarorang yang harusnya minimal 1 meter, saat ini turun menjadi hanya 40 sentimeter. (Windhu Purnomo)
Kerumunan dan keramaian justru semakin tak terhindarkan, termasuk semakin banyak yang melakukan perjalanan saat libur Natal dan Tahun Baru. Peningkatan kasus dipengaruhi karena kebijakan yang longgar dan adanya relaksasi demi ekonomi,” ujar Windhu.
Untuk itu, razia protokol kesehatan tetap gencar, tidak hanya hanya warga, tapi juga pengelola tempat publik. ”Beri pengharagaan bagi perusahaan atau pengelola tempat yang menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan diberi kemudahan mengurus izin. Sebaliknya jika melanggar, pemerintah daerah segera memberi sanksi dengan mencabut izin tempat tersebut,” kata Windhu.
Pembatasan di Unesa
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menerapkan pembatasan kegiatan berskala besar (PKBB), setelah 15 sivitas akademika dan pegawai di kampus setempat terkonfirmasi terpapar Covid-19. Satu karyawan meninggal dunia.
”Guna menjaga kesehatan seluruh sivitas Unesa, kami berupaya memperkuat penegakan protokol kesehatan serta tentunya mengurangi penularan virus Covid-19 melalui PKBB di lingkungan Kampus Lidah maupun Ketintang,” ungkap Rektor Unesa Prof Nurhasan.
Menurut Kepala Humas Unesa Vinda Maya Setianingrum mengatakan, berdasarkan data yang masuk ke Satuan Crisis Centre Unesa dan hasil penelusuran, sampai saat ini ada 15 orang yang terkonfirmasi Covid-19. ”Sampai saat ini kami saat ini masih melakukan tracing,” ujarnya.
Vinda mengungkapkan, kasus Covid-19 di Kampus Unesa mulai meningkat sejak minggu kedua Desember 2020. Sejak dua minggu terakhir Desember 2020 ada 15 orang positif, dengan sumber berbeda, antara lain kluster keluarga, seperti dosen positif, kemudian anak dan istri juga positif.
Mereka yang dinyatakan positif sebagian rawat inap di rumah sakit, isolasi mandiri di rumah atau hotel dengan penanganan pemerintah kabupaten daerah setempat. Domisili dosen dan karyawan Unesa yang terpapat Covid-19 berbeda-beda, ada yang di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto.
Dengan munculnya kasus positif di Unesa, kampus ini menerapkan PKBB di lingkungan Kampus Unesa, baik di Lidah Wetan maupun Ketintang selama dua minggu, yakni 4-15 Januari 2021. Kebijakan PKBB tersebut tertuang dalam surat edaran Rektor Unesa Nomor: B/62284/UN38/HK.01.01/2020 tentang Penerapan Pembatasan Kegiatan Berskala Besar di Unesa.
Surat edaran itu menyebutkan selama masa PKBB sistem kerja diganti menjadi kerja dari rumah dan kerja dari kantor. Mekanisme sistem kerja di kantor akan diatur lebih lanjut oleh fakultas dan unit kerja masing-masing dengan sistem piket. Jumlah petugas yang piket maksimal adalah 25 persen dari total pegawai di unit kerja dan wajib melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku dan usia maksimal 45 tahun.
Kegiatan administratif atau surat-menyurat diarahkan menggunakan media digital. Rapat dan pertemuan yang melibatkan lebih dari lima orang dilakukan secara daring. ”Bagi yang berlibur di luar kota harus tes cepat dan isolasi mandiri sebelum kembali masuk ke unit kerja masing-masing,” kata Vinda.
Sementara Pemerintah Kota Surabaya atau Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya sudah lama menciptakan ikon New Man, Biasakan yang Tidak Biasa, untuk menyosialisasikan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan. Jika selama ini ikon New Man hanya berbentuk foto dan video yang tersebar di berbagai media sosial, reklame, dan mural di sejumlah lokasi, kini langsung beraksi ke lapangan.
Ikon yang diperankan langsung oleh Camat Sawahan M Yunus beraksi keliling Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan pusat perbelanjaan. Sosok New Man—yang unik, dengan kepala plontos dan perut buncit, dibalut dengan pakaian hijau dan kaus tangan serta sepatu warna oranye sembari memakai masker—ternyata menyita perhatian para pengunjung KBS dan pusat perbelanjaan.