Cegah Banjir di Mojokerto, Perlu Diwujudkan Pemasangan Tanggul Kali Lamong
Upaya untuk mengantisipasi banjir di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, yang setiap tahun melanda dua kecamatan, yaitu Dawarblandong dan Jetis, dengan memasang tanggul di Kali Lamong.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
MOJOKERTO, KOMPAS — Sebanyak 10 dusun dari dua kawasan di Kecamatan Dawarblandong dan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, yang hingga Senin (28/12/2020) masih terendam banjir, pada Selasa (29/12/2020) sudah surut. Upaya untuk mengantisipasi banjir yang setiap tahun melanda dua kecamatan itu perlu dilakukan dengan memasang tanggul di Kali Lamong.
Saat ini, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Moch Zaini, Selasa (29/12/2020), seluruh kawasan yang sempat kebanjiran karena hujan sejak Minggu hingga Senin sudah surut. ”Warga sedang membersihkan rumah mereka dari lumpur setelah diterjang banjir,” katanya.
Banjir terparah akibat luapan Kali Lamong dan intensitas hujan tinggi tak lain di Kecamatan Dawarblandong dan Jetis. Luapan sungai akibat hujan deras terjadi pada Minggu (27/12/2020) malam, selama sekitar 1,5 jam.
”Berdasarkan pemetaan dan pemantauan anggota Tim Reaksi Cepat BPBD, banjir dipicu peningkatan debit air anak Kali Lamong di sejumlah titik sungai sehingga meluber serta merendam jalan dan permukiman setempat,” ujarnya.
Akibat banjir, kata Zaini, beberapa rumah warga rusak, dua jembatan desa terputus, dan sejumlah lahan sawah juga terendam sehingga bakal rusak dan gagal panen.
Berdasarkan pemetaan dan pemantauan anggota Tim Reaksi Cepat BPBD, banjir dipicu peningkatan debit air anak Kali Lamong di sejumlah titik sungai sehingga meluber serta merendam jalan dan permukiman setempat.
Menurut Wakil Gubernur Jatim Emil E Dardak, pemasangan tanggul di sepanjang Kali Lamong dari Mojokerto, Gresik, hingga Surabaya dan Sampang serta Pamekasan sudah masuk dalam salah satu proyek strategis nasional.
Proyek tanggul itu segera digarap sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
Hal senada diutarakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati. Menurut Erna, Pemerintah Kota Surabaya telah menyelesaikan pengerjaan tanggul Kali Lamong sepanjang 6 kilometer lebih.
Pengerjaan tanggul Kali Lamong yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini bakal menggunakan spun pile dan di atasnya memakai parapet beton yang akan digarap oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo mulai Januari 2021.
Sesuai prakiraan cuaca, wilayah Mojokerto masih akan diguyur hujan deras. Terkait dengan itu, BPBD mengimbau warga tetap waspada karena cuaca saat ini hingga Maret 2021 tidak bersahabat. Banjir akibat meluapnya Kali Lamong karena sungai itu mengalami pedangkalan dan penyempitan serta tidak ada tanggul.
”Ketiadaan tanggul mengakibatkan sewaktu-waktu jika hujan deras di hulu, dapat dipastikan Kali Lamong meluber,” ujar Zaini. Apalagi tanggul yang ada hanya darurat dan mudah abrasi sehingga BPBD Kabupupaten Mojokerto sudah mendorong BBWS untuk segera menormalisasi sekaligus membuat tanggul di Kali Lamong.
Banjir rob Surabaya
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Kelas II Tanjung Perak Surabaya mengeluarkan peringatan dini terjadinya banjir rob di wilayah pesisir Surabaya. Banjir rob ini diprakirakan berlangsung selama tiga hari, mulai 29 hingga 31 Desember 2020.
Kepala BMKG Maritim Kelas II Tanjung Perak Taufiq Hermawan mengatakan, potensi terjadinya banjir rob ini akibat beberapa hal. Di antaranya, aktivitas pasang air laut yang mencapai maksimum dan potensi hujan yang terjadi di wilayah Surabaya.
Berdasarkan prakiraan BMKG, kata Taufiq, puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember, Januari, dan Februari sehingga curah hujan tinggi bisa berpotensi terjadinya banjir rob dan hal itu perlu diwaspadai.
”Untuk wilayah pesisir itu, antara lain, daerah Kenjeran, Wonorejo, Romokalisari, dan Pelabuhan Tanjung Perak. Itu yang perlu diwaspadai terdampak rob sampai 31 Desember,” ujarnya.
Curah hujan tinggi, menurut prakiraan itu, mengakibatkan banjir rob untuk wilayah pesisir yang diprakirakan ketinggiannya mencapai 120-130 sentimeter dari permukaan air laut. Kejadian itu berlangsung pada pukul 22.00-23.00 WIB.
Dalam kondisi normal, ketinggiannya 100 cm. Jadi harus diantisipasi dan ditingkatkan kewaspadaan terutama untuk wilayah pesisir. Seperti Surabaya Timur yang diprakirakan terjadi banjir rob dengan ketinggian mencapai 130 cm, wilayah pesisir Surabaya Barat 120 cm, wilayah pelabuhan Tanjung Perak 150 cm, bahkan pesisir Kabupaten Sidoarjo dan Pasuruan mencapai 130 cm, pada pukul 22.00-23.00 WIB.