Ruang Perawatan Kasus Covid-19 di Jabar Semakin Penuh
Keterisian ruang isolasi penanganan Covid-19 di Jabar mencapai lebih dari 70 persen. Untuk mengantisipasi penuhnya ruangan tersebut, Jabar menyiagakan sejumlah fasilitas dengan daya tampung 1000 tempat tidur.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS –Tingkat keterisian rumah sakit di Jawa Barat dalam penanganan Covid-19 nyaris penuh, mencapai 78 persen. Kondisi ini mendesak diatasi dengan menyediakan fasilitas kesehatan tambahan lainnya di luar rumah sakit.
“Rumah sakit bisa fokus menangani pasien gejala sedang, berat, dan krisits. Sebagian pasien bergejala ringan dapat menempati sejumlah fasilitas yang disediakan, bisa di hotel, asrama haji, atau fasilitas milik TNI AD yang telah disiapkan. Pemerintah daerah diharapkan ikut menyiapkan fasilitas perawatan itu,” kata Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Covid-19 di Bandung, Senin (28/12/2020).
Menipisnya ketersediaan perawatan ini menjadi perhatian pemerintah pusat karena Jabar merupakan salah satu daerah dengan jumlah kasus Covid-19 tinggi. Data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar, hingga Senin, pukul 17.00, jumlah kasus positif Covid-19 Jabar mencapai 79.993 kasus.
Angka ini setara 11,12 persen dari jumlah pasien nasional yang mencapai 719.219 pasien. Bahkan, jumlah zona risiko tinggi atau zona merah di Jabar bertambah pekan ini menjadi empat wilayah, yaitu Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya. Padahal sepekan sebelumnya, zona merah hanya di Kota Depok dan Kabupaten Karawang.
Selain penyediaan ruang perawatan tambahan, pemerintah daerah juga diminta mendeteksi kawasan yang belum patuh, seperti perkantoran, terminal, pasar hingga permukiman. Doni menilai kepatuhan warga kini turun dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Sebagian besar warga tidak menggunakan masker, bahkan melakukan kerumunan di titik-titik tertentu.
“Disiplin ini tidak bisa dilakukan sendirian. Karena itu, disiplin kolektif jauh lebih penting. Patuh terhadap protokol kesehatan adalah vaksin terbaik sebelum vaksin diberikan kepada kita semua,” ujarnya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, telah menyiapkan kurang lebih 1.000 tempat tidur di enam fasilitas non RS. Gedung yang disiapkan ini mayoritas milik TNI AD dan bisa dipergunakan jika tingkat keterisian RS di Jabar mendekati 100 persen.
“Kesimpulannya, mereka dengan komorbid (penyakit penyerta) ringan tidak usah dirawat lagi di RS, tetapi digeser ke gedung-gedung lainnya. Namun, hari ini kami masih belum menggunakannya karena keterisian di Jabar masih 78 persen,” paparnya.
Disiplin ini tidak bisa dilakukan sendirian. Karena itu, disiplin kolektif jauh lebih penting. Patuh terhadap protokol kesehatan adalah vaksin terbaik sebelum vaksin diberikan kepada kita semua
RS Hasan Sadikin Bandung, salah satu rujukan penanganan Covid-19 di Jabar, juga menyiagakan ruangan cadangan sebagai antisipasi penuhnya ruang isolasi. Direktur Utama RSHS Nina Susana Dewi memaparkan, tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate) untuk ruang isolasi mencapai 70-80 persen dari total 155 tempat tidur. Sementara itu, keterisian ruang perawatan intensif (ICU) untuk penanganan Covid-19 mencapai 91 persen dari total 11 tempat tidur.
Oleh karena itu,di tengah potensi kenaikan jumlah pasien Covid-19, Nina akan menyiagakan ruang cadangan sehingga total ruang perawatan mencapai 249 tempat tidur dan 15 ICU. “Ini adalah langkah-langkah persiapan dalam menghadapi lonjakan kasus di akhir tahun ini. Kami memprediksi di libur Natal dan Tahun Baru ada kenaikan kasus mencapai 20-30 persen,” ujarnya.