Enam Daerah di Jateng Tutup Total Tempat Wisata Milik Pemda
Penutupan tempat wisata menjadi kebijakan pemerintah daerah guna mencegah risiko penularan Covid-19 saat liburan. Total ada 84 lokasi wisata di Jateng ditutup.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sebanyak enam kabupaten di Jawa Tengah, yakni Demak, Jepara, Kudus, Purworejo, Rembang, dan Wonogiri, menutup seluruh tempat wisata milik pemerintah setempat selama masa libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Total sebanyak 84 lokasi wisata ditutup. Kebijakan tersebut dilakukan guna mencegah penularan Covid-19.
Berdasarkan data Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng, daerah terbanyak yang menutup destinasi wisata adalah Purworejo dengan 27 lokasi, disusul Wonogiri (17 lokasi), Kudus (17), Rembang (10), dan Jepara (9). Beberapa daerah lain menutup sebagian obyek wisata milik pemda, di antaranya Kota Solo (dari tujuh lokasi, ditutup satu) dan Pemalang (dari 19 lokasi, ditutup tiga lokasi). Artinya, setidaknya 84 lokasi wisata ditutup.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng Sinoeng N Rachmadi, di Kota Semarang, Senin (28/12/2020), mengatakan, penutupan tempat wisata menjadi kebijakan pemerintah daerah guna mencegah risiko penularan Covid-19 saat liburan. ”Ini berlaku dari tanggal 24 Desember hingga 2 Januari 2021. Namun, ada sebagian yang hingga 4 Januari,” ujarnya.
Adapun dari sejumlah daya tarik wisata yang ditutup itu, sebagian di antaranya tutup khusus pada hari libur dan akhir pekan, sedangkan saat hari biasa buka kembali. Pantai Widuri, Pemalang misalnya, tutup saat akhir pekan dan hari libur, tetapi buka saat hari biasa. Sementara di Purworejo, ditutup sepenuhnya dari 24 Desember 2020 hingga Januari 2021.
Sementara itu, pada daya tarik milik swasta, imbauan diberikan kepada pengelola. ”Imbauan agar melakukan pengawasan dan seleksi terhadap wisatawan. Jadi, terbatas, kapasitas maksimal 50 persen dari normal,” lanjut Sinoeng.
Selain akan ada penindakan dari Kepolisian Daerah Jateng, ia juga mempersilakan warga untuk melapor apabila ada pelanggaran protokol kesehatan. (Sinoeng Rachmadi)
Sinoeng menambahkan, pada malam Tahun Baru 2021, seluruh hotel di Jateng telah berkomitmen meniadakan acara perayaan. Selain akan ada penindakan dari Kepolisian Daerah Jateng, ia juga mempersilakan warga untuk melapor apabila ada pelanggaran protokol kesehatan. Warga dapat melapor melalui media sosial dengan menandai (tag) akun Disporapar Jateng dan Gubernur Jateng.
Sebelumnya, dua wisatawan di Kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, diketahui reaktif tes cepat antigen pada pengetesan secara acak oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang terhadap 119 wisatawan, Sabtu (26/12/2020). Dua wisatawan disarankan untuk segera isolasi mandiri. (Kompas.id, 26/12)
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng Benk Mintosih mengatakan, dunia perhotelan dan pariwisata di Jateng membutuhkan stimulus karena sektor pariwisata akan memberi dampak ikutan (multiplier effect) yang besar.
”Di sisi lain, kami menaati ketentuan dengan sertifikasi hotel. Pada malam Tahun Baru pun kami tak akan menggelar acara perayaan Tahun Baru,” ucapnya.
Kasus Covid-19 di Jateng terus meningkat. Menurut data laman corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan pada Senin (28/12/2020) pukul 12.00, terdapat 89.695 kasus positif kumulatif dengan rincian 10.590 dirawat, 73.611 sembuh, dan 5.494 meninggal. Ada penambahan 9.039 kasus positif sejak 20 Desember 2020.
Dorong puskesmas
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menuturkan, dari hasil rapat evaluasi penanganan Covid-19, Senin (28/12/2020), pihaknya akan mendorong kekuatan di puskesmas demi menggencarkan penelusuran (tracing) kontak erat. ”Sebab, saat ini terjadi peningkatan kasus di mana-mana. Kami minta mesti ada tracing dari bawah,” ujarnya.
Ganjar juga mengimbau pasien Covid-19 yang tak bergejala (OTG) untuk mengoptimalkan isolasi mandiri terpusat yang disediakan pemerintah. Selain dapat mencegah kontak dengan keluarga di rumah, isolasi mandiri terpusat juga mengurangi keterisian RS. Dengan demikian, RS dapat dioptimalkan bagi pasien dengan gejala berat.
”Memang ada beberapa RS pada level kabupaten/kota yang kesulitan menambah jumlah tempat tidur. Maka, saya sudah sampaikan, usulkan kepada kami sehingga nanti akan kami bantu,” kata Ganjar.