Pandemi Covid-19 yang belum mereda mengakibatkan perayaan Tahun Baru 2021 dalam kesunyian. Namun, sebagian kalangan tetap bertugas demi memastikan ancaman pandemi Covid-19 tidak kembali meningkat.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI, MELATI MEWANGI, MACHRADIN WAHYUDI RITONGGA
·4 menit baca
Perayaan Tahun Baru 2021 jadi yang tersunyi. Pandemi Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 belum juga mereda. Situasi memaksa pemberlakuan larangan perayaan pergantian tahun, penutupan obyek wisata, ruang publik, dan jalan, serta kewajiban agar warga tetap berdiam di rumah.
Ketertiban demi menekan risiko penularan Covid-19 harus dijaga. Untuk itu, kalangan aparatur pemerintah, Polri, TNI, dan tenaga kesehatan tetap bertugas dalam kesunyian akhir 2020 dan awal 2021.
Pukul 01.30, Jumat (1/1/2021), Perwira Urusan Kesehatan Kepolisian Resor Kota Cirebon Inspektur Dua Ilyas menunaikan tugas pengamanan pergantian tahun di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Ilyas dan empat anggota tim bertugas menahan dan melaksanakan tes cepat antigen terhadap warga yang melanggar larangan perayaan Tahun Baru dengan berkerumun di ruang publik. Ilyas bukan tim pemukul dengan pistol dan senapan, rompi antipeluru, dan kendaraan lapis baja. Tim Ilyas dilengkapi baju khusus, pelindung diri (masker, sarung tangan), alat tes cepat, dan ambulans berisi dipan dan tabung oksigen.
”Alhamdulillah, dari 25 orang yang diperiksa, semua negatif (Covid-19),” kata Ilyas (50).
Ilyas merasa tidak seletih tugas tahun lalu. Sebelum pandemi, pergantian tahun di Cirebon nyaris selalu diwarnai keletihan karena anggota sakit, banyak korban kecelakaan dan kejahatan. Tempat hiburan tutup, tiada pawai karena dilarang. Namun, Ilyas tak bisa berdiam karena tugas tetap ada, yakni mencari kasus-kasus baru dari warga yang melanggar anjuran tetap di rumah.
”Khawatir tertular selalu ada. Keluarga juga selalu menanyakan kondisi. Tetapi, inilah risiko pekerjaan,” ucap Ilyas saat ditemui sepulang dari RS Bhayangkara Indramayu, 63 kilometer dari Cirebon. Tiba di rumah seusai tugas, sebelum menemui keluarga, Ilyas mandi di bilik di luar rumah.
Tantangan
Kecemasan tertular Covid-19 selama bertugas juga dirasakan oleh Ajun Inspektur Satu Sulaiman (54), Kepala Unit Bimbingan Masyarakat Kepolisian Sektor Plered. Tugas pengamanan pergantian tahun ditunaikan dengan rasa gundah karena beberapa rekan positif Covid-19.
Sulaiman nyaris selalu cemas karena salah satu wilayah kerja di Trusmi merupakan kluster penularan Covid-19. Ketika itu di Trusmi ditemukan 17 orang positif Covid-19. Sulaiman bertugas mengawal tenaga kesehatan dan mendorong warga untuk tes usap. Tes merupakan cara terbaik untuk menemukan kasus-kasus baru.
Karena risiko tugas yang tinggi terkena penularan, Sulaiman harus menjalani dua kali tes usap. Untunglah, selama ini pula Sulaiman dinyatakan negatif atau tidak tertular. Namun, kecemasan akan selalu menghantui.
Cirebon berpenduduk 2,2 juta jiwa. Dengan 3.860 jiwa warga terjangkit, yang 220 jiwa meninggal dan 889 orang masih dirawat, Cirebon menjadi daerah terparah situasi pandemi Covid-19 di Jawa Barat bagian timur. Selama situasi tak membaik, petugas seperti Ilyas dan Sulaiman akan terus dihantui kecemasan.
Di Karawang, Dian Mardiansyah (35) dan tim pemadam kebakaran melewati 2020 dengan bersiaga, keliling, dan sosialisasi penutupan sejumlah jalan, serta penyemprotan disinfektan ke lokasi rawan orang berkumpul.
Sejak pukul 15.00 atau sembilan jam dari pergantian tahun, Dian sudah bersiaga di kantor. Selama bertugas dan belum ada laporan untuk tindak lanjut, Dian sejenak tidur untuk mengusir kantuk. Cara ini ampuh membuat Dian bisa berjaga meski sampai pagi.
Di Kota Bandung, Regina Melia (28), dokter residen di Rumah Sakit Hasan Sadikin, akhirnya bisa bernapas lega setelah jadwal piketnya selesai Jumat, pukul 10.00. Sebelumnya, selama lebih dari 24 jam, dia bersiaga menangani dan mengawasi pasien di rumah sakit rujukan Jabar tersebut.
”Ya, tahun baru di sinilah. Mana kepikiran lihat kembang api, cuma sibuk urus pasien,” kata Regina.
Jelang akhir tahun, pasien yang masuk delapan orang, Yang menggelikan, pasien bukan terkait Covid-19, melainkan kecelakaan dengan dugaan mabuk terkait perayaan pergantian tahun. Padahal, Pemerintah Kota Bandung menutup banyak ruas jalan untuk membatasi pergerakan warga.
Penanganan pasien menuntut Regina dan tim kesehatan berkonsentrasi penuh sampai pagi. Ucapan Tahun Baru dari keluarga, kerabat, dan sahabat di telepon seluler tak sempat dibaca. ”Saat menangani pasien, boro-boro lihat HP, kami enggak sadar sudah tahun baru,” ujar Regina tertawa.
Bagi Regina, Dian, Sulaiman, Ilyas, dan siapa pun yang tetap bertugas, tahun 2020 tidak terasa telah pergi. Mereka merayakan pergantian tugas dengan menjaga keamanan dan kesehatan warga. Di balik ketidakpastian akhir pandemi, saling jaga menjadi harapan menjalani 2021.
Terima kasih kepada semua yang bertugas saat pergantian tahun. Semoga 2021 membawa kebaikan dan kecerahan.
Editor:
Cornelius Helmy Herlambang, Ambrosius Harto Manumoyoso