Pegawai Labkesda Cirebon Terpapar Covid-19, Deteksi Dini Terkendala
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, untuk sementara tidak beroperasi setelah seorang petugas terpapar Covid-19. Upaya deteksi dini dengan tes berisiko terkendala.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, untuk sementara tidak beroperasi setelah seorang petugas terpapar Covid-19. Upaya deteksi dini dengan tes pun terancam terkendala. Padahal, kasus penyebaran Covid-19 terus melonjak.
“Pada 28 Desember, Labkesda Kabupaten Cirebon tidak bisa memberikan pelayanan sampai didapat hasil pemeriksaan swab (tes usap) seluruh pegawai. Mudah-mudahan hanya Senin (28/12/2020) saja tidak beroperasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni, Minggu (27/12) malam.
Labkesda yang berada di belakang Kantor Dinkes tersebut tidak beroperasi sejak Minggu, setelah satu dari 30 pegawainya terpapar Covid-19. Area kantor Labkesda telah disemprot cairan disinfektan untuk sterilisasi. Seluruh pegawai juga dijadwalkan menjalani tes usap tenggorokan besok.
Belum diketahui dari mana sumber pegawai tersebut tertular virus korona jenis baru penyebab Covid-19. Namun, akibat penutupan sementara Labkesda, tes untuk mendeteksi penyebaran Covid-19 kini terkendala.
Labkesda selama ini menjadi lokasi utama untuk tes warga yang kontak erat dengan pasien Covid-19. Labkesda bisa melakukan tes terhadap 100 orang setiap hari kerja pukul 09.00–14.00. Sampel dari Labkesda lalu dibawa ke Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon untuk diperiksa dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR).
Meskipun Labkesda tidak beroperasi, menurut Eni, upaya tes dan pelacakan kasus Covid-19 tetap dilakukan di puskesmas. Apalagi, Cirebon termasuk daerah dengan jumlah tes terbanyak di Jabar bagian timur. Hingga kini, pihaknya telah melakukan 42.050 tes usap berbasis PCR. Ini hampir dua kali lipat dari target sebelumnya, yakni 22.000 tes.
Penutupan sementara Labkesda mengurangi percepatan deteksi kasus di tengah penyebaran Covid-19 yang terus meningkat. Pada Minggu saja, tercatat 113 kasus tambahan sehingga total yang terkonfirmasi positif 3.643 orang. Sebanyak 214 orang di antaranya meninggal dan 678 orang masih dirawat.
Eni menilai, lonjakan kasus masih berpotensi terjadi pascalibur Natal dan Tahun Baru 2021. Untuk itu, pihaknya telah menambah ruangan isolasi di rumah sakit. Di RSUD Waled, misalnya, ruangan isolasi ditambah dari 94 menjadi 106 tempat tidur. “Tetapi, kami kekurangan SDM (sumber daya manusia). Di RSUD Waled saja kurang 30 tenaga kesehatan. Di RSUD Arjawinangun juga begitu,” ungkapnya.
Sudah empat nakes yang meninggal dunia karena Covid-19.
Itu sebabnya, Eni mengimbau masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan menunda bepergian ke luar kota. Apalagi, lebih dari 100 tenaga kesehatan yang berjuang menangani pasien Covid-19 juga ikut terpapar. “Sudah empat nakes yang meninggal dunia karena Covid-19,” katanya.
Kepala Labaoratorium FK UGJ Cirebon Donny Nauphar mengatakan, empat petugas laboratorium kerap lembur untuk memeriksa sampel tes Covid-19. Biasanya, pihaknya memeriksa 500 sampel per hari. Adapun kapasitas pemeriksaan sampel di laboratorium itu maksimal 1.000 per hari.
“Nanti awal tahun bakal luar biasa. Bisa 1.000an sampel yang diperiksa per hari. Bulan lalu saja, kami catat rekor menerima 2.118 sampel per hari. Covid-19 semakin galak, tetapi orang tidak ada takut-takutnya,” ungkapnya.