Kapasitas Ruang Perawatan Kian Menipis, Wisma Atlet Akan Dibuka Lagi
Kasus positif Covid-19 di Sumatera Selatan dalam beberapa hari terakhir meningkat signifikan. Di sisi lain, kapasitas ruang perawatan di rumah sakit kian menipis. Pemerintah berencana membuka kembali Wisma Atlet.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KAYU AGUNG, KOMPAS — Kasus positif Covid-19 di Sumatera Selatan dalam beberapa hari terakhir meningkat signifikan. Di sisi lain, kapasitas ruang perawatan di rumah sakit kian menipis. Pemerintah pun berencana membuka kembali Wisma Atlet sebagai tempat penanganan pasien positif Covid-19 di Sumsel.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy seusai memantau pelayanan kesehatan di pintu keluar Tol Kayu Agung-Palembang, Kamis (31/12/2020). Dia mengatakan, pada masa akhir tahun, jumlah kasus positif Covid-19 di Sumatera Selatan meningkat signifikan. Bahkan dalam sepuluh hari terakhir, jumlah kasus positif 60 orang-110 orang per hari.
Berdasarkan data Sumsel tanggap Covid-19, hingga Rabu (30/12/2020) jumlah kasus Covid-19 di Sumsel mencapai 11.734 orang di mana 9.517 orang (81,11 persen) dinyatakan sembuh. Adapun kasus kematian mencapai 610 kasus (5,20 persen). Masih ada 1.607 orang yang berstatus positif Covid-19 di Sumsel. Dari jumlah itu, 1.045 orang di antaranya menjalani isolasi mandiri dan 562 orang dirawat.
Peningkatan kasus ini, lanjut Lesty, disebabkan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi jelang akhir tahun. ”Kemungkinan banyak warga yang memutuskan berlibur setelah lama diam di rumah,” ucapnya. Melihat kecenderungan ini bukan tidak mungkin jumlah kasus positif Covid-19 di Sumsel kian melonjak.
Di sisi lain, ucap Lesty, kapasitas ruang perawatan pasien Covid-19 di beberapa rumah sakit (RS) di Sumsel kian terbatas. Dari total kapasitas 1.380 tempat tidur, sudah terisi hingga 80 persen. ”Memang kapasitas tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19 bersifat fluktuatif, tetapi akhir-akhir ini kapasitas di RS memang sangat terbatas,” ucapnya.
Mendekati pergantian tahun, ujar Lesty, bukan tidak mungkin ada lonjakan kasus positif. Apalagi risiko penularan semakin tinggi dengan potensi kerumunan. Mengantisipasi keterbatasan ruang perawatan, lanjut Lesty, pihaknya berencana membuka kembali layanan fasilitas kesehatan di Wisma Atlet Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang. ”Saat ini tinggal menunggu persetujuan dari Gubernur,” kata Lesty.
Pada September 2020, Pemerintah Provinsi Sumsel sudah menutup Wisma Atlet yang terletak di Jakabaring Palembang yang dijadikan tempat perawatan bagi orang tanpa gejala (OTG). Tujuan dari penutupan wisma itu tidak lain untuk memberikan kesempatan bagi 17 kabupaten/kota di Sumsel untuk membuka fasilitas isolasi sendiri di daerahnya.
Memang kapasitas tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19 bersifat fluktuatif, tetapi akhir-akhir ini kapasitas di RS memang sangat terbatas. (Lesty Nurainy)
Namun, hingga saat ini kapasitas yang disediakan pemkot dan pemkab belum sebanding dengan lonjakan kasus positif yang terjadi. Rata-rata kapasitas ruang isolasi di kabupaten dan kota tidak lebih dari 50 kamar. ”Dengan dibukanya kembali Wisma Atlet diharapkan menjadi solusi dari kebutuhan ruang perawatan bagi masyarakat,” kata Lesty. Wisma Atlet sendiri berkapasitas 1.000 tempat tidur.
Dulu Wisma Atlet digunakan untuk orang positif Covid-19 tetapi tidak bergejala. Namun, ke depan akan digunakan untuk orang yang bergejala dengan penanganan intensif dari pihak rumah sakit yang ditunjuk.
Agar lonjakan kasus positif Covid-19 di Sumsel tidak terjadi, Lesty berharap masyarakat tidak berkerumun saat merayakan Tahun Baru. ”Lebih baik tidak keluar rumah jika tidak ada urusan mendesak,” ucapnya. Dalam situasi seperti ini, kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat sangat dibutuhkan.
Larang rayakan tahun baru
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru pun menegaskan tidak boleh ada perayaan Tahun Baru di semua area publik. Aktivitas tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan yang dapat memicu penularan yang lebih besar. ”Lebih baik merayakan Tahun Baru dengan berdoa di rumah,” ujarnya.
Apalagi saat ini virus Covid-19 sudah bermutasi dan bisa lebih mudah menyerang orang yang daya tahan tubuhnya lemah. ”Virus ini akan memperparah kondisi orang yang memiliki penyakit bawaan bahkan bisa menyebabkan kematian,” katanya.
Saat ini, ujar Herman, masih banyak orang yang tidak bergejala melakukan isolasi secara mandiri di rumah masing-masing. Namun dirinya masih ragu apakah mereka beraktivitas sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan. Herman juga menginstruksikan agar menjaga setiap pintu masuk di Sumatera Selatan dan memeriksa setiap orang yang memasuki Sumsel.