Kasus Terus Bertambah, Warga Jawa Timur Wajib Perketat Protokol Kesehatan
Pasien positif Covid-19 di Provinsi Jawa Timur terus bertambah dan hampir seluruh rumah sakit rujukan sudah penuh sehingga di semua kabupaten/kota sudah dibuka Rumah Sakit Lapangan.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
Menurut Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak kepada pimpinan media massa di Surabaya, Minggu (27/12/2020) malam, sudah hampir tiga pekan terakhir angka pasien positif Covid-19 terus melonjak. Sekarang sehari bisa muncul 800 kasus baru di semua daerah di luar Surabaya Raya, yakni Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Kenaikan kasus tersebut rata-rata dari warga yang melakukan perjalanan ke luar daerahnya.
Berdasarkan tangkapan layar laman Jatim Tanggap Covid, pada Minggu (27/12/2018), kasus baru yang terkonfirmasi 738 orang. Kasus baru itu tersebar di 37 kabupaten kota di Jawa Timur. Kasus baru yang terkonfirmasi tertinggi berada di Kabupaten Lumajang, yakni 96 kasus, disusul Kabupaten Jember 82 kasus, dan Kabupaten Jombang 53 kasus.
Penambahan kasus baru itu membuat total pasien positif di Jawa Timur hingga Minggu kemarin mencapai 80.748 orang. Dari jumlah itu, 68.981 orang dinyatakan sembuh, 5.583 meninggal, serta 6.184 masih positif dan menjalani perawatan.
Sementara itu, untuk pemeriksaan dengan RT-PCR, totalnya mencapai 729.761 sampel. Adapun untuk surveilans serologi dengan tes cepat sebanyak 1.150.943 orang di mana 107.737 orang reaktif.
Menyikapi kenaikan jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Pemprov Jatim tengah menyiapkan tambahan tempat tidur di rumah sakit. ”Jumlahnya meningkat dari sebelumnya 6.611 tempat tidur, kini yang disiapkan menjadi 7.001 bed,” kata Khofifah.
Kecenderungan kenaikan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 juga membuat Pemprov Jatim menyiapkan 66 ruang isolasi khusus. Kenaikan dipicu libur panjang pada Oktober lalu. Selain itu, pemprov juga telah menambah rumah sakit, baik yang ada di Malang maupun di Surabaya.
Di Malang telah disiapkan RS Lapangan Boulevard. Selain itu, Pemrov Jatim juga melakukan konversi di dua rumah sakit, yakni rumah sakit paru di Jember yang akan difokuskan menangani pasien Covid-19 dan rumah sakit paru milik pemprov yang ada di Surabaya.
Kenaikan dipicu libur panjang pada Oktober lalu.
”Coba dikonversi dua rumah sakit paru yang ada di Jember dan Surabaya untuk menjadi rumah sakit fokus menangani pasien positif Covid-19,” ujar Khofifah. Dengan demikian, jika sebelumnya ada 127 rumah sakit yang disiapkan, kini menjadi 145 rumah sakit.
Sementara Pelaksana Tugas Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, untuk menekan kasus Covid-19, Pemkot Surabaya mengintensifkan pengawasan saat malam Tahun Baru. Pemkot Surabaya bersama instansi terkait juga mendirikan posko di delapan perbatasan Kota Surabaya. Warga luar kota yang tidak punya kepentingan atau urusan pekerjaan diimbau tidak ke Surabaya saat malam pergantian tahun.
Delapan pintu masuk Surabaya itu bukan ditutup total, melainkan disaring. Akan ada petugas dari dinas kesehatan di pintu masuk itu sehingga ada layanan tes cepat di sana. Bahkan warga Surabaya yang akan masuk ke kota juga diharuskan mengikuti uji usap di posko.
Untuk itu, warga yang tidak memiliki keperluan penting ke tengah kota diminta tetap berada di rumah. Apalagi kegiatan di luar termasuk pusat perbelanjaan, restoran dan kafe, khusus pada malam pergantian tahun, seluruhnya sudah berakhir pada pukul 20.00 Wib.
Penanggung Jawab RS Lapangan Indrapura Surabaya, Laksamana Pertama IDG Nalendra Djaya Iswara mengatakan dua hari belakangan pasian yang masuk ke rumah sakit itu lebih dari 300 orang. Semua pasien berasal dari luar Kota Surabaya dengan keluhan sedang dan ringan atau berstatus orang tanpa gejala (OTG).