Selama Pandemi, Sandiaga Minta Danau Toba Garap Wisatawan Nusantara
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menggarap wisatawan Nusantara untuk kawasan Danau Toba karena pandemi Covid-19 diperkirakan belum pulih pada 2021. Wisata alam, olahraga, dan budaya disiapkan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan menggarap wisatawan Nusantara untuk kawasan Danau Toba karena pandemi Covid-19 diperkirakan belum pulih pada 2021. Untuk menarik wisatawan Nusantara, di Danau Toba akan dikembangkan wisata berbasis alam, olahraga, dan kebudayaan.
”Namun, ini sifatnya hanya sementara. Kita pun harus tetap menyiapkan Danau Toba sebagai destinasi berstandar internasional,” kata Sandiaga dalam kunjungannya di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (30/12/2020).
Sandiaga mendarat di Bandara Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara, lalu mencoba mencicipi produk usaha mikro kecil dan menengah, yakni penganan tradisional ombus-ombus dan juga kopi Lintong. Ia juga mengunjungi destinasi aero sport, Huta Ginjang, The Caldera Toba Nomadic Escape, dan lahan Kawasan Otorita Danau Toba.
Sandiaga mengatakan, ia sangat kagum dengan keindahan alam Danau Toba. ”Lihat pemandangannya cantik sekali. Enggak kalah dari destinasi di Swiss, enggak kalah sama Grand Canyon, enggak kalah sama destinasi lain di dunia,” kata Sandiaga saat menikmati pemandangan Danau Toba dari The Caldera Toba Nomadic Escape.
Di tengah potensi yang sangat besar, kata Sandiaga, industri pariwisata harus menyadari pengembangan pariwisata dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, pada 1-14 Januari, pemerintah melarang wisatawan asing masuk ke Indonesia. Kunjungan wisatawan asing pada 2021 pun diperkirakan belum akan pulih.
Selama satu tahun ke depan, Sandiaga mengajak semua pemangku kepentingan untuk membenahi pariwisata. Pembenahan tidak hanya dari sisi infrastruktur, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusia agar masyarakat benar-benar bisa merasakan langsung manfaat pariwisata.
”Setelah pandemi selesai, destinasi dan event pariwisata harus sudah siap, terutama kegiatan wisata berbasis olahraga, alam, dan kebudayaan,” kata Sandiaga.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Ria Novida Telaumbanua mengatakan, saat ini pihaknya berfokus untuk menyosialisasi protokol kesehatan agar pelaku usaha mendapat sertifikat kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan (CHSE). Ia berharap semua hotel, restoran, dan tempat usaha berbasis pariwisata bisa menerapkan standar CHSE.
”Protokol kesehatan menjadi standar yang mutlak dipenuhi ketika kita membuka pariwisata di tengah pandemi,” kata Ria.
Protokol kesehatan menjadi standar yang mutlak dipenuhi ketika kita membuka pariwisata di tengah pandemi. (Ria Telaumbanua)
Ria mengatakan, tumpuan utama pariwisata Danau Toba saat ini adalah wisatawan Nusantara. Sejumlah destinasi, hotel, dan restoran mulai menggeliat lagi pada libur akhir tahun ini seiring meningkatnya kunjungan. Sebelumnya, sebagian besar destinasi dan hotel di kawasan Danau Toba sempat tutup berbulan-bulan.
Ria mengatakan, kunjungan wisatawan mancanegara pada 2020 ini diperkirakan hanya 44.000 orang. Kunjungan itu anjlok dari tahun lalu sebesar 260.311 orang. Dalam setahun ke depan, kunjungan turis asing pun diperkirakan belum bisa meningkat karena pandemi belum bisa sepenuhnya diatasi.
Pemilik destinasi Pantai Batu Hoda di Samosir, Ombang Siboro, mengatakan, kunjungan wisatawan Nusantara di Danau Toba meningkat pada akhir tahun ini. ”Namun, kami membatasi pengunjung yang masuk agar tidak berdesakan,” kata Ombang.
Ombang mengatakan, ia membatasi pengunjung maksimal 500 orang di destinasi itu atau 50 persen dari kapasitas maksimal 1.000 orang. Protokol ketat seperti wajib memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pun diterapkan di kawasan itu.