Jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di RS Syaiful Anwar Malang, Jawa Timur, terus bertambah. Akibatnya, hampir tidak menyisakan tempat perawatan kosong dalam waktu lama.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di RS Syaiful Anwar Malang, Jawa Timur, terus bertambah. Akibatnya, hampir tidak menyisakan tempat perawatan kosong dalam waktu lama. Begitu tempat tidur kosong sebentar, langsung terisi pasien yang sebelumnya sudah mengantre.
Kepala Bagian Humas RS Syaiful Anwar (RSSA) Donny Iryan, Senin (28/12/2020) malam, mengatakan, tingkat okupansi tempat perawatan mencapai 85 persen. Kondisi ini berlangsung sejak tiga pekan terakhir.
”Kondisi ini sudah berlangsung tiga minggu terakhir penuh. Di kisaran 85 persen okupansi. Sempat kosong tapi tidak lama, habis itu ada lagi pasien. Jadi tidak sempat jeda lama,” ujarnya melalui telepon.
Donny mengatakan tadi sekitar pukul 14.00, pihaknya mengoperasionalkan 113 tempat tidur, termasuk intensif care unit. Adapun pasien di instalasi gawat darurat yang mengantre untuk masuk ke ruang perawatan masih cukup banyak.
RSSA memiliki 83 tempat tidur dan ada tambahan 53 unit. Dari 53 unit itu, yang operasional baru 30 buah dan sisanya 23 buah masih menunggu terkait pengaturan tenaga medis.
Soal tenaga medis, menurut Donny pihaknya cukup kewalahan. Sehingga empat hari lalu RSSA membuka lowongan relawan. Mereka akan dimaksimalkan untuk pelayanan Covid-19. ”Untungnya ada 46 relawan (yang mendaftar) dengan berbagai macam latar belakang, ada yang dokter, perawat, radiografer, dan lainnya,” katanya.
Kondisi ini sudah berlangsung tiga minggu terakhir penuh. Di kisaran 85 persen okupansi. Sempat kosong tapi tidak lama, habis itu ada lagi pasien. Jadi tidak sempat jeda lama. (Dony Iryan)
RSSA sudah berkoordinasi dengan RS lapangan yang baru diresmikan pertengahan Desember. Untuk pasien bergejala ringan-sedang diarahkan ke RS Lapangan. Namun, banyak juga pasien di RS Lapangan yang kondisinya memburuk sehingga butuh perawatan intensif di RS.
Sementara itu, di Kota Pasuruan, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 setempat akan melakukan pelacakan (tracing) terhadap keluarga, menyusul terjadinya kerumuman saat prosesi pemakaman Habib Hasan bin Muhammad bin Hud Assegaf, Minggu (27/12/2020). Ribuan orang menghadiri pemakaman yang berlangsung di Masjid Jami’ Al-Anwar, Alun-alun Kota Pasuruan.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Pasuruan Kokoh Arie Hidayat mengatakan, pelacakan tidak hanya dilakukan terhadap keluarga, tetapi juga masyarakat di sekitar masjid.
”Besok kita akan lakukan tracing terhadap keluarga dan warga di sekitar masjid tempat pemakaman karena jumlah pelayat kemarin sangat besar sekali dan kita tidak tahu mereka siapa saja dan di mana tempat tinggalnya,” ujarnya, saat dihubungi dari Malang.
Menurut Kokoh pihaknya juga sudah mengingatkan keluarga agar selama menggelar doa tahlil—satu pekan ke depan—agar membatasi jumlah peserta hingga 50 persen. Begitu pula aparat sudah disiagakan untuk berjaga di lokasi.
”Nanti kalau ada kasus positif di Kota Pasuruan pasti akan kita tracing. Kita lihat apakah ada kemungkinan ke arah sana atau tidak, kluster pemakaman atau tidak,” ujarnya.
Kokoh mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah mengantisipasi kerumunan massa saat prosesi pemakaman. Tim Gugus dan aparat keamanan sudah berjaga di lokasi. Namun pelayat datang dengan jumlah besar dalam waktu bersamaan. ”Dari RS hanya mampir sebentar di rumah Habib dan orang sudah datang berbondong-bondong,” katanya.
Menurut Kokoh, prosesi pemakaman merupakan kegiatan insidentil sehingga satgas tidak bisa melakukan penyekat dan sosialisasi secara mendadak layaknya event yang sudah terjadwal.