Di Tengah Pandemi, Umat Kristiani di Kupang Dipanggil untuk Beramal Kasih
Umat kristiani di Kota Kupang dipanggil untuk terus saling mengasihi di tengah keterbatasan hidup akibat pandemi Covid-19. Bukan banyaknya peribadatan yang dilakukan yang utama, namun berbagi kasih dengan sesama.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS - Umat Kristiani di Kota Kupang dipanggil untuk menjalankan amal kasih bagi sesama. Di tengah keterbatasan hidup akibat pandemi Covid-19 kasih kepada orang lain akan menjadi berkah untuk sesama, bukan pada banyaknya kegiatan peribadatan di gereja. Umat tidak perlu takut atau putus asa hidup di tengah pandemi Covid-19, kekuatan keluarga kudus yang dijalankan Yosep, Maria, dan Yesus patut diteladani.
Pantauan Kompas pada kebaktian di Gereja Betel Oesapa Kota Kupang, Minggu (27/12/2020), umat Kristen tetap bersemangat hadir di gereja mengikuti ibadah. . Mereka mencuci tangan di air kran dengan sabun yang telah disiapkan panitia, melakukan pengukuran suhu tubuh, dan duduk di bangku di dalam gereja yang telah diberi jarak masing-masing 1 meter.
Ketua Sinode Gereja Kristen Injili di Timor Pdt Mery Kolimon STh ketika memimpin kebaktian itu mengatakan, Tuhan berkenan memakai manusia dalam karya keselamatan dengan melibatkan Yusuf dan Maria. Kedua orang ini dipakai Tuhan sebagai sarana menghadirkan Imanuel. Umat Kristiani dipanggil untuk menjadi kawan sekerja Tuhan dan sesama. Karena itu, orang lain bukanlah saingan apalagi musuh.
Pekan ini, selama empat hari beruntun umat Kristiani melakukan kegiatan peribadatan di gereja. Pada Kamis, 24 Desember umat melakukan ibadah malam Natal, 25 Desember sebagai hari Natal, 26 Desember diperingati sebagai Natal kedua, dan 27 Desember hari Minggu, diperingati sebagai hari Keluarga Kudus. Pada empat hari berturut-turut ini umat Kristiani menggelar 6-8 kali ibadat di gereja. Setiap kebaktian atau misa dihadiri 30-40 persen umat.
“Bukan banyaknya peribadatan di gereja (yang terpenting), tetapi amal, dan kasih sebagai umat Kristiani, di tengah masyarakat. Mari kita saling berbagi kasih di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19. Demi pelayanan kasih, umat Kristen harus peka terhadap penderitaan orang-orang sekitar tanpa membedakan suku dan agama,” kata Kolimon.
Menurut Kolimon, kegiatan rutin peribadatan di gereja bukan ukuran menghidupi nilai kasih dan kebenaran itu. Namun bagaimana umat Kristiani menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar, bukan menjadi musuh. Suami-istri, kakak-adik, teman dan tetangga adalah bagian dari keluarga Allah. Semua dipanggil untuk menghidupi nilai-nilai kasih dan kebenaran.
Bukan banyaknya peribadatan di gereja (yang terpenting), tetapi amal dan kasih sebagai umat Kristiani, di tengah masyarakat. (Mery Kolimon)
Ia mengatakan, peristiwa inkarnasi Allah menjadi manusia, diawali dari kehidupan sepasang tunangan, Maria dan Yosep, yang sedang mempersiapkan masa depan bersama. Keduanya berkomitmen menjadi suami-istri.
Namun Yosep kecewa dan sakit hati karena Maria hamil sebelum mereka nikah. Yosep diam-diam ingin memutus hubungan itu karena ia menilai, Maria telah mengkhianati cinta mereka. Tetapi dalam rencana itu, Malaikat Tuhan datang menyampaikan kepada Yosep bahwa Maria mengandung bukan karena hubungan dengan pria lain, melainkan oleh kuasa Roh Kudus. Maria mengandung seorang anak laki-laki yang akan menyelamatkan umat manusia.
Kisah tersebut mengingatkan manusia bahwa Tuhan tidak membiarkan manusia bergumul sendiri dalam setiap penderitaan hidup termasuk menghadapi pandemi Covid-19. Sering keluarga Kristiani menghadapi situasi begitu mencengangkan dan menakutkan, seperti hidup tanpa harapan sama sekali.
“Imanuel, Tuhan beserta kita. Ia tidak pernah meninggalkan umat-Nya, tidak ada alasan untuk berputus asa, kecewa, atau melakukan tindakan-tindakan di luar ketentuan sebagai pelarian. Kehadiran Tuhan itu nyata dalam kelahiran seorang anak laki-laki melalui kandungan seorang perempuan perawan. Peristiwa ini bukan prestasi manusia tetapi kehendak Tuhan,” kata Kolimon.
Kolimon mengatakan Yesus telah hadir di dunia. Ia telah berkarya menyelamatkan manusia. Apa pun masalah yang dihadapi manusia, tak dapat mengalahkan karya Tuhan. Pandemi Covid-19 dengan berbagai dampak yang ditimbulkan, tidak dapat mengalahkan kasih Tuhan bagi manusia. Imanuel ada di tengah-tengah kita, dan sedang berkarya memberdayakan manusia.
Sementara itu, Pastor Paroki Gereja Santa Maria Asumpta Kupang RD Rudy Chung Lake Pr ketika memimpin misa keempat di gereja itu menekankan iman Abraham kepada Tuhan yang begitu teguh dalam situasi dan kondisi apa pun. Kepercayaan Abraham kepada Tuhan membawa Abraham dikukuhkan sebagai bapa para bangsa.
Pada hari Minggu pertama, pascaperingatan Natal, 25 Desember, Gereja Katolik di seluruh dunia memperingati hari keluarga kudus, simbol kehadiran Bunda Maria, Santo Yosep, dan Yesus. Peringatan keluarga kudus ini sebagai pengukuhan gereja atas kekudusan keluarga-keluarga Kristiani di seluruh dunia.
“Kehidupan keluarga kudus menjadi teladan hidup para keluarga Kristiani dalam suasana suka dan duka. Kekudusan hidup berkeluarga hanya bisa diraih dengan iman yang teguh kepada Tuhan sebagaimana dijalankan keluarga kudus,” kata Rudy.
Suami –istri saling mengasihi, jujur, terbuka, saling menerima satu sama lain dalam suka dan duka, memahami karakter dan keunikan masing-masing, dan saling mendoakan. Anak-anak juga demikian. Semua perilaku orangtua menjadi teladan hidup anak-anak. Jika orangtua menanamkan kebaikan pada diri setiap anak, akan diteladani anak-anak pula.
Pada misa itu suami –istri dan anak-anak saling berpegangan tangan sambil mendaraskan doa yang isinya agar keluarga mereka senantiasi diberkati dan dilindungi Tuhan. Suasana harmonis dalam keluarga terus dibangun melalui berbagai aktivitas bersama baik sebagai suami, istri, dan anak-anak sehingga benar-benar keluarga itu menjadi contoh bagi lingkungan sekitar.
“Kekhasan keluarga Kristiani adalah saling mengampuni dan saling menerima apa adanya dalam iman akan Tuhan. Kita tidak bisa memaksakan kehendak dan mengharapkan lebih dari pasangan masing-masing. Setiap anggota keluarga tetap bersyukur atas apa yang diperoleh dan menikmati sebagai bagian dari anugerah Tuhan,” kata Rudy.